Program Raksa Desa TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

No. Variabel kemiskinan Karakteristik Kemiskinan 1 Luas lantai bangunan tempat tinggal Kurang dari 8 m 2 per orang 2 Jenis lantai bangunan tempat tinggal Tanahbambukayu murahan 3 Jenis dinding bangunan tempat tinggal Bamburumbaikayu kualitas rendah tembok tanpa plester 4 Fasilitas tempat buang air besar Tidak ada, menumpang rumah lain 5 Sumber penerangan rumah tangga Bukan listrik 6 Sumber air minum Sumur, mata air tidak terlindung sungai air hujan 7 Bahan bakar untuk memasak Kayu bakar arang minyak tanah 8 Konsumsi dagingayamsusuper minggu Satu kali atau dua kali seminggu 9 Pembelian pakaian baru setiap anggota rumah tangga setiap tahun Tidak pernah membelisatu stel 10 Frekuensi makan dalam sehari Satu kali dua kali sehari 11 Kemampuan membayar untuk berobat ke puskesmas atau dokter Tidak mampu membayar 12 Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga Petani dengan luas lahan kurang dari 0,5 Haburuh tani nelayan butuh bangunan pekerjaan lainnya dengan pendapatan rumah tangga dibawah Rp. 600.000,00 per bulan 13 Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga Tidak sekolah tidak tamat SD hanya tamatan SD 14 Pemilikan asetharta bergerak maupun tidak bergerak Tidak punya tabungan barang yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor kredit maupun bukan kredit, emas, perhiasan, perahu motor dan barang modal lainnya. Sumber : BPS 2005

2.5. Program Raksa Desa

Program penanggulangan kemiskinan Raksa Desa adalah program penanggulangan kemiskinan dari pemerintah Daerah Jawa Barat tahun 2004. Menurut petunjuk teknis program Raksa Desa salah satu dasar hukum program Raksa Desa adalah peraturan pemerintah nomor 52 tahun 2001 tentang penyelenggaraan tugas pembantuan lembaran negara tahun 2001 nomor 77, tambahan lembaran negara nomor 4016. Sasaran dari raksa desa adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur pedesaan, meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan, meningkatnya angka melek huruf dan rata- 20 rata lama sekolah masyarakat pedesaan, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya bagi ibu hamil dan bayi. Program ini menurut undang-undang nomor 22 tahun 1999 pasal 100 dan pasal 107 ayat 1c menyatakan bahwa tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia. Untuk mewujudkan program tersebut maka rincian dari program Raksa Desa adalah 1. Aspek pendidikan dengan target angka melek huruf masyarakat harus mencapai angka 95 persen dan rata-rata lama sekolah masyarakat harus mencapai 7,9 tahun pada tahun 2004. Kegiatan pendukung bagi program tersebut adalah 1 Pemberantasan buta aksara bagi seluruh masyarakat dengan kegiatan kejar paket A, B berikut sarana dan prasarananya. 2 Pengenalan pendidikan usia 0-4 tahun di desa melalui posyandu. 3 Bantuan Prasarana dan sarana sekolah di desa, yang meliputi pemberian bantuan dana langsung kepada sekolah dasar dan SLTP di desa dan kegiatan pemberian subsidi atau beasiswa. Untuk menghindari dan menurunkan angka drop out pendidikan wajib sembilan tahun. 2. Aspek kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kematian bayi baru lahir dan angka kematian ibu. Dalam rangka pencapaian umur harapan hidup UHH 67,1 pada tahun 2008 dengan target menurunkan angka kematian ibu AKI, angka kemtian bayi AKB, angka kemtian Balita AKABA dan angka kematian kasar AKK. Maka kegiatan yang mendukung tujuan tersebut adalah 1 Peningkatan fungsi PUSKESMAS untuk dapat melayani pelayanan kegawat daruratan dasar kebidanan 21 PONED. 2 Peningkatan pembangunan sarana sanitasi dasar berdasarkan masalah kesehatan di desa. 3 Pelayanan kegiatan dasar Imunisasi, penanggulangan diare, pemberian vitamin A, dan lain-lain. 4 Penempatan program pendidikan Dokter spesialis di PUSKESMAS terpilih. 3. Aspek daya beli masyarakat yaitu dengan meningkatkan aktivitas ekonomi yang berkembang di lingkungan terdekat. Faktor keterkaitan ekonomi dengan pihak luar penting untuk meningkatkan produksi desa dan produktivitas masyarakat. Untuk itu kegiatan yang dilakukan dalam aspek daya beli adalah 1 Kegiatan penyediaan modal bagi usaha kecil dan menengah potensial. 2 Kegiatan penguatan keterkaitan usaha kecil dan menengah desa. 3 Kegiatan peningkatan bantuan teknis bagi usaha kecil dan menengah di desa. 4. Aspek sarana dan prasarana dasar adalah peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dengan penyediaan fasilitas yang utama seperti jalan, air bersih, sanitasi, listrik, dan telekomunikasi. Target untuk tahun 2004 semua desa Jawa Barat teraliri listrik. Untuk itu kegiatan yang mendukung diantaranya 1 kegiatan peningkatan penyediaan air bersih dan sanitasi pedesaan. 2 kegiatan penyediaan sambungan listrik pedesaan. 3 kegiatan peningkatan saluran irigasi pedesaan. 4 Kegiatan peningkatan sarana perhubungan. 5 Kegiatan peningkatan pasar desa dan kegiatan ekonomi desa lainnya pinjaman dan lainnya. Program ini memiliki dana Rp. 100.000.000,00 per desa dengan alokasi 60 persen untuk kegiatan Kesehatan, Pendidikan dan prasarana sedangkan 40 22 persen untuk kegiatan daya beli masyarakat. Program tersebut harus dilaksanakan dengan tramsparan, menggunakan pendamping atau fasilitator, terdapat pemantauan kegiatan oleh satuan pelaksana, dan pertanggungjawaban secara teknis administratif, transparan, dan partisipatif.

2.6. Kerangka Pemikiran Konseptual

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

8 128 118

Evaluasi Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

0 33 104

Hubungan Antara Karakteristik, Tingkat Pendapatan dan Interaksi Sosial pada paemuda Sirkulator ( Kasus Desa Cibatok II Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor Jawa Barat)

0 8 74

Analisis gender pada program embangunan pertanian (Kasus Program P4k Dan Slpht di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 89

Kajian pola dan struktur tata ruang perdesaan (studi kasus desa Cibatok satu, kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor)

0 9 98

Tingkat Kelembagaan Makanan Pokok Non Beras pada Masyarakat Pedesaan (Kasus masyarakat Desa Cibatok Satu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 258

Analisis Efektifitas Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) di Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura Halaman Awal

0 0 16

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 34

Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan (Studi Implementasi Program Bantuan Langsung Tunai/BLT Kecamatan Medan Belawan)

0 0 12

Evaluasi program bantuan langsung tunai [BLT] : studi kasus di Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Jawa Tengah - USD Repository

0 2 134