dengan perhitungan menggunakan kurva standar. Kandungan flavonol dan flavone pada bunga kecombrang dengan perhitungan menggunakan
eksternal standar memberikan hasil sebanyak 1.02 mg quercetin100g sampel segar dan 10.10 mg quercetin100g sampel kering.
Meskipun jumlah flavonol dan flavone pada bunga kecombrang merupakan yang ke-dua tersedikit, namun jumlah quercetinnya lebih
banyak dari krokot dan daun ginseng. Berdasarkan hasil kromatogram yang dapat dilihat seperti pada Gambar 40, setelah menit ke-10.115 tidak
ada lagi komponen yang terdeteksi. Hal ini berarti dalam bunga kecombrang tidak terlalu banyak mengandung komponen-komponen
seperti pada beberapa sampel lainnya. Tabel 16. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak kecombrang
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
kecombrang mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak kecombrang dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 263.62018
268.70432 Luteolin
118.35878 128.31230
Quercetin 106.70020 259.90009
466.41055 Apigenin
80.74374 88.12518
Kaempferol 168.29596
189.28723
5. Kemangi
Daun kemangi yang memiliki bau khas dan berwarna hijau ini memiliki kadar air sebesar 89.65. Berdasarkan hasil analisis total fenol,
diketahui bahwa kandungan fenol pada daun kemangi adalah sebanyak 81.18 mg100g sampel segar dan 784.32 mg100g sampel kering.
Gambar 45 menunjukkan kromatogram sampel kemangi hasil analisis dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa
semua puncak flavonoid muncul, kecuali myricetin. Puncak luteolin muncul pada menit ke-7.366, puncak quercetin pada menit ke-7.743,
puncak apigenin pada menit ke-13.667, dan puncak kaempferol pada menit ke-15.870. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut,
maka dilakukan injeksi sampel yang telah ditambahkan standar campuran. Hasil ko-kromatogram ektrak kemangi dengan standar tersebut dapat
dilihat pada Gambar 46. Tabel 17 menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak kemangi, standar campuran, dan ekstrak kemangi dengan
standar campuran. Tabel 17. Perbandingan luasan area kromatografi ektrak kemangi
Komponen flavonoid
Area pada ektrak
kemangi mAUs
Area pada standar
campuran mAUs
Area pada ekstrak kemangi dengan
standar campuran mAUs
Myricetin 263.62018
215.66397 Luteolin 85.43819
118.35878 177.28528
Quercetin 182.51761 259.90009
375.10287 Apigenin 8.57091
80.74374 84.282524
Kaempferol 143.31791
168.29596 274.83377
Kandungan flavonol dan flavone pada daun kemangi dengan
perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 2.12 mg
luteolin, 1.89 mg quercetin, 0.74 mg apigenin, dan 2.47 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 7.22 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang
diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 20.49 mg luteolin, 18.28 mg quercetin, 7.12 mg apigenin, dan 23.89 mg
kaempferol, sehingga totalnya adalah 69.78 mg. Kandungan flavonol dan flavone pada daun kemangi dengan
perhitungan menggunakan eksternal standar memberikan hasil sebagai berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 2.02 mg
luteolin, 1.77 mg quercetin, 0.55 mg apigenin, dan 2.34 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 6.68 mg. Konsentrasi flavonol dan flavone yang
diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 19.53
mg luteolin, 17.08 mg quercetin, 5.30 mg apigenin, dan 22.64 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 64.56 mg.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, kemangi merupakan sampel yang memiliki kandungan jenis flavonol dan flavone yang terbanyak.
Kemangi mengandung semua komponen flavonol dan flavone yang diidentifikasi, kecuali myricetin. Namun, walaupun jenisnya lebih
bervariasi dibandingkan sampel lainnya, jumlah flavonol dan flavone yang terdapat di dalam daun kemangi tidak terlalu banyak.
6. Katuk
Tanaman katuk yang memiliki ciri-ciri daun berbentuk oval dengan panjang sekitar 5-6 cm dan berwarna hijau tua ini memiliki kadar air
sebesar 82.85. Berdasarkan hasil analisis total fenol, diketahui bahwa kandungan fenol pada daun katuk adalah sebanyak 149.31 mg100g
sampel segar dan 870.64 mg100g sampel kering. Gambar 44 menunjukkan kromatogram sampel katuk hasil analisis
dengan HPLC. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa puncak flavonoid yang muncul hanya quercetin pada menit ke-8.110 dan
kaempferol pada menit ke-15.858. Untuk lebih meyakinkan dugaan komponen tersebut, maka dilakukan injeksi sampel yang telah
ditambahkan standar campuran. Hasil ko-kromatogram ektrak katuk dengan standar tersebut dapat dilihat pada Gambar 45. Tabel 18
menunjukkan perbandingan luasan area antara ekstrak katuk, standar campuran, dan ekstrak katuk dengan standar campuran.
Kandungan flavonol dan flavone pada daun katuk dengan perhitungan menggunakan kurva standar memberikan hasil sebagai
berikut : berdasarkan wet basis per 100 g sampel segar, yaitu 4.50 mg quercetin dan 138.14 mg kaempferol, sehingga totalnya adalah 142.64 mg.
Konsentrasi flavonol dan flavone yang diperoleh berdasarkan dry basis per 100 g sampel kering adalah 26.22 mg quercetin dan 805.48 mg
kaempferol, sehingga totalnya adalah 831.70 mg.
Gambar 41. Kromatogram ekstrak mangkokan
Gambar 42. Ko-kromatogram ekstrak mangkokan dengan standar campuran