Gelombang Suhu HASIL DAN PEMBAHASAN

kecepatan arus yang ideal untuk kegiatan budidaya rumput laut yaitu antara 0.2 – 0.4 mdtk.

d. Gelombang

Berdasarkan hasil analisis data ketinggian gelombang laut yang dilakukan oleh BRKP 2002, gelombang di perairan Teluk Tomini secara umum tingginya 1 - 2 meter. Selama Musim Barat Desember-Februari, Musim Peralihan Barat ke Timur Maret-Mei, dan Musim Peralihan Timur ke Barat September- November, tinggi gelombang maksimum sekitar 1,5 meter. Sedangkan tinggi gelombang pada musim Timur Juni-Agustus adalah sekitar 2 meter. Perairan pantai kecamatan Ampibabo terletak di wilayah barat Teluk Tomini yang merupakan bagian dalam teluk, sehingga gelombang yang masuk ke dalam akan mengalami penurunan dan akan di jumpai yang jauh lebih kecil dari pada yang di dekat mulut teluk. Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei dan pemetaan Lokasi MCRMP Marine and Coastal Resources Management Project tahun 2004 di perairan Kecamatan Ampibabo Tabel 6, di peroleh tinggi gelombang maksimum pada musim timur sebesar 0.5 m dan pada musim barat setinggi 0.2700. Untuk kegiatan budidaya laut khususnya budidaya dengan sistem keramba jaring apung pengetahuan mengenai kondisi gelombang di calon lokasi budidaya penting untuk diketahui. Hal tersebut terutama untuk menjaga agar konstruksi keramba tetap kokoh atau kuat. Oleh karena itu di sarankan perairan dengan tinggi gelombang 1 meter sesuai untuk kegiatan budidaya sistem keramba apung FAO, 1986. Lebih lanjut oleh Moller 1997 dalam Beverage 1987, bahwa sebaiknya keramba dirancang dan dibangun untuk tahan terhadap kisaran perubahan cuaca yang menyebabkan perubahan tinggi gelombang permukaan air laut. Oleh karena itu, sebaiknya keramba apung dirancang untuk tahan terhadap perubahan tinggi gelombang yang mencapai 1-1.5 m. Tabel 6. Tinggi gelombang di perairan pantai Kecamatan Ampibabo Gelombang Tinggi Gelombang Maksimum Tinggi Gelombang Minimum Gelombang musim timur 0.5000 m 0.3100 m Gelombang musim barat 0.2700 m 0.2000 m

e. Suhu

Berdasarkan hasil pengamatan lapang yang dilakukan pada bulan Mei 2006 di stasiun 1 sampai 9, suhu di perairan pantai kecamatan Ampibabo berkisar antara 30.5 – 32 o C. Suhu permukaan perairan pada setiap stasiun berkisar antara 31 – 32 o C dengan rerata 31.7 o C, untuk suhu bagian tengah perairan berkisar antara 31 – 31.8 o C dengan rerata 31.2 o C, sedangkan suhu di dekat dasar perairan berkisar antara 30.5 – 32 o C. Kisaran suhu pada setiap stasiun jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. 29.5 30.0 30.5 31.0 31.5 32.0 32.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Stasiun Su h u o C Permukaan Tengah Dekat dasar Gambar 6. Suhu di perairan pantai kecamatan Ampibabo pada musim peralihan Kisaran suhu berdasarkan strata vertikal kolom air diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedalaman. Hal ini disebabkan karena variasi kedalaman pengambilan sampel air yang tidak terlalu signifikan yaitu antara 0 – 20 m. Perbedaan suhu antar stasiun juga tidak berada pada kisaran yang lebar. Kondisi ini terjadi karena lokasi pengamatan merupakan wilayah perairan yang hampir memiliki kesamaan terutama dalam hal paparan terhadap sinar matahari. Secara umum perairan di negara dengan iklim tropik seperti Indonesia tidak mempunyai fluktuasi perubahan suhu yang besar. Menurut Nontji 1993, suhu air permukaan di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28 – 31 o C. Lebih lanjut Nontji menambahkan bahwa suhu air di dekat pantai biasanya sedikit lebih tinggi dari pada di lepas pantai. Pengaruh lainnya yang menyebabkan tingginya suhu di suatu perairan adalah kedalaman serta kecepatan angin. Sedangkan dalam Boyd 1990, kisaran suhu antara 25 – 32 o C merupakan kisaran yang mendukung kehidupan organisme akuatik. Suhu dalam kegiatan budidaya perairan memiliki peran yang sangat penting, karena diperlukan suhu yang optimal untuk perkembangan dan pertumbuhan biota budidaya. Suhu yang optimal meningkatkan nafsu makan dan intake pakan sehingga mempercepat pertumbuhan biota karena akan memberikan kelancaran dan kemudahan dalam metabolisme. Dalam FAO 1989, bahwa suhu optimum untuk budidaya ikan dalam keramba jaring apung KJA bagi sebagian besar wilayah tropis berkisar 27 – 31 °C, dan akan mampu tumbuh serta menyesuaikan diri pada lingkungan dengan temperatur antara 20 – 35 o C. Bagi kegiatan budidaya rumput laut, suhu air yang optimal bagi pertumbuhannya berkisar antara 20 – 28 o C Dirjenperbud-DKP 2005, sedangkan dalam Luning 1990, menyatakan bahwa di daerah tropis rumput laut dapat tumbuh pada kisaran suhu 20 o C-30 o C, lebih lanjut Johanes dalam Hutagalung 1998, menetapkan batas ambang suhu untuk pertumbuhan alga hijau, coklat, dan merah adalah 34, 5 o C dan alga biru hijau 37 o C.

f. Substrat dasar perairan