Analisis Faktor Hasil Penelitian Terdahulu

1. Kelas A+ kelas atas-atas 2. Kelas A kelas atas bagian bawah 3. Kelas B+ kelas menengah atas 4. Kelas B kelas menengah bawah 5. Kelas C+ kelas bawah bagian atas 6. Kelas C kelas bawah bagian bawah Pembagian kelas sosial biasanya disertai dengan pengelompokkan berdasarkan daya beli penghasilan individu yang disandang masing-masing kelas. Tabel berikut ini menyajikan dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan mewah dan pandangan sederhana di kota besar metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Medan. Tabel 3. Kelas sosial dan penghasilan di kota Metropolitan Penghasilan keluargabulan Kelas Pandangan Mewah Pandangan Sederhana A+ A B+ B C+ C Rp. 8 juta Rp. 6 – 8 juta Rp. 4 – 6 juta Rp. 0,7 – 4 juta Rp. 0,3 – 0,7 juta Rp. 0,3 juta Rp. 2 juta Rp. 1 – 2 juta Rp. 0,7 – 1 juta Rp. 0,3 – 0,7 juta Rp. 0,1 – 0,3 juta Rp. 100.000 Sumber : Kasali 2002

2.6. Analisis Faktor

Analisis faktor termasuk dalam statistik interdependen yang mempunyai tujuan untuk mengelompokkan data menjadi beberapa kelompok sesuai dengan saling korelasi antarvariabel. Pada aplikasi penelitian analisis faktor dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokkan individu sesuai dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas konstruk Wahana Komputer, 2005. Prinsip analisis faktor adalah mengelompokkan data berdasarkan interkorelasi antarbutir. Sebuah butir dapat dikatakan merupakan pembentuk faktor jika nilai korelasinya lebih besar sama dengan ≥ 0,5. Tujuan analisis faktor menurut Santoso 2003 pada dasarnya adalah sebagai berikut: 1. Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel, analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. 2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan interrelationship antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Arifin et al. 2002 meneliti mengenai ”Malaysian Consumers’ Decision Making Style Dimensions in Banking Services”. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dimensi-dimensi gaya pengambilan keputusan orang Malaysia dalam pelayanan yang diberikan oleh bank. Sedangkan tujuan yang spesifik dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan dimensi dari konsumen Malaysia berdasarkan gaya pengambilan keputusan mereka dalam peleyanan yang diberikan oleh bank. Total kuesioner yang terkumpul dalam penelitian ini adalah sebanyak 545 kuesioner, kemudian dianalisis dengan SPSS versi 10.0. Penelitian ini menggunakan analisis faktor yang terdiri dari 33 variabel sebagai masukannya. Berdasarkan hasil analisis faktor, gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen Bank di Malaysia dapat dibagi menjadi tujuh faktor. Faktor-faktor gaya pengambilan keputusan pembelian tersebut adalah ”habitual and quality”, ”convinience”, “services’ features”, “novelty and quality”, “habitual, brand loyal”, “confused by over choice ”, dan “price equals quality”. 2. Alatas 2005 dalam penelitiannya yang berjudul ”Segmentasi Konsumen Tas Tajur Berdasarkan Konsep Gaya Keputusan Pembelian“. Penelitian tersebut bertujuan mengidentifikasi gaya keputusan pembelian konsumen tas Tajur, menganalisis segmentasi konsumen berdasarkan gaya keputusan pembelian, dan menganalisis profil segmen konsumen tas Tajur. Penelitian ini dilakukan pada 110 responden, yang merupakan pengunjung gerai tas di kawasan Tajur. Penelitian ini dilakukan dengan field research method , menggunakan alat analisis faktor dan gerombol. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa konsumen adalah orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca majalah mode 66,4 persen, mengikuti perkembangan mode 70 persen dan menyesuaikan tas dengan busana yang dikenakan 82,7 persen. Sebagian besar pengunjung menyatakan pernah membeli tas impor 70,9 persen dan ada 40 persen konsumen yang lebih menyukai tas impor sementara 22,7 persen konsumen lebih menyukai tas lokal. Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode faktor, gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen tas Tajur dapat dibagi menjadi enam faktor. Faktor-faktor gaya pengambilan keputusan pembelian tersebut adalah : 1 memperhatikan merek dan harga yang menentukan mutu, 2 memperhatikan mode, 3 rekreasional, 4 memperhatikan mutu, 5 bingung dengan banyaknya piihan, dan 6 memperhatikan harga. Sedangkan segmentasi yang dilakukan berdasarkan gaya keputusan pembelian menghasilkan tiga segmen konsumen, yaitu : 1 konsumen royal 31 persen, 2 konsumen trendy dan memperhatikan mutu 47 persen, dan 3 konsumen perfeksionis yang peka terhadap harga 22 persen.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Daging merupakan salah satu makanan bergizi yang dibutuhkan manusia, karena selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang Astawan, 2006. Kebutuhan masyarakat akan daging sapi menyebabkan peningkatan permintaan akan daging sapi. Jumlah konsumen daging sapi pun meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk dan permintaan akan daging sapi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat para produsen berusaha untuk memenuhi permintaan pasar tersebut. Banyaknya pemasar daging sapi yang ada di Bogor, baik itu di pasar tradisional yang terdapat di Bogor maupun pada supermarket, menyebabkan persaingan antarpenjual daging sapi pun semakin meningkat. Para pemasar daging sapi segar memerlukan kemampuan dalam memperkirakan gaya pengambilan keputusan pembelian konsumen, untuk meningkatkan daya saing dan penjualan mereka. Untuk mengetahui profil konsumen dan informasi produk daging sapi segar yang dikonsumsi, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan untuk mengetahui gaya keputusan pembelian konsumen digunakan analisis faktor. Hasil dari kedua metode ini adalah profil konsumen, informasi produk daging sapi segar yang dikonsumsi, dan gaya keputusan pembelian konsumen. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi para pemasar daging sapi segar yang ada di Bogor untuk membuat rencana pemasaran untuk memuaskan konsumen yang spesifik. Kerangka pemikiran selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.