106 administrasi dan kantor lainnya. Pengadaan fasilitas penunjang dilakukan
pada awal pendirian industri. Listrik yang digunakan didapat dari PLN. Perusahaan tidak
menggunakan generator atau pembangkit listrik tambahan karena kebutuhan energi listriknya tidak terlalu besar. Perusahaan tidak
berlangganan air kepada PDAM, melainkan menggunakan pompa air bertenaga listrik. Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya jatah pengaliran
air oleh PDAM, yaitu hanya selama beberapa jam setiap harinya, sedangkan pompa air dapat selalu digunakan selama aliran listrik tidak
terganggu bahkan pada musim kemarau. d.
Rancangan teknik yang digunakan Rancangan teknik yang digunakan adalah alat pengering tipe efek
rumah kaca dengan tenaga surya dan pemanas tambahan dari tungku biomassa. Penjelasan selengkapnya diberikan pada bagian lain di bab ini.
2. Kapasitas Produksi
Kapasitas desain disesuaikan dengan kapasitas rancangan teknik digunakan. Dalam satu hari, industri dendeng jantung pisang ditargetkan
dapat memproduksi hingga 50 kg berat kering bahan atau setara dengan 500 buah kemasan 100 gram. Kapasitas alat pengering ERK dalam sekali
operasinya dapat mengeringkan 40 kg dengan hasil berat kering berkisar antara 12-13 kg. Dalam 24 jam, alat pengering dapat digunakan hingga 4
kali. Berdasarkan kapasitas alat pengering dan penggunaannya yang bisa lebih dari sekali dalam 24 jam, target tersebut dapat dipenuhi.
Akan tetapi, pasokan bahan baku yang tidak stabil, jam kerja pegawai yang terbatas, serta kinerja pegawai yang kurang optimal belum
bisa memenuhi target tersebut. Untuk membuat 1 adonan dendeng basah 20-22 kg, setidaknya dibutuhkan 30 buah jantung pisang. Jika dalam satu
bulan perusahaan hanya memasok 500 buah jantung pisang, perusahaan hanya dapat membuat paling banyak 17 adonan. Kapasitas produksi aktual
saat ini hanya mencapai 13 kg berat kering dengan penggunaan alat
107 pengering hanya sekali dalam sehari. Dengan begitu, dalam seharinya
industri ini hanya dapat memproduksi 175 buah kemasan 75 gram. Tabel 4. Data pasokan jantung pisang
Bulan Kali pengiriman
Jumlah pasokan jantung pisang Agustus 2005
5 196
September 2005 7
546 Oktober 2005
12 841
November 2005 5
1055 Desember 2005
8 746
Januari 2006 8
656 Februari 2006
13 585
Maret 2006 9
458 April 2006
11 510
3. Lokasi dan Tata Letak Produksi
a. Lokasi industri
Penentuan lokasi industri merupakan suat hal yang sangat penting dalam menganalisis kelayakan pendirian industri. Suatu lokasi industri
yang strategis dapat mendukung kelangsungan industri untuk bertahan lebih lama karena lokasi yang tepat akan membuat biaya-biaya dalam
kegiatan produksi lebih efisien. Dalam menentukan lokasi yang tepat bagi industri dibuat beberapa alternatif lokasi industri dan juga kriteria
yang mempengaruhi penentuan lokasi tersebut. Industri dendeng jantung pisang DENJAPI bertempat di
Kompleks Cipageran Indah, Kelurahan Cipageran, yang merupakan salah satu dari 4 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cimahi Utara. Lokasi
ini berada pada 6
P
o
P
52’ 10” LS dan 106
P
o
P
39’ 15” BT. Topografi dari kelurahan Cipageran berupa lembah cekungan
dengan ketinggian mencapai ± 1.040 m dpl. Daerah ini merupakan lereng kompleks Gunung Burangrang dan Gunung Tangkuban Parahu.
Walaupun sudah termasuk kedalam kawasan terbangun built up area kota Cimahi yang mencapai 80, lahan pertanian masih dominan terlihat
di sekeliling kompleks. Pemilihan lokasi industri ini memberikan beberapa keuntungan
bagi perusahaan. Beberapa aspek yang diuntungkan adalah ketersediaan
108 bahan baku, ketersediaan sarana penunjang, pangsa pasar, tenaga kerja,
dan pembuangan limbah. Untuk kebutuhan produksi, jantung pisang dibeli dari petani di
beberapa daerah di Cimahi dan sekitarnya, seperti Bandung dan Subang. Kedekatan lokasi industri dengan produsen bahan baku membantu
mengurangi biaya transportasi. Namun, pasokan bahan baku belum stabil. Terkadang dalam suatu kurun waktu tertentu pasokan melimpah,
bahkan hingga pihak perusahaan harus menghentikan pasokan untuk menghindari rendahnya kualitas bahan baku akibat dari lamanya
penyimpanan di gudang. Sering pula pasokan berhenti sama sekali sehingga kegiatan produksi pun harus dihentikan akibat tidak adanya
bahan baku. Berdasarkan data yang ada, seperti ditunjukkan oleh Tabel 5 dan
Lampiran 4, potensi bahan baku sangat besar. Jantung pisang adalah limbah bagi produsen pisang segar. Namun, belum seluruh potensi dapat
dimanfaatkan. Selain kapasitas produksi industri yang tidak terlalu besar, tidak ada produsen yang bersedia mengirimkan pasokan bahan baku
dengan stabil. Tabel 5. Produksi pisang segar bulanan dari beberapa kelompok tani di
Kabupaten Bandung
No Nama
Kelompok Tani Lokasi Luas area
ha Produktivitas
kgha Produksi
ton 1 Dago
Dago 25
1150 28.75
2 Cimeulit 1
Cimeulit 25
1080 27
3 Cimeulit 2
Kadumekar 25
1250 31.25
4 Pasirnangka Pasirnangka
25 1175
29.38 5 Puncakgelam
Cijaringao 25
1075 26.88
6 Rumalega Rumalega
25 970
24.25 7 Citamiang
Situkeruh 25
1160 29
8 Situkeruh Sinarpajar
25 1215
30.38 Total
200 1134
226.89 Sumber: Monitoring bulanan area proyek pisang SPAKU 19961997, laporan
bulan Juli 1997
Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan adalah para siswa Paket B dan Paket C dari PKBM Bina Warga. Karena jadwal sekolah
mereka yang tidak begitu padat, yaitu hanya dua hari dalam seminggu,
109 mereka memiliki waktu yang cukup luang untuk bekerja meskipun
statusnya masih pegawai honorer. Pembuangan sampah dan limbah produksi tidak terlalu sulit.
Limbah cair dibuang ke selokan karena tidak mengandung komposisi bahan kimia yang sangat berbahaya. Sampah biasanya diangkut oleh
petugas kebersihan, kecuali sampah yang berupa kelopak-kelopak bagian luar jantung pisang. Atas dasar permintaan dari beberapa orang petani
yang memiliki sawah di sekitar lokasi industri, sampah tersebut dibuang ke sawah yang mereka miliki. Diyakini bahwa kelopak-kelopak luar
jantung pisang dapat menjadi sejenis pupuk bagi padi. b.
Kebutuhan ruang Kebutuhan luas ruangan produksi tergantung kepada jumlah dan
sarana yang mendukung kegiatan produksi, seperti banyaknya mesin dan peralatan, jumlah tenaga kerja atau operator yang menangani fasilitas
produksi, dan fasilitas produksi lainnya. Dalam menentukan kebutuhan luas ruangan produksi perlu diperhatkan dimensi dari mesin atau
peralatan yang digunakan, keleluasaan pekerja untuk bergerak atau bekerja, dan pertimbangan faktor keamanan setelah proses produksi
berlangsung. Kebutuhan ruangan untuk industri dendeng jantung pisang terdiri
atas ruangan produksi dan ruangan non-produksi. Ruangan produksi merupakan ruangan tempat melakukan proses pengolahan bahan baku
sehingga menjadi dendeng jantung pisang. pada ruang produksi terdapat berbagai alat dan perlengkapan yang mendukung proses produksi.
Ruangan non-produksi adalah ruangan untuk aktivitas yang mendukung kegiatan produksi.
Luas keseluruhan lahan yang dibutuhkan adalah 107 m
P
2
P
sedangkan bangunan yang dibutuhkan seluas 68.5 m
P
2
P
. Kegiatan produksi menghabiskan lahan seluas 100.5 m
P
2
P
dan bangunan seluas 62 m
P
2
P
sedangkan ruangan untuk kebutuhan non-produksi seluas 6.5 m
P
2
P
.
110 c.
Tata letak produksi Suatu industri terdiri dari berbagai macam kegiatan yang
dikelompokkan menjadi beberapa bagian kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung kegiatan produksi tetapi dalam
derajat kedekatan yang berbeda, menurut tingkat kepentingan pada kegiatan produksi tersebut.
Area yang digunakan dibagi menjadi 3 bagian. Area pertama yang bertempat di Blok A95 digunakan untuk proses sortasi bahan baku,
pengecilan ukuran, perebusan, penjemuran, gudang penyimpanan, dan kantor. Area kedua yang bertempat di Blok A136 berjarak ± 15 m dari
arah timur area pertama digunakan untuk proses pembuatan adonan, pencetakan, penggorengan, dan pengemasan. Area ketiga berjarak ±10 m
ke arah barat dari area pertama. Area ini menggunakan bagian terluar sebuah lapangan olahraga karena area ini digunakan untuk meletakkan
alat pengering sehingga membutuhkan area yang cukup luas supaya iradiasi surya yang datang dapat secara optimal diterima oleh alat.
Pembagian area ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas pekerja. Pekerjaan yang dilakukan di area pertama
biasanya tidak diawasi sehingga para pegawai lebih sering bersantai. Selain itu, jenis pekerjaan yang dilakukan di area pertama tidak terlalu
berat, berbeda dengan pekerjaan di area kedua. Di area kedua perkerjaan diawasi langsung oleh pemiik perusahaan atau pegawai di bagian
administrasi yang dianggap lebih senior. Pengawasan ini menyebabkan pekerjaaan lebih cepat dan tepat diselesaikan.
Pengaruh yang lain adalah malasnya para pegawai untuk menjemur dendeng basah di dalam alat pengering karena letaknya yang
cukup jauh dari tempat pencetakan adonan. Selain itu, topografi menuju alat pengering agak menanjak dengan kemiringan hingga 10
P
o
P
. Sebagai akibatnya, alat pengering tidak terlalu sering terisi penuh oleh dendeng
basah karena sebagian besar dikeringkan di bawah sinar matahari langsung.
111
4. Kinerja Alat Pengering