deposit ratio LDR, dan efisiensi operasional perusahaan BOPO terhadap rentabilitas ROA pada pada Bank Perkreditan Rakyat di Magelang yang
terdaftar di Bank Indonesia 33,30.
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini adalah menguraikan temuan secara keseluruhan yang telah diperoleh setelah dilakukan proses pengolahan data.
Pembahasan tersebut selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:
4.2.1 Hasil Deskriptif Data
1. Rentabilitas ROA
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa return on asset ROA tahun 2011 pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten
Magelang berada pada kriteria sangat rendabel. Kondisi tersebut antara lain disebabkan oleh tersedianya kemudahan dalam bentuk modal kerja yang
ditanamkan, dan kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Kondisi rentabilitas yang rendabel dalam penelitian ini lebih dikarenakan efisiensi operasional bank yang
tinggi rasio BOPO rendah yang menggambarkan bahwa manajemen mampu
menaikkan efisiensi penggunaan biaya salah satunya dengan pengendalian biaya serendah mungkin sehingga bank mampu menghasilkan atau memperoleh laba
secara efektif dan efisien.
2. Capital Adequacy Ratio CAR
Hasil analisis deskriptif berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa capital adequacy ratio CAR tahun 2011 pada Bank Perkreditan Rakyat di
Kabupaten Magelang berada pada kriteria modal sangat mencukupi. Kondisi tersebut lebih di karenakan kondisi ROA pada periode ini yang rendabel yang
mengindikasikan bank mampu menghasilkan laba yang besar. Laba yang besar tentunya akan berdampak pada modal yang meningkat. Selain itu kepercayaan
masyarakat yang tinggi sebagai pemilik dana terhadap bank membuat masyarakat memiliki keinginan yang lebih untuk menghimpun dananya di
bank yang pada akhirnya bank akan memiliki cukup dana untuk menjalankan
kegiatan operasionalnya. Dengan CAR tinggi diharapkan bahwa modal tersebut
mampu melindungi kepentingan stakeholder lain sebagai pemilik, dalam
menghadapi berbagai jenis risiko yang dihadapi oleh bank tersebut. Selain untuk
menyerap kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha, modal yang besar juga dapat digunakan untuk ekspansi usaha.
3. Non Performing Loan NPL