Dalam rangka melihat perubahan kesempatan kerja, teknik analisis Shift Share
dibagi ke dalam tiga analisis. Ketiga analisis tersebut antara lain analisis kesempatan kerja, analisis komponen pertumbuhan wilayah serta analisis profil
pertumbuhan wilayah dan pergeseran bersih sektor-sektor perekonomian. Analisis kesempatan kerja digunakan untuk melihat perubahan kesempatan
kerja pada sektor-sektor perekonomian, sedangkan analisis komponen pertumbuhan wilayah dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan sektor-
sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di Kabupaten Bekasi. Profil pertumbuhan dan pergeseran bersih sektor-sektor perekonomian digunakan untuk
mengidentifikasikan pertumbuhan kesempatan kerja sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Bekasi.
2.3.2. Kelebihan Analisis
Shift Share
Teknik perhitungan
Shift Share memiliki kelebihan-kelebihan. Menurut
Soepono 1993 kelebihan-kelebihan dari analisis Shift Share adalah: 1.
Analisis Shift Share dapat melihat perkembangan kesempatan kerja di suatu wilayah hanya pada dua titik waktu tertentu, yang mana satu titik waktu
dijadikan sebagai dasar analisis, sedangkan satu titik waktu lainnya dijadikan sebagai akhir analisis.
2. Perubahan kesempatan kerja di suatu wilayah antara tahun dasar analisis
dengan tahun akhir analisis dapat dilihat melalui tiga komponen pertumbuhan wilayah, yakni komponen pertumbuhan regional PR, komponen
pertumbuhan proporsional PP, dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW.
3. Berdasarkan komponen PR dapat diketahui laju pertumbuhan kesempatan
kerja suatu wilayah dibandingkan laju pertumbuhan kesempatan kerja regional.
4. Komponen PP dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan kesempatan
kerja sektor-sektor perekonomian di suatu wilayah. Hal ini berarti bahwa suatu wilayah dapat mengadakan spesialisasi tenaga kerja di sektor-sektor yang
berkembang secara nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat dalam menciptakan kesempatan kerja
daripada rata-rata nasional untuk sektor itu. 5.
Komponen PPW dapat digunakan untuk melihat daya saing sektor-sektor ekonomi dalam menyerap tenaga kerja dibandingkan dengan sektor-sektor
ekonomi pada wilayah lainnya. 6.
Jika persentase PP dan PPW dijumlahkan, maka dapat ditunjukkan adanya Shift
pergeseran hasil pembangunan dalam menciptakan kesempatan kerja di suatu wilayah.
2.3.3. Kelemahan Analisis
Shift Share
Kemampuan teknik
analisis Shift Share
untuk memberikan dua indikator positif yang berarti bahwa suatu wilayah mengadakan spesialisasi tenaga kerja di
sektor-sektor yang berkembang secara nasional dan bahwa sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat dalam menciptakan
kesempatan kerja daripada rata-rata nasional untuk sektor-sektor itu, tidaklah
lepas dari kelemahan-kelemahan. Menurut Soepono 1993, kelemahan- kelemahan dari metode Shift Share adalah:
1. Analisis Shift Share tidak lebih daripada suatu pengukuran atau prosedur baku
untuk mengurangi pertumbuhan kesempatan kerja suatu wilayah menjadi komponen-komponen. Persamaan hanyalah identity equation dan tidak
mempunyai implikasi-implikasi keperilakuan. Metode Shift Share tidak untuk menjelaskan mengapa, misalnya pengaruh keunggulan kompetitif adalah
positif di beberapa wilayah, tetapi negatif di daerah-daerah lain. Metode Shift Share
merupakan teknik pengukuran yang mencerminkan suatu sistem perhitungan semata dan tidak analitik.
2. Komponen pertumbuhan regional secara implisit mengemukakan bahwa laju
pertumbuhan kesempatan kerja suatu wilayah hendaknya tumbuh pada laju pertumbuhan kerja regional tanpa memperhatikan sebab-sebab laju
pertumbuhan kesempatan kerja suatu wilayah. 3.
Kedua komponen pertumbuhan wilayah PP dan PPW berkaitan dengan hal- hal yang sama seperti perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja,
perubahan teknologi dan perubahan lokasi sehingga kesempatan kerja tidak dapat meluas.
4. Teknik analisis Shift Share secara implisit mengambil asumsi bahwa semua
tenaga kerja ditawarkan secara regional, padahal tidak semua demikian. Bila pasar tenaga kerja suatu wilayah bersifat lokal, maka tenaga kerja itu tidak
dapat bersaing dengan wilayah-wilayah lain yang menghasilkan tenaga dengan skill yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat.
2.3.4. Analisis Kesempatan