II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja menurut Departemen Tenaga Kerja 1994 adalah jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang dapat disediakan oleh sektor
ekonomi dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kesempatan kerja ini tidak saja menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya. Sedangkan menurut
Lipsey, et al. 1995 kesempatan kerja mengandung arti tenaga kerja dewasa yang bekerja penuh waktu. Kesempatan kerja tinggi terjadi ketika kondisi
ekonomi berada pada GDP potensial. Menurut Rusli 1995, yang di dasarkan pada data sensus penduduk,
jumlah penduduk yang bekerja mencerminkan jumlah kesempatan kerja yang ada. Ini berarti bahwa kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih
terbuka, walaupun komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang ada di waktu yang akan datang.
Penggolongan lapangan pekerjaan yang biasa dipakai menurut Badan Pusat StatistikBPS dan Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas terdiri dari :
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan konstruksi
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Pengangkutan
8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
9. Jasa-jasa
Secara umum penciptaan kesempatan kerja dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu proses produksi dan pasar. Untuk adanya proses produksi diperlukan
investasi. Dan dalam produksi, masukan yang berupa bahan, energi alam, dan energi manusia, dengan menggunakan teknologi dikombinasikan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kemudian diperlukan pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kepada yang menggunakannya serta agar
produsennya memperoleh pendapatan. Selain itu, pasar diperlukan untuk menyediakan masukan bagi proses produksi Fudjaja, 2002.
Fudjaja 2002 juga menyatakan bahwa faktor produksi tenaga kerja berkualitas yang memiliki produktivitas tinggi sangat menentukan tingkat
pendapatan. Pendapatan akan memberikan efek pengganda terhadap pembangunan dalam bentuk investasi dan pengeluaran, dan keduanya
diperkirakan akan berdampak positif terhadap kesempatan kerja. Menurut Tobing 1993, ada beberapa masalah mendasar struktural yang
secara langsung mempengaruhi peningkatan kesempatan kerja yaitu : 1.
Menyangkut kebijaksanaan kependudukan. 2.
Berkaitan dengan penyebaran penduduk antara Pulau Jawa dan di luar pulau Jawa.
3. Menyangkut kualitas tenaga kerja.
4. Berkaitan dengan adanya kesenjangan antara program pendidikan dengan arah
pembangunan. 5.
Kurang berkembangnya informasi pasar tenaga. 6.
Menyangkut perkembangan di sektor formal dan informal. 7.
Menyangkut perkembangan di sektor pertanian dan industri. Menurut Simanjuntak 1998 dasar perkiraan kesempatan kerja adalah
rencana investasi dan atau target hasil yang direncanakan, atau secara umum merupakan rencana pembangunan. Tiap kegiatan mempunyai daya serap yang
berbeda akan tenaga kerja, baik dalam kualitas maupun dalam kuantitas. Daya serap tersebut berbeda secara sektoral dan penggunaan teknologi. Sektor kegiatan
yang dibangun dengan cara padat karya pada dasarnya dapat menciptakan kesempatan kerja yang relatif besar dan terlalu terikat kepada persyaratan
keterampilan yang tinggi, sebaliknya sektor atau sub sektor yang dibangun dengan cara padat modal menimbulkan kesempatan kerja yang relatif sedikit akan tetapi
dengan tenaga keterampilan yang cukup tinggi.
2.1.2. Krisis Ekonomi