2. Pemodelan Fungsi Tujuan
Produksi CPO Crude Palm Oil tidak akan terlepas dari bahan baku utamanya yaitu tandan buah segar TBS. Rangkaian kegiatan produksi
CPO diawali
dari kegiatan
di kebun
kegiatan tanaman
untuk menghasilkan TBS, kegiatan pemenuhan bahan baku dengan cara
melakukan pembelian TBS dari pihak lain kebun plasma, sampai pengolahan di pabrik. Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk
menghasilkan CPO sebanyak-banyaknya. Dengan demikian yang akan menjadi prioritas utama dalam penyusunan model fungsi tujuan adalah
memaksimalkan produksi CPO. Keterkaitan antara proses untuk menghasilkan TBS di kebun dengan
proses produksi di pabrik untuk menghasilkan CPO sangat erat. Bagian kebun bertanggung jawab untuk menyediakan bahan baku utama yaitu TBS,
sedangkan pabrik merupakan tempat untuk mengolah TBS menjadi CPO dimana di pabrik diusahakan agar kehilangan minyak yang diakibatkan oleh
proses produksi dapat ditekan sekecil mungkin. Rendemen biasanya digunakan sebagai indikator keberhasilan produksi bagi sebuah pabrik
CPO. Faktor rendemen dan mutu CPO yang dihasilkan tidak akan terlepas dari peranan penanganan di kebun untuk menghasilkan bahan baku
utamanya yaitu TBS. Rendemen yang tinggi selain disebabkan karena faktor penanganan di kebun juga dipengaruhi oleh perlakuan di pabrik
dalam mengolah TBS menjadi CPO khususnya yaitu kinerja dari mesin- mesin produksi.
Penurunan rendemen karena penanganan di kebun umumnya disebabkan oleh tidak diperhatikannya kematangan tandan buah segar saat
dipanen, sehingga buah yang seharusnya belum boleh dipanen terbawa. Hal ini disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu kurangnya pengetahuan dari
pekerja panen dan yang kedua adalah para pemanen sudah mengetahui kriteria panen yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi karena adanya target
upah yang diharapkan para pemanen tidak mengindahkan kriteria tersebut tetapi mereka hanya berorientasi pada jumlah yang dihasilkan.
Penurunan kualitas
atau mutu
CPO dapat
disebabkan oleh
keterlambatan pemanenan dan pengangkutan tandan buah segar. Oleh karena itulah, pabrik harus memiliki tenaga kerja panen dan pengangkutan
yang cukup, khususnya untuk menghadapi datangnya panen raya. Selain itu, perusahaan juga harus menghindari adanya pencurian tandan buah segar
dari pihak lain. Dalam rangka mencapai produksi CPO yang maksimal pabrik kelapa
sawit PT. Andira Agro menetapkan beberapa sasaran teknis dan finansial yang disesuaikan dengan sumberdaya dan kemampuan teknis yang tersedia
di perusahaan. Penggunaan biaya yang tinggi dalam memproduksi per ton CPO menandakan kegiatan produksi yang dilakukan di pabrik kurang
efisien. Dengan demikian, pada kendala sasaran finansial diupayakan agar penyimpangan yang terjadi di atas sasaran seminimal mungkin atau
mendekati sasaran yang ingin dicapai. Dalam model optimasi, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
dinotasikan ke dalam bentuk variabel, yaitu variabel deviasional misalnya DA dan DB. Variabel deviasional ini berfungsi untuk menampung
penyimpangan atau deviasi yang terdapat pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. Setiap penyimpangan
harus dibuat minimum dengan mengupayakan nilai ruas kiri persamaan mendekati nilai ruas kanannya. Oleh karena itu, variabel deviasional harus
diminimumkan dalam fungsi tujuan. Pemodelan fungsi tujuan dilakukan untuk mendapatkan hasil
optimasi yang mendekati nilai sasaran yang diinginkan. Dalam penyusunan fungsi tujuan, dimana alternatif tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil
optimasi produksi CPO yang optimal. Fungsi tujuan yang digunakan, bertujuan untuk meminimalkan variabel deviasional dari setiap sasaran
yang ingin dicapai. Proses produksi dilakukan di pabrik dan berproduksi berdasarkan
target yang ditetapkan oleh perusahaan. Disini nantinya dilihat seberapa besar produksi optimalnya berdasarkan nilai penyimpangannya.
Model fungsi tujuannya dapat dijabarkan sebagai berikut : MIN
w
1
DA + w
2
DB + w
3
DC + w
4
DD + w
5
DE + w
6
DF + w
7
DG + w
8
DH ....................+ w
n-1
DM + w
n
DN
Penentuan tingkat prioritas dengan mengumpulkan pendapat dari pengambil keputusan dilakukan dengan pengisian formulir yang telah
dipersiapkan. Data dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan untuk menentukan bobot prioritas dari sasaran-sasaran yang ingin dicapai dapat
dilihat pada Tabel 4. Bobot yang paling tinggi diperoleh untuk sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai dengan ketetapan persentase
rendemen sebesar 0,532 diikuti oleh sasaran minimasi biaya-biaya sebesar 0,248 ; sasaran mengantisipasi over produksi TBS 0,165 ; Sasaran
pemenuhan target produksi CPO 0,055.
Tabel 4. Bobot dan prioritas kendala sasaran.
Faktor Bobot
Prioritas
Sasaran pemenuhan target produksi CPO 0,055
4 Sasaran minimasi biaya-biaya
0,248 2
Sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai dengan ketetapan persentase rendemen
0,532 1
Sasaran mengantisipasi over produksi TBS 0,165
3 Sumber: Hasil pengolahan data
Prioritas tersebut kemudian diberikan bobot dalam koefisien fungsi tujuannya. Pengurutan prioritas tersebut adalah :
Prioritas 1 P1 = Sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai
dengan ketetapan
persentase rendemen,
yang akan
diminimumkan adalah penyimpangan bawah persamaan kendala sasaran. Tujuan peminimuman penyimpangan
bawah adalah agar TBS terolah seluruhnya sesuai ketentuan rendemen yang berlaku.
Prioritas 2 P2 = Sasaran penggunaan biaya, dimana disini akan
diminimumkan penyimpangan sasaran diatas biaya yang telah ditargetkan untuk biaya-biaya : sasaran biaya
pengolahan TBS menjadi CPO; biaya produksi TBS di kebun inti; biaya pembelian TBS dari kebun plasma.
Penyimpangan yang akan diminimumkan adalah deviasi bawah sasaran terhadap target biaya yang ditetapkan.
Prioritas 3 P3 = Sasaran
untuk mengantisipasi
terjadinya over
produksi TBS dari setiap kebun kebun inti dan kebun plasma. Penyimpangan terhadap sasaran di luar batas
toleransi tidak dikehendaki, oleh karena itu penyimpangan yang akan diminimumkan adalah penyimpangan atas dan
bawah terhadap sasaran ketersediaan bahan baku. Prioritas 4 P4 =
Prioritas ini mengarah pada sasaran pemenuhan target
produksi CPO.
Pada prioritas
ini akan
diminimumkan penyimpangan bawah deviasi bawah terhadap sasaran.
Model fungsi tujuan dengan pemberian prioritas didalamnya adalah : Minimumkan Z =
0.532DM + 0.248DB+DD+DF + 0.165DI+DJ+DK+DL + 0.055DG
C. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL