bersikap netral, dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat tersebut sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk.
7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen
merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Para pelanggan yang
tidak puas bereaksi sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut.
8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian
Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen
menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat
diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang
memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baik dari produk tersebut kepada orang lain. Bila mereka menjual
atau menukar produk, maka ini berarti penjualan produk berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya,
terutama bila dapat merusak lingkungan. Pada akhirnya, pemasar perlu mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk
mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang- peluang yang mungkin ada.
2.4. Gaya Pengambilan Keputusan Konsumen
Gaya pengambilan keputusan merupakan salah satu pendekatan dalam proses pengambilan keputusan konsumen berdasarkan karakteristik
orientasi mental. Ada delapan model faktor yang dapat digunakan untuk menjelaskan karakteristik gaya pengambilan keputusan konsumen Sprolles
dan Kendal dalam Mokhlis et al., 2002, yaitu :
1. High-Quality Conscious Consumer
Dalam hal ini, konsumen akan melakukan pencarian terhadap produk yang memiliki mutu terbaik. Pencarian dilakukan dengan sangat hati-hati
dan sistematis. 2.
Brand Conscious Dalam hal ini, orientasi konsumen dalam berbelanja adalah membeli
produk yang lebih mahal dengan merek terkenal. Dalam hal ini, diyakini bahwa semakin tinggi harga, maka mutu produk akan semakin baik.
3. Novelty-Fashion Conscious
Dalam hal ini, konsumen menyukai produk baru dan inovatif. Konsumen tertarik untuk mencari dan mendapatkan hal baru. Konsumen selalu
mencari keragaman dan mengikuti perkembangan mode. 4.
Recreational Shopping Conscious Dalam hal ini, konsumen menganggap kegiatan berbelanja merupakan
rekreasi dan hiburan. Konsumen berpendapat bahwa berbelanja adalah aktivitas yang menyenangkan, yaitu membeli suatu produk hanya untuk
kesenangan. 5.
Price-Value Conscious Dalam hal ini, konsumen berusaha mendapatkan nilai terbaik dari uang
yang dibelanjakan, yaitu tertarik dengan harga grosir dan produk yang dijual di bawah harga normal. Sebelum memutuskan untuk membeli,
konsumen akan melakukan pencarian informasi dan membanding- bandingkan harga.
6. Impulsive
Dalam hal ini, keputusan pembelian yang dilakukan konsumen sangat dipengaruhi oleh dorongan dari situasi. Konsumen tampak tidak
mempedulikan jumlah uang yang dibelanjakan untuk mendapatkan pembelian terbaik.
7. Confused by Overchoice
Dalam hal ini, konsumen merasa terlalu banyak merek dan toko yang harus dipilih, yaitu lebih suka mencari informasi berdasarkan
pengalaman orang lain maupun pribadi. 8.
Habitual and Brand-Loyal
Dalam hal ini, konsumen memiliki merek atau toko favorit dan telah terbiasa melakukan pembelian berulang.
2.5. Pengertian Kelas Sosial