menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan sosial terhadap masyarakat.
Kenyataan menunjukkan bahwa kemiskinan tidak bisa didefinisikan secara sederhana, karena tidak hanya berhubungan dengan kemampuan memenuhi
kebutuhan material, tetapi juga sangat berkaitan dengan dimensi kehidupan manusia yang lain. Karenanya, kemiskinan hanya dapat ditanggulangi apabila
dimensi-dimensi lain itu diperhitungkan. Menurut Bank Dunia 2003, penyebab dasar kemiskinan adalah: 1 Kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal;
2 Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; 3 Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor; 4Adanya
perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung; 5 Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antara
sektor ekonomi ekonomi tradisional versus ekonomi modern; 6 Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat; 7 Budaya
hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkunganya; 8 Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik good
governance ; 9 Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak
berwawasan lingkungan.
2.4. Program Bantuan Langsung Tunai BLT
Program BLT adalah salah satu Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM. Program ini dimaksudkan
pemerintah untuk membantu warga miskin sesudah adanya kenaikan harga BBM yang berakibat terhadap kenaikan biaya hidup. Penduduk yang tergolong keluarga
18
miskin gakin dianggap layak mendapat uang tunai Rp 1,2 juta per keluarga per tahun Rp 100.000 per bulan dan diberikan melalui empat tahap.
Penyaluran BLT tahap pertama sebesar Rp 300.000 per keluarga yang dilakukan Oktober 2005 adalah dana bantuan untuk bulan Oktober, November,
dan Desember 2005. Total anggaran PKPS-BBM Rp 18,13 triliun diambil dari APBN Perubahan 2005. Program BLT tahun 2005 menyerap Rp 4,64 triliun dan
berlanjut sampai tahun 2006. Selebihnya untuk pendidikan Rp 6,27 triliun, kesehatan Rp 3,87 triliun, dan infrastruktur Rp 3,34 triliun.
Bantuan dana ini diberikan kepada 15,5 juta keluarga miskin yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka 15,5 juta itu diperoleh dari pendataan yang dilakukan
BPS bekerja sama dengan aparat pemerintah daerah, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN, dan ketua rukun tetangga RT.
Syarat mendapatkan dana bantuan langsung tunai rumah tangga harus memenuhi 14 kriteria rumah tangga miskin BPS 2005 dan rumah tangga tersebut
memenuhi minimal 8 kriteria. Adapun kriteria rumah tangga miskin tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Rumah Tangga Miskin
19
No. Variabel kemiskinan
Karakteristik Kemiskinan
1 Luas lantai bangunan tempat tinggal
Kurang dari 8 m
2
per orang 2
Jenis lantai bangunan tempat tinggal Tanahbambukayu murahan
3 Jenis dinding bangunan tempat tinggal
Bamburumbaikayu kualitas rendah tembok tanpa plester
4 Fasilitas tempat buang air besar
Tidak ada, menumpang rumah lain 5
Sumber penerangan rumah tangga Bukan listrik
6 Sumber air minum
Sumur, mata air tidak terlindung sungai air hujan
7 Bahan bakar untuk memasak
Kayu bakar arang minyak tanah 8
Konsumsi dagingayamsusuper minggu Satu kali atau dua kali seminggu
9 Pembelian pakaian baru setiap anggota
rumah tangga setiap tahun Tidak pernah membelisatu stel
10 Frekuensi makan dalam sehari
Satu kali dua kali sehari 11
Kemampuan membayar untuk berobat ke puskesmas atau dokter
Tidak mampu membayar 12
Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga
Petani dengan luas lahan kurang dari 0,5 Haburuh tani nelayan butuh bangunan
pekerjaan lainnya dengan pendapatan rumah tangga dibawah Rp. 600.000,00 per bulan
13 Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga Tidak sekolah tidak tamat SD hanya tamatan
SD 14
Pemilikan asetharta bergerak maupun tidak bergerak
Tidak punya tabungan barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,00
seperti sepeda motor kredit maupun bukan kredit, emas, perhiasan, perahu motor dan
barang modal lainnya.
Sumber : BPS 2005
2.5. Program Raksa Desa