Tabel 21. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak pohpohan
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
pohpohan mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak pohpohan dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 263.62018
272.25125 Luteolin 20.00885
118.35878 149.29633
Quercetin 447.36363 259.90009
609.02539 Apigenin
80.74374 81.71755
Kaempferol 22.33014
168.29596 208.18411
10. Daun ginseng
Tanaman daun ginseng yang memiliki ciri-ciri daun berbentuk oval dan berwarna hijau mengkilat ini memiliki kadar air sebesar 92.04.
Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada daun ginseng adalah sebanyak 48.91 mg100g sampel segar dan
614.50 mg100g sampel kering. Gambar 55 menunjukkan kromatogram sampel daun ginseng hasil
analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul hanya quercetin pada menit ke-7.693 dan
kaempferol pada menit ke-15.599. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran. Hasil ko-kromatogram ektrak daun ginseng dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 56. Tabel 22
menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak daun ginseng, standar campuran, dan ekstrak daun ginseng dengan standar campuran.
Gambar 53. Kromatogram ekstrak pohpohan
Gambar 54. Ko-kromatogram ekstrak pohpohan dengan standar campuran
Kandungan flavonol dan flavone pada daun ginseng dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai
berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 0.41 mg quercetin dan 3.52 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 3.93 mg.
Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 5.14 mg quercetin dan 44.19 mg
kaempferol, sehingga totalnya adalah 49.33 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada daun ginseng dengan
perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 0.24 mg
quercetin dan 3.52 mg kaempferol, sehingga totalnya 3.76 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis
per 100 g sampel kering adalah 3.04 mg quercetin dan 44.22 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 47.26 mg.
Tabel 22. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak daun ginseng
Komponen flavonoid
Area pada ektrak daun
ginseng mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak daun ginseng dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 263.62018
264.23755 Luteolin
118.35878 123.26888
Quercetin 32.07217 259.90009
309.77545 Apigenin
80.74374 84.76656
Kaempferol 276.49743
168.29596 368.37863
Gambar 55. Kromatogram ekstrak daun ginseng
Gambar 56. Ko-kromatogram ekstrak daun ginseng dengan standar campuran
11. Krokot
Krokot yang memiliki daun berwarna hijau dan agak sedikit tersamar warna kuning, dengan rasa yang agak asam dan asin, serta
batangnya yang berwarna kemerahan; memiliki kadar air sebesar 92.53. Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol
pada krokot adalah sebanyak 33.46 mg100g sampel segar dan 447.91 mg100g sampel kering.
Gambar 57 menunjukkan kromatogram sampel krokot hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa
puncak flavonoid yang muncul hanya quercetin pada menit ke-7.871. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan
injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Hasil ko- kromatogram ektrak krokot dengan standar tersebut dapat dilihat pada
Gambar 58. Tabel 23 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak krokot, standar campuran, dan ekstrak krokot dengan standar
campuran. Kandungan flavonol dan flavone pada krokot hanya diberikan oleh
kontribusi dari quercetin, yaitu sebanyak 0.30 mg quercetin100g sampel segar dan 4.05 mg quercetin100g sampel kering dengan perhitungan
menggunakan kurva standar. Kandungan flavonol dan flavone pada krokot dengan perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan
hasil sebanyak 0.14 mg quercetin100g sampel segar dan 1.83 mg quercetin100g sampel kering.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa krokot memiliki kandungan flavonol dan flavone yang paling sedikit diantara
sepuluh sampel lainnya. Total fenol pada krokot pun memiliki nilai yang terendah diantara seluruh sampel yang digunakan. Namun, bila
dibandingkan antara jumlah flavonol dan flavonenya dengan nilai total fenol, selisihnya sangat jauh. Hal ini berarti bahwa di dalam sampel
krokot memang tidak banyak mengandung komponen flavonol dan flavone, namun terdapat komponen fenolik lain yang jumlahnya cukup
banyak.