Pemodelan Fungsi Tujuan PENYUSUNAN MODEL 1. Pemodelan Kendala Sasaran

2. Pemodelan Fungsi Tujuan

Produksi CPO Crude Palm Oil tidak akan terlepas dari bahan baku utamanya yaitu tandan buah segar TBS. Rangkaian kegiatan produksi CPO diawali dari kegiatan di kebun kegiatan tanaman untuk menghasilkan TBS, kegiatan pemenuhan bahan baku dengan cara melakukan pembelian TBS dari pihak lain kebun plasma, sampai pengolahan di pabrik. Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk menghasilkan CPO sebanyak-banyaknya. Dengan demikian yang akan menjadi prioritas utama dalam penyusunan model fungsi tujuan adalah memaksimalkan produksi CPO. Keterkaitan antara proses untuk menghasilkan TBS di kebun dengan proses produksi di pabrik untuk menghasilkan CPO sangat erat. Bagian kebun bertanggung jawab untuk menyediakan bahan baku utama yaitu TBS, sedangkan pabrik merupakan tempat untuk mengolah TBS menjadi CPO dimana di pabrik diusahakan agar kehilangan minyak yang diakibatkan oleh proses produksi dapat ditekan sekecil mungkin. Rendemen biasanya digunakan sebagai indikator keberhasilan produksi bagi sebuah pabrik CPO. Faktor rendemen dan mutu CPO yang dihasilkan tidak akan terlepas dari peranan penanganan di kebun untuk menghasilkan bahan baku utamanya yaitu TBS. Rendemen yang tinggi selain disebabkan karena faktor penanganan di kebun juga dipengaruhi oleh perlakuan di pabrik dalam mengolah TBS menjadi CPO khususnya yaitu kinerja dari mesin- mesin produksi. Penurunan rendemen karena penanganan di kebun umumnya disebabkan oleh tidak diperhatikannya kematangan tandan buah segar saat dipanen, sehingga buah yang seharusnya belum boleh dipanen terbawa. Hal ini disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu kurangnya pengetahuan dari pekerja panen dan yang kedua adalah para pemanen sudah mengetahui kriteria panen yang ditetapkan oleh perusahaan tetapi karena adanya target upah yang diharapkan para pemanen tidak mengindahkan kriteria tersebut tetapi mereka hanya berorientasi pada jumlah yang dihasilkan. Penurunan kualitas atau mutu CPO dapat disebabkan oleh keterlambatan pemanenan dan pengangkutan tandan buah segar. Oleh karena itulah, pabrik harus memiliki tenaga kerja panen dan pengangkutan yang cukup, khususnya untuk menghadapi datangnya panen raya. Selain itu, perusahaan juga harus menghindari adanya pencurian tandan buah segar dari pihak lain. Dalam rangka mencapai produksi CPO yang maksimal pabrik kelapa sawit PT. Andira Agro menetapkan beberapa sasaran teknis dan finansial yang disesuaikan dengan sumberdaya dan kemampuan teknis yang tersedia di perusahaan. Penggunaan biaya yang tinggi dalam memproduksi per ton CPO menandakan kegiatan produksi yang dilakukan di pabrik kurang efisien. Dengan demikian, pada kendala sasaran finansial diupayakan agar penyimpangan yang terjadi di atas sasaran seminimal mungkin atau mendekati sasaran yang ingin dicapai. Dalam model optimasi, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dinotasikan ke dalam bentuk variabel, yaitu variabel deviasional misalnya DA dan DB. Variabel deviasional ini berfungsi untuk menampung penyimpangan atau deviasi yang terdapat pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. Setiap penyimpangan harus dibuat minimum dengan mengupayakan nilai ruas kiri persamaan mendekati nilai ruas kanannya. Oleh karena itu, variabel deviasional harus diminimumkan dalam fungsi tujuan. Pemodelan fungsi tujuan dilakukan untuk mendapatkan hasil optimasi yang mendekati nilai sasaran yang diinginkan. Dalam penyusunan fungsi tujuan, dimana alternatif tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil optimasi produksi CPO yang optimal. Fungsi tujuan yang digunakan, bertujuan untuk meminimalkan variabel deviasional dari setiap sasaran yang ingin dicapai. Proses produksi dilakukan di pabrik dan berproduksi berdasarkan target yang ditetapkan oleh perusahaan. Disini nantinya dilihat seberapa besar produksi optimalnya berdasarkan nilai penyimpangannya. Model fungsi tujuannya dapat dijabarkan sebagai berikut : MIN w 1 DA + w 2 DB + w 3 DC + w 4 DD + w 5 DE + w 6 DF + w 7 DG + w 8 DH ....................+ w n-1 DM + w n DN Penentuan tingkat prioritas dengan mengumpulkan pendapat dari pengambil keputusan dilakukan dengan pengisian formulir yang telah dipersiapkan. Data dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil perhitungan untuk menentukan bobot prioritas dari sasaran-sasaran yang ingin dicapai dapat dilihat pada Tabel 4. Bobot yang paling tinggi diperoleh untuk sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai dengan ketetapan persentase rendemen sebesar 0,532 diikuti oleh sasaran minimasi biaya-biaya sebesar 0,248 ; sasaran mengantisipasi over produksi TBS 0,165 ; Sasaran pemenuhan target produksi CPO 0,055. Tabel 4. Bobot dan prioritas kendala sasaran. Faktor Bobot Prioritas Sasaran pemenuhan target produksi CPO 0,055 4 Sasaran minimasi biaya-biaya 0,248 2 Sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai dengan ketetapan persentase rendemen 0,532 1 Sasaran mengantisipasi over produksi TBS 0,165 3 Sumber: Hasil pengolahan data Prioritas tersebut kemudian diberikan bobot dalam koefisien fungsi tujuannya. Pengurutan prioritas tersebut adalah : Prioritas 1 P1 = Sasaran pemenuhan target pengolahan TBS sesuai dengan ketetapan persentase rendemen, yang akan diminimumkan adalah penyimpangan bawah persamaan kendala sasaran. Tujuan peminimuman penyimpangan bawah adalah agar TBS terolah seluruhnya sesuai ketentuan rendemen yang berlaku. Prioritas 2 P2 = Sasaran penggunaan biaya, dimana disini akan diminimumkan penyimpangan sasaran diatas biaya yang telah ditargetkan untuk biaya-biaya : sasaran biaya pengolahan TBS menjadi CPO; biaya produksi TBS di kebun inti; biaya pembelian TBS dari kebun plasma. Penyimpangan yang akan diminimumkan adalah deviasi bawah sasaran terhadap target biaya yang ditetapkan. Prioritas 3 P3 = Sasaran untuk mengantisipasi terjadinya over produksi TBS dari setiap kebun kebun inti dan kebun plasma. Penyimpangan terhadap sasaran di luar batas toleransi tidak dikehendaki, oleh karena itu penyimpangan yang akan diminimumkan adalah penyimpangan atas dan bawah terhadap sasaran ketersediaan bahan baku. Prioritas 4 P4 = Prioritas ini mengarah pada sasaran pemenuhan target produksi CPO. Pada prioritas ini akan diminimumkan penyimpangan bawah deviasi bawah terhadap sasaran. Model fungsi tujuan dengan pemberian prioritas didalamnya adalah : Minimumkan Z = 0.532DM + 0.248DB+DD+DF + 0.165DI+DJ+DK+DL + 0.055DG

C. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL