20 rupa, sehingga data tersebut dapat dipilih dan dipergunakan bagi berbagai
kepentingan dalam suatu perencanaan dan pengambilan keputusan. Dalam SIG data disimpan dalam dua bentuk, yaitu : data spasial dan data atribut. Untuk
keperluan analisis data spasial, data atribut disimpan secara terpisah ini, kemudian diintegrasikan Macgure dan Goodchild 1991. Dengan menggunakan data yang
diperoleh dari fasilitas citra satelit, dan foto udara yang dapat dihubungkan secara langsung, maka data diperoleh dari periode tertentu pada area yang sama, dipakai
untuk mengetahui perubahan yang terjadi di rona muka bumi.
2.6. Analisis Biaya Manfaat
Budidaya laut merupakan sistem produksi yang mencakup input produksi prasarana dan sarana produksi, proses produksi sejak persiapan hingga
pemanenan dan output produksi penananganan pascapanen dan pemasaran. Orientasi budidaya laut adalah medapatkan keuntungan, sehingga merupakan
kegiatan bisnis aquacultural business atau akuabisnis, sebagai padanan agribisnis dalam bidang pertanian. Sistem akuabisnis terdiri dari beberapa subsistem
sebagaimana berlaku di agribisnis, yakni 1 subsitem pengadaan sarana dan prasarana produksi, 2 subsistem proses produksi, 3 subsistem penanganan
pascapanen dan pemasaran dan 4 subsistem pendukung. Analisis biaya manfaat Benefit-Cost Analysis, BCA dikembangkan untuk
memberi sebuah cara sistematik untuk membandingkan keuntungan dan kerugian ekonomi dari berbagai alternatif kegiatan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
analisis biaya manfaat meliputi identifikasi semua manfaat dan biaya selama jangka waktu kegiatanproyek, menjabarkan nilai-nilai manfaat dan biaya pada
periode-periode tertentu dalam satu rentang waktu, serta menghitung perbandingan antara manfaat dan biaya Mitchell 1997. Menurut Field 1994,
terdapat empat langkah dasar dalam melakukan BCA yakni: 1.
Spesifikasikan secara jelas proyek atau kegiatan yang akan dilakukan;
2. Berikan gambaran secara kuantitatif input dan output kegiatan;
3. Estimasi biaya dan manfaat sosial dari input dan output tersebut;
4. Bandingkan manfaat dan biaya tersebut.
21 Alternatif-alternatif kegiatan dari hasil langkah-langkah di atas, kemudian
disusun berdasarkan rasio manfaat-biaya Benefit-Cost Ratio. Pada umumnya para pengambil kebijakan hanya tertarik pada alternatif yang mempunyai rasio
yang lebih dari satu. Dengan kata lain, agar secara ekonomi layak, sebuah alternatif kegiatan diharapkan memberikan lebih banyak manfaat daripada biaya
yang harus dikeluarkan. Dari semua alternatif yang rasionya lebih besar dari satu BC 1, biasanya alternatif dengan rasio tertinggi cenderung dipilih.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian meliputi wilayah pesisir kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong yang secara administrasi terdiri dari 11 Desa pesisir
Gambar 2. Adapun batas laut disesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan serta aksebilitas yang terkait dengan kegiatan budidaya laut. Pengambilan data
lapang dilakukan pagi hingga siang hari pada musim peralihan yakni pada bulan Mei 2006. Lebih lanjut, kegiatan pengumpulan data sekunder, pengolahan, analisa
dan interpretasi data dilakukan pada bulan Juni 2006 sampai November 2006.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian maka dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer
mengenai potensi sumberdaya lingkungan melalui pendugaan kualitas fisik, kimia, dan biologi perairan. Data mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat dikumpulkan melalui studi dokumen, kuisioner, dan wawancara
mendalam. Sedangkan untuk data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber
yang memberikan informasi yang relevan terhadap penelitian seperti BAKOSURTANAL, BPS, BAPPEDA Kabupaten Parigi Moutong, Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Parigi Moutong, Kecamatan, dan Desa. 3.2.1. Potensi Sumberdaya Lingkungan di Wilayah Pesisir Kecamatan
Ampibabo Kualitas Perairan
Data yang diambil untuk mengetahui potensi sumberdaya lingkungan meliputi pengukuran kondisi fisik, kimia dan biologi perairan. Dalam hal ini,
pengamatan kondisi fisik, kimia dan biologi perairan dilakukan pada beberapa lokasi pengamatan. Pengukuran kualitas air dilakukan dengan pengambilan
contoh air laut pada beberapa stasiun. Penentuan titik pengamatan menggunakan teknik Sistem random sampling, dengan jarak antara stasiun pengamatan
menyesuaikan lokasi Clark dan Hosking 1986; Morain 1999. Setip lokasi