Fungsi Permintaan Akan Tenaga Kerja

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Di Indonesia semula dipilih batas umur minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih. Pemilihan 10 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda yang sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Dengan bertambahnya kegiatan pendidikan maka jumlah penduduk dalam usia sekolah yang melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang. Bila wajib sekolah 9 tahun diterapkan, maka anak-anak sampai dengan umur 14 tahun akan berada di sekolah. Dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam batas umur tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas umur minimum lebih tepat dinaikkan menjadi 15 tahun. Atas pertimbangan tersebut, Undang-undang N0. 25 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun. Dengan kata lain, sesuai dengan mulai berlakunya Undang-undang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 15 tahun keatas atau lebih Simanjuntak, 1998.

2.1.4. Fungsi Permintaan Akan Tenaga Kerja

Permintaan adalah suatu hubungan antar harga dan kuantitas. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan adalah hubungan antara tingkat upah yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja, dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan. Secara khusus permintaan akan tenaga kerja adalah jumlah maksimum tenaga kerja yang mana pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu Bellante dan Jackson, 1990. Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa. Konsumen membeli barang karena barang itu akan memberikan kegunaan baginya. Akan tetapi bagi pengusaha, mempekerjakan seseorang karena seseorang itu membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada konsumen. Pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya., artinya semakin tinggi permintaan masyarakat akan barang-barang yang dihasilkan oleh sektor ekonomi maka jumlah tenaga kerja yang diminta akan semakin meningkat dengan asumsi tingkat upah tetap. Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derived demand permintaan turunan. Gambar 1 merupakan kurva permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang, sebagai reaksi terhadap naiknya tingkat upah dari W 1 ke W 2 . Perusahaan dalam jangka pendek akan mengurangi penggunaan tenaga kerja dari N 1 ke N 1 ’. Dalam jangka panjang sementara perusahaan menggantikan modal untuk tenaga kerja perusahaan selanjutnya mengurangi tenaga kerja sampai N . Perusahaan diasumsikan pada mulanya berada dalam keseimbangan jangka pendek dengan tingkat upah pasar W 1 , dan tingkat penggunaan tenaga kerja N 1, yang ditunjukkan oleh kurva permintaan perusahaan dalam jangka pendek, VMPP 1. Asumsi lain bahwa perusahaan berada dalam keseimbangan jangka panjang yang didalamnya menghasilkan output dengan kombinasi tenaga kerja dan modal paling rendah biayanya. Sekarang misalkan tingkat upah meningkat sampai W 2 , maka dalam jangka pendek perusahaan akan menemukan bahwa biaya produksinya telah mengalami kenaikkan sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja sampai N 1 ’, sepanjang skedul VMPP-nya. Dalam jangka panjang, perusahaan lebih lanjut akan melakukan penyesuaian yaitu modal akan menggantikan tenaga kerja, sehingga jumlah tenaga kerja selanjutnya dalam jangka panjang akan berkurang sampai titik N 0. Upah W 2 W 1 D 1r VMPP 1 0 N N 1 ’ N 1 Kesempatan Kerja Sumber : Bellante dan Jackson, 1990. Gambar 1. Kurva Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek dan Jangka Panjang Keterangan : VMPP = Value Marginal Physical Product, nilai pertambahan hasil marginal dari karyawan. D n = Permintaan akan tenaga kerja W = Upah tenaga kerja N = Kesempatan kerja Ada dua hal yang patut diperhatikan : pertama, oleh karena fleksibilitas yang ditambahkan yang dimiliki perusahaan itu dalam jangka panjang D 1r , maka permintaan tenaga kerja perusahaan itu dalam jangka panjang akan bersifat lebih responsif terhadap perubahan suatu tingkat upah, dalam hal ini memperlihatkan perubahan yang lebih besar dalam jumlah permintaan tenaga kerja dibandingkan permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek VMPP seperti tertera dalam skedul. Kedua, suatu perusahaan yang berada pada keseimbangan jangka panjang haruslah juga berada pada keseimbangan jangka pendek. Oleh karena kurva permintaan jangka panjang menunjukkan jumlah tenaga kerja yang digunakan sehingga menempatkan perusahaan itu pada keseimbangan jangka panjang, maka merupakan suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal bahwa setiap titik pada kurva permintaan jangka panjang harus mempunyai kurva permintaan jangka pendek skedul VMPP yang melewatinya. Hanya kurva permintaan jangka pendek, VMPP 1 yang diperlihatkan pada Gambar 1. Kurva itu adalah skedul VMPP yang dihubungkan dengan jumlah modal yang dimiliki oleh perusahaan dalam keseimbangan berjangka panjang semula. Begitu perusahaan melakukan perubahan terhadap jumlah modal yang digunakannya, maka skedul VMPP mengalami pergeseran pula Bellante dan Jackson, 1990. Kurva permintaan tenaga kerja bagi pasar tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 2. Permintaan pasar akan tenaga kerja didapatkan dengan cara menambahkan pada setiap kemungkinan tingkat upah, jumlah tenaga kerja yang diminta oleh setiap industri di pasar. Upah Upah Upah Upah S W S W S W S W D 1 D 2 D 3 D 1+2+3 N N N N Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja Kesempatan Kerja Industri 1 Industri 2 Industri 3 Pasar Sumber : Bellante dan Jackson, 1990. Gambar 2. Terbentuknya Permintaan dan Penawaran Pasar Tenaga Kerja dengan Penentuan Tingkat Upah Pasar Gambar 2 menjelaskan bahwa kurva permintaan industri adalah D1, D2, dan D3. Tingkat upah pasar W ditentukan oleh interaksi permintaan pasar D1+D2+D3 dan penawaran pasar tenaga kerja S. Dengan menggabungkan permintaan tanaga kerja pasar dan penawaran tenaga kerja pasar, hal itu memungkinkan terbentuknya keseimbangan tingkat upah. Keseimbangan tingkat upah adalah tingkat upah dimana jumlah tanaga kerja yang diminta sama dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Bagi setiap industri jumlah tenaga kerja yang diminta pada tingkat upah W dapat ditentukan dari kurva permintaan industri secara individual. Oleh karena itu, semua perusahaan dalam ekonomi menghadapi suatu penawaran tenaga kerja yang elastis sempurna pada tingkat upah W. Setiap perusahaan selalu memberikan reaksi terhadap tingkat upah yang ditentukan pasar dengan cara menggunakan jumlah tenaga kerja yang memaksimalkan keuntungan Bellante dan Jackson, 1990.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu