BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Strategi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif metode survei dan metode pendekatan kualitatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
kemiskinan rumah tangga Desa Cibatok Satu, menganalisis program Bantuan Langsung Tunai BLT dan Raksa Desa yang telah berjalan dan pengaruhnya di
desa Cibatok Satu secara mendalam. Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus, dimana studi kasus yang dipilih adalah studi kasus instumental yaitu studi
kasus yang dilakukan karena peneliti ingin mengkaji atas suatu kasus khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu isu sebagai pendukung atas instrumen
untuk membantu peneliti dalam memahami konsep Bantuan Langsung Tunai dan Raksa Desa.
3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena lokasi tersebut merupakan lokasi tempat dilaksanakannya program kemiskinan Bantuan
Langsung Tunai BLT pada tahun 2005 hingga tahun 2006 dan Raksa Desa pada tahun 2004 hingga tahun 2005. Selain itu agar peneliti dapat melakukan kajian
lebih mendalam karena peneliti telah mengenal desa tersebut dengan baik. Proses penelitian ini berlangsung mulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2008.
30
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil kuesioner dan wawancara
mendalam kepada responden dan informan serta dengan melakukan observasi lapang.
1. Penyebaran kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada 40 orang responden kepala keluarga
diantaranya lima orang merangkap sebagai informan dari penerima bantuan program penanggulangan kemiskinan Bantuan Langsung Tunai
BLT dan 40 orang responden dengan lima orang diantaranya sebagai informan penerima bantuan program penanggulangan kemiskinan Raksa
Desa serta lima orang informan kunci secara sengaja. Pemilihan responden yaitu kepala rumah tangga penerima bantuan program
dilakukan dengan teknik acak terproporsi dimana, responden diambil sesuai proporsi sebaran banyaknya rumah tangga miskin dan responden
tersebut dan diambil secara acak. 2. Wawancara mendalam merupakan teknik pengambilan data dengan
melakukan percakapan dua arah dalam suasana kesetaraan dan akrab. Melakukan wawancara mendalam dimaksudkan adalah “temu muka”
berulang antara peneliti dan tineliti dalam rangka memahami pandangan tineliti mengenai hidupnya, pengalamannya ataupun situasi sosial
sebagaimana yang ia ungkapkan dalam bahasanya sendiri. Wawancara mendalam akan dilakukan kepada informan yang dipilih secara purposif
berkaitan dengan penelitian ini. Informan didapat dari teknik
31
snowballing , yaitu teknik untuk mencari nara sumber dengan cara
berantai yang dimulai dengan aparat pemerintah seperti kepala desa. 3. Pengamatan. Pengamatan dilakukan agar peneliti dapat melihat,
merasakan, dan memaknai dunia beserta ragam peristiwa dan gejala sosial didalamnya sebagaimana tineliti melihat, merasakan dan
memaknainya dan dapat memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama oleh peneliti dan tineliti.
Teknik pengumpulan data sekunder atau analisis data sekunder diperoleh dari dokumen tentang kondisi umum daerah penelitian dan data tentang tata cara
pelaksanaan program BLT dan Raksa Desa.
3.4 Teknik Analisis Data