Rasio kredit bermasalah bank umum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004 secara netto adalah maksimal sebesar 5. Semakin
kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank. Bank dengan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik pencadangan aktiva
produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank Mawardi, 2005.
3.3.1 Pengaruh Non Performing Loan NPL terhadap Rentabilitas
Kredit bermasalah mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kenaikan atau penurunan rentabilitas suatu bank. Hal tersebut telah dijelaskan oleh
beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji pengaruh kredit bermasalah terhadap rentabilitas. Adapun rasio keuangan untuk memproksikan kredit bermasalah
adalah rasio Non Performing Loan NPL. Rasio ini memperlihatkan seberapa besar kredit yang diberikan bank mengalami kemungkinan atau resiko yang
tak terbayarkan, macet, atau dengan kata lain, penurunan kualitas kredit yang diberikan kredit bermasalah. Semakin besar NPL, akan mengakibatkan
menurunnya ROA, yang juga berarti kinerja keuangan bank menurun. Begitu pula sebaliknya bila NPL turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga
kinerja keuangan bank dapat dikatakan baik. Perusahaan perbankan yang pada operasinya memberikan kredit
menganggap bahwa manajemen piutang merupakan hal yang penting karena NPL = Kredit Bermasalah x 100
Total Kredit
semakin besar piutang akan semakin besar resikonya. NPL yang tinggi tidak akan memberikan kesempatan bagi bank untuk memperoleh laba dari bunga kredit,
bahkan bank harus siap menghadapi risiko terhadap pengembalian kredit yang akan hilang. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap rentabilitas
perusahaan yang cenderung menurun. Maka dapat dikatakan bahwa NPL sangat berpengaruh terhadap rentabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Ghozali 2007, Ponco 2008, Alexiou dan Voyazas 2009, serta Akhtar dkk 2011 menunjukkan adanya pengaruh
negatif antara NPL dengan rentabilitas. Kredit bermasalah sangat mempengaruhi rentabilitas. Kredit bermasalah yang tinggi dapat mengganggu likuiditas yang
menyebabkan terkikisnya modal dan tentunya akan berdampak pada penurunan rentabilitas karena keuntungan yang berkurang akibat tidak lancarnya pelunasan
pokok dan bunga kredit. Perkasa 2007 justru tidak sesuai dengan hal tersebut di mana NPL berpengaruh positif terhadap ROA. Hapsari 2011 dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap rentabilitas suatu bank.
3.4. Tingkat Likuiditas atau