Gambar 41. Kromatogram ekstrak mangkokan
Gambar 42. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran
Gambar 43. Kromatogram ekstrak kecombrang
Gambar 44. Ko-kromatogram ekstrak kecombrang dengan standar campuran
Gambar 45. Kromatogram ekstrak kemangi
Gambar 46. Ko-kromatogram ekstrak kemangi dengan standar campuran
Kandungan flavonol dan flavone pada daun katuk dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai
berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 4.38 mg quercetin dan 146.67 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 151.05 mg.
Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 25.54 mg quercetin dan 855.23 mg
kaempferol, sehingga totalnya adalah 880.77 mg. Katuk memiliki kandungan kaempferol yang sangat tinggi diantara
semua sampel yang digunakan, sehingga total flavonol dan flavonenya menjadi jauh lebih tinggi dari sampel lainnya. Daun katuk memiliki
kandungan flavonol dan flavone hampir dua kalinya dari kenikir, yang memiliki total flavonol dan flavone ke-dua terbanyak.
Miean dan Mohamed 2001 melakukan identifikasi yang sama pada sampel daun katuk yang dibeli di daerah Malaysia. Namun hasil dari
penelitian tersebut cukup berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan kali ini. Pada penelitan Miean dan Mohamed 2001, kandungan quercetin
per 100 gram berat kering pada daun katuk yaitu sebesar 46.15 mg, sedangkan pada penelitian kali ini hanya teridentifikasi sebesar 26.22 mg.
Untuk kandungan kaempferolnya, hasilnya sangat jauh berbeda, pada penelitian ini, komponen kaempferol yang teridentifikasi per 100 gram
berat kering yaitu sebanyak 805.48 mg, sedangkan pada penelitian Miean dan Mohamed 2001 hanya teridentifiaksi sebesar 32.35 mg. Perbedaan
ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi tumbuh yang berbeda dari sampel. Pengaruh dari waktu pemanenannya dapat pula menjadi
kemungkinan perbedaan tersebut.
Gambar 47. Kromatogram ekstrak katuk
Gambar 48. Ko-kromatogram ekstrak katuk dengan standar campuran
Tabel 18. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak katuk
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
katuk mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak katuk dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 263.62018
282.35599 Luteolin
118.35878 138.39467
Quercetin 270.93846 259.90009
508.03778 Apigenin
80.74374 88.91839
Kaempferol 5375.80798
168.29596 4328.47119
7. Kedondong cina
Daun kedondong cina yang memiliki ciri-ciri tepi bergerigi dan berwarna hijau muda ini memiliki kadar air sebesar 85.43. Berdasarkan
hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada daun kedondong cina adalah sebanyak 79.06 mg100g sampel segar dan
542.61 mg100g sampel kering. Gambar 49 menunjukkan kromatogram sampel kedondong cina
hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul hanya quercetin pada menit ke-
7.595 dan kaempferol pada menit ke-16.409. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran. Hasil ko-kromatogram ektrak kedondong cina dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 50. Tabel 19
menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak kedondong cina, standar campuran, dan ekstrak kedondong cina dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavone pada daun kedondong cina dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil
sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 28.48 mg quercetin dan 23.71 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah
52.19 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan
dry basis per 100 g sampel kering adalah 195.47 mg quercetin dan 162.70 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 358.17 mg.
Kandungan flavonol dan flavone pada daun kedondong cina dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil
sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 30.02 mg quercetin dan 24.84 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah
54.86 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 206.07 mg quercetin dan
170.47 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 376.54 mg. Senyawa quercetin dan kaempferol yang terdapat dalam
kedondong cina memiliki jumlah yang tidak jauh berbeda. Kedua senyawa ini cukup banyak terkandung di dalam daun kedondong cina, sehingga
membuat kedondong cina memiliki total flavonol dan flavone yang ke- tiga terbanyak setelah katuk dan kenikir.
Tabel 19. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak kedondong cina
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
kedondong cina
mAUs Area pada
standar campuran
mAUs Area pada ekstrak
kedondong cina dengan standar
campuran mAUs
Myricetin 263.62018
244.99097 Luteolin
118.35878 128.76183
Quercetin 2170.23255 259.90009
2046.33630 Apigenin
80.74374 82.36717
Kaempferol 1063.89958
168.29596 1092.23816
8. Antanan
Tanaman antanan yang berdaun kecil, berbentuk ginjal, tepi bergerigi, dan berwarna hijau, serta batangnya yang kecil, tipis, berupa
stolon, dan saling terkait antar tanaman; memiliki kadar air sebesar 92.04. Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa
kandungan fenol pada antanan adalah sebanyak 46.32 mg100g sampel segar dan 581.95 mg100g sampel kering.
Gambar 51 menunjukkan kromatogram sampel antanan hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa
puncak flavonoid yang muncul adalah myricetin pada menit ke-4.215, quercetin pada menit ke-7.756, dan kaempferol pada menit ke-15.933.
Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Hasil ko-
kromatogram ektrak antanan dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 52. Tabel 20 menunjukkan perbandingan luasan area antara
ekstrak antanan, standar campuran, dan ekstrak antanan dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavone pada antanan dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut :
berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 0.13 mg myricetin, 12.31 mg quercetin, dan 8.57 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah
21.01 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 1.66 mg myricetin, 154.61 mg
quercetin, dan 107.61 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 263.88 mg.
Kandungan flavonol dan flavone pada antanan dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut :
berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 0.04 mg myricetin, 12.93 mg quercetin, dan 8.90 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah
21.87 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 0.52 mg myricetin, 162.48 mg
quercetin, dan 111.79 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 274.79 mg.
Miean dan Mohamed 2001 menyebutkan bahwa kandungan flavonol dan flavone yang terdeteksi pada antanan berdaun kecil
Hydrocoltyle asiatica yang ditelitinya hanyalah quercetin dan kaempferol. Hal ini agak berbeda dengan hasil yang diperoleh pada
penelitian ini, yang menggunakan antana berdaun lebar, karena pada penelitian ini, komponen myricetin terdeteksi, walaupun jumlahnya
sedikit. Perbedaan ini dimungkinkan karena jenis dari antanan yang digunakan pun berbeda.
Tabel 20. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak antanan
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
antanan mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak antanan dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 6.24205 263.62018
389.98657 Luteolin
118.35878 118.72252
Quercetin 1710.42389 259.90009
1710.22742 Apigenin
80.74374 80.41698
Kaempferol 687.21425
168.29596 729.30664
9. Pohpohan
Sayuran pohpohan yang memiliki ciri-ciri daun bertekstur yang sangat lunak, berbau harum, dan berwarna hijau ini memiliki kadar air
sebesar 91.57. Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada daun pohpohan adalah sebanyak 70.11 mg100g
sampel segar dan 831.62 mg100g sampel kering. Gambar 53 menunjukkan kromatogram sampel pohpohan hasil
analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul adalah luteolin pada menit ke-7.516,
quercetin pada menit ke-7.862, dan kaempferol pada menit ke-16.355. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan
injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Hasil ko- kromatogram ektrak pohpohan dengan standar tersebut dapat dilihat pada
Gambar 54. Tabel 21 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak pohpohan, standar campuran, dan ekstrak pohpohan dengan
standar campuran.
Gambar 49. Kromatogram ekstrak kedondong cina
Gambar 50. Ko-kromatogram ekstrak kedondong cina dengan standar campuran