Penataan kawasan budidaya laut

Aset Livelihood Livelihood Strategi Modal Manusia : • Keterampilan • Pendidikan dan Kesehatan Manusia : • Mempertahankan • Peningkatan keterampilan melalui pelatihan dalam hal kemampuan teknik budidaya, pengolahan, dan management kredit. • Oleh pemerintah melalui kebijakan dalam peningkatan tingkat pendidikan dan kesehatan Modal Finansial : • Ketersediaan Kredit • Tabungan dan Asuransi Finansial : Penguatan modal usaha oleh pemerintah dan perbankan Berdasarkan konsep pendekatan Sustainable Livelihood diatas, maka dapat dibuat suatu rencana pengelolaan bagi keberlanjutan matapencaharian masyarakat pesisir Kecamatan Ampibabo adalah sebagai berikut : Tabel 17. Rencana pengelolaan kawasan budidaya laut Aset Rencana Pengelolaan Pelaksana Modal Sumberdaya - Penataan kawasan budidaya laut - Menjaga keberlanjutan sumberdaya pesisir Pemerintah dan masyarakat Modal Sosial - Memperkuat kelembagaan sosial dan ekonomi seperti koperasi nelayan dan kelompok nelayan Pemerintah, masyarakat, dan swasta Modal Fisik - Pembangunan infrastruktur - Akses pasar Pemerintah, dan swasta Modal Finansial - Penguatan modal melalui pemberian kredit - Membentuk lembaga keuangan mikro - Membentuk lembaga pinjam kredit Pemerintah, swasta, dan masyarakat

4.5.1. Rencana Pengelolaan Kawasan Budidaya Laut Budidaya Rumput Laut dan Ikan Kerapu.

A. Penataan kawasan budidaya laut

Berbagai aktivitas manusia dalam pemanfaatan lahan di wilayah pesisir mulai dari kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, daerah perlindungan dan atau konservasi, pemukiman, aktivitas pelabuhan, dan industri. Setiap kegiatan tersebut mempunyai ruangnya masing-masing, sehingga apabila tidak ada suatu kebijakan penataan kawasan, maka akan berdampak kepada keberlanjutan setiap kegiatan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui kegiatan Coastal Resources Management Project MCRMP dengan melakukan rencana zonasi di lingkungan pesisir. Langkah ini merupakan cara untuk mengurangi konflik pemanfaatan yang berada di lingkungan pesisir, dengan menentukan zona untuk masing-masing kegiatan. Untuk wilayah pesisir Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, dengan panjang garis pantai 56.25 km terdapat berbagai aktivitas masyarakat yang memanfaatkan kawasan ini. Berbagai aktivitas seperti perikanan tangkap, budidaya laut, budidaya tambak, pemukiman penduduk, pelabuhan, dan rencana pembangunan industri hasil perikanan kedepannya perlu menjadi perhatian terutama dalam pengaturan penggunaan lahan. Kebijakan pemerintah untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya dan berbagai aktifitas di wilayah pesisir melalui peraturan daerah PERDA tentang tata ruang wilayah pesisir yang di dalamnya mencakup zonasi kawasan dimasa mendatang untuk segera realisisikan keberadaannya. Untuk mewujudkan suatu rencana tata ruang yang dapat diterapkan maka diperlukan pelibatan masyarakat dan segenap stakeholders dalam penyusunannya. Hal tersebut dilakukan agar didalam pelaksanaannya kelak tidak ada yang merasa diuntungkan dan atau dirugikan dengan adanya aturan yang ada, sehingga setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu kegiatan yang lainnya. Kegiatan budidaya laut merupakan salah satu kegiatan yang memanfaatakan kawasan pesisir khususnya perairan pantai. Tidak semua perairan pantai yang ada di wilayah pesisir dapat dimanfaatkan menjadi kawasan budidaya laut. Berdasarkan hasil identifikasi dan anlisis spatial yang dilakukan, beberapa perairan pantai Kecamatan Ampibabo berpotensi untuk dilakukannya budidaya rumput laut khususnya jenis Eucheuma sp dan ikan kerapu dalam keramba jaring apung. Dari hasil analisis spatial diperoleh luas total perairan potensial untuk dikembangkan sebesar 2541.035 Ha, masing-masing 1615.154 Ha untuk area budidaya ikan kerapu sistem KJA, dan 925.881 Ha untuk areal budidaya rumput laut sistem longline. Adapun beberapa hal penting lainnya yang menjadi perhatian dalam penataan kawasan budidaya laut adalah sebagai berikut : a. Pengaturan jalur pelayaran nelayan tangkap traditional Hal ini terutama untuk mencegah terjadinya konflik pemanfaatan antara nelayan budidaya dan nelayan tangkap. Kondisi tersebut pernah dialami oleh beberapa nelayan yang pernah membudidayakan rumput laut di beberapa Desa di Kecamatan Ampibabo. Lokasi budidaya laut yang umumnya dekat dengan bibir pantai dinilai sangat sesuai, selain faktor lingkungan juga menguntungkan dari aksebilitasnya. Akan tetapi lokasi-lokasi budidaya tersebut tidak menutup kemungkinan merupakan jalur pelayaran nelayan tangkap traditional. Oleh karena itu diperlukan pengaturan jalur pelayaran, sehingga jelas bagi kedua kepentingan tersebut dalam melaksanakan kegiatannya masing-masing. Pengaturan oleh pemerintah setempat mengenai hal ini, hendaknya disertai dengan sosialisasi sehingga dalam pelaksanaannya, masyarakat dan investor mengetahui dengan lokasi-lokasi yang tempat untuk aktivitas kegiatan budidaya yang aman dari jalur pelayaran. b. Kawasan budidaya laut yang terhindar dari muara-muara sungai Di wilayah pesisir pantai Kecamatan Ampibabo dijumpai beberapa jenis sungai yang sifatnya musiman. Sungai-sungai tersebut umumnya mempunyai suplai air yang relatif sedikit. Akan tetapi, pada musim tertentu atau hujan di wilayah hulu, akan dijumpai kondisi dimana air yang masuk ke sungai disertai lumpur sangat banyak, sehingga diperkirakan akan mempengaruhi kegiatan budidaya yang ada didekat muara sungai. Oleh karena itu, untuk menghindari dampak yang ditimbulkan akibat penurunan salinitas air laut serta penurunan tingkat kecerahan sehingga menyebabkan kematian pada komoditas budidaya, maka dalam arahan kawasan budidaya hendaklah jauh dari muara-muara sungai, baik sungai besar maupun kecil. c. Terhindar dari aktivitas pelabuhan dan industri perikanan Dalam merencanakan suatu kawasan budidaya laut, tidak dapat dihindari keberadaan aktivitas lain yang ada di wilayah tersebut. Memberikan ruang untuk pemanfaatan seperti pelabuhan, industri perikanan dan areal pemukiman penduduk terutama yang dekat dengan bibir pantai. Di Kecamatan Ampibabo terutama di Desa Marantale, terdapat satu tempat pendaratan ikan pelabuhan yang menjadi tempat bagi nelayan-nelayan tangkap untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Pada pagi dan sore hari aktivitas di pelabuhan ini meningkat, akan banyak kapal dan perahu nelayan yang masuk. Selain pelabuhan, di Desa Marantale juga di rencanakan akan dibangun industri pengolahan perikanan sehingga akan semakin meningkatkan aktivitas terutama lalu lintas kapal yang melewati perairan tersebut. Kedua kawasan tersebut penting menjadi perhatian, sehingga dalam pemanfaatan perairan untuk budidaya laut, untuk menghindari areal yang dekat dan masih dipengaruhi oleh kedua kegiatan tersebut. Hasil analisis potensi lahan perairan bagi kegiatan budidaya rumput laut dan ikan kerapu sistem, diharapkan dapat menjadi masukan dalam penetapan kawasan budidaya laut sebagai salah satu bagian dalam penataan wilayah pesisir dan bahkan dimasukkan ke dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Dengan adanya penataan kawasan wilayah pesisir yang didalamnya termasuk kawasan budidaya laut, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan kawasan di wilayah pesisir Kecamatan Ampibabo.

B. Menjaga Keberlanjutan Sumberdaya Pesisir