Latar Belakang Aspek Hukum Pidana Korporasi Dalam Peristiwa Lumpur Panas Di Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas korporasi telah merambah seluruh sektor kehidupan masyarakat. Sektor pertanian, kehutanan, pertambangan, perbankan, otomotif, elektronik, dan hiburan adalah beberapa sektor dimana korporasi banyak bergerak didalamnya. Setiap saat banyak produk-produk yang bermunculan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan manusia, mulai dari produk yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari hingga produk untuk kepentingan investasi yang merupakan produk dari korporasi. 1 Perkembangan korporasi yang semakin pesat saat ini, telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. Terlepas apakah pengaruh tersebut positif ataupun negatif, keberadaan korporasi telah berkontribusi dalam perubahan tatanan kehidupan masyarakat. Korporasi banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan suatu negara, terutama dalam bidang ekonomi, misalnya pemusknan dalam bentuk pajak maupun devisa. Pengaruh positif seperti ini tentu saja tidak perlu dipermasalahkan. 2 Realitas yang terjadi justru sebaliknya. Banyak dari pengaruh tersebut yang merugikan masyarakat secara luas maupun anggota masyarakat secara individual. Misalnya, kerugian masyarakat akibat kerusakan lingkungan yang terjadi karena perusahaan telah membuang limbah secara sembarangan; atau terjadinya pencemaran laut karena tumpahan minyak dari kapal tangki minyak; 1 Setiyono,2005 Kejahatan Korporasi : Analisis Viktimologis dan Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia , Bayumedia Publshing, Malang, hal 1 2 Ibid. Universitas Sumatera Utara atau tercemarnya atmosfer dan sekaligus terjadinya kematian massal akibat kebocoran pipa gas karena kelalaian petugas pengawas dari perusahaan gas yang bersangkutan; atau terjadinya kerugian masyarakat sebgai akibat mengkonsumsi obat yang dibuat oleh suatu perusahaan farmasi yang menimbulkan cacat jasmani, bahkan kematian massal bagi konsumennya. 3 Ambruknya bangunan bertingkat atau jembatan sebagai akibat kesalahan perusahaan kontraktor yang membangun bangunan atau jembatan tersebut, atau terjadinya keracunan pada konsumen perusahaan air minum oleh air yang tidak bersih karena proses pembuatannya yang tidak baik; kerugian juga dapat timbul akibat kelalaian perusahaan transporasi, misalnya pabrik pesawat terbang, yang memproduksi persawat terbang yang cacat secara teknis sehingga ketika pesawat itu diterbangkan mengalami crash dan banyak penumpang yang meninggal dunia; atau perusahaan bus atau perusahaan kapal laut yang tidak secara teratur melakukan pemeriksaan kelaikan alat transportasi tersebut sehingga menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan ratusan bahkan ribuan penumpangnya meninggal dunia; atau pegawai perusahaan kereta api yang karena kelalaliannya telah menimbulkan tabrakan kereta api yang mengakibatkan ratusan pernumpangnya menemui ajal, dan masih banyak lagi contoh lainnya. 4 Harkristuti Harkrisnowo sebagaimana dikemukakan oleh Mahmud Mulyadi dalam Tesisnya juga menyatakan bahwa pesatnya perkembangan dinamika kehidupan telah melahirkan perkembangan kejahatan yang terjadi didalam masyarakat. Dewasa ini pola kejahatan yang terjadi dalam masyarakat 3 Sutan Remy Sjahdeini,2007,Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Grafiti Pers, Jakarta, hal. 1. 4 Ibid , Hal 1-2. Universitas Sumatera Utara telah dibungkus oleh kemajuan teknologi, apalagi pelakunya tidak lagi dilakukan secara individual, melainkan sudah berkelompok dalam suatu organisasi corporate berupa badan-badan usaha dalam dunia bisnis. Kejahatan ini mempunyai dampak yang tidak langsung dirasakan oleh masyarakat, namun kerugian yang diakibatkan oleh kejahatan korporasi ini lebih besar dan lebih berbahaya dibandingkan dengan kejahatan individual. 5 Andi Hamzah mengemukakan bahwa korporasi sebagai subyek tindak pidana masih merupakan hal yang baru . Korporasi sebagai subyek tindak pidana, terutama berkembang dengan adanya kejahatan yang menyangkut korporasi sebagai subjek tindak pidana, yang disebabkan adanya pengaruh perkembangan dunia usaha nasional yang demikian pesat. Di Indonesia dalam perundang- undangannya baru muncul dan dikenal badan hukum korporasi sebagai subjek tindak pidana pada tahun 1951 yaitu dalam Undang-undang Penimbunan Barang- barang dan mulai dikenal secara luas dalam Undang-undang No. 7 Drt. Tahun 1955 tentang Tindak Pidana Ekonomi. Kondisi inilah yang akhirnya melatarbelakangi terjadinya pergeseran pemahaman didalam hukum pidana, terkait dengan keberadaan korporasi sebagai subyek tindak pidana. 6 Muladi dalam makalahnya sebagaimana dimuat dalam bukunya bersama Dwija Prijatno menyatakan bahwa keraguan pada masa lalu untuk menempatkan korporasi sebagai subjek hukum pidana yang dapat melakukan tindak pidana dan sekaligus dapat dipertanggungjawabkan dalam hukum pidana sudah bergeser. 5 Mahmud Mulyadi, 2001, Tesis : Proses Pembuktian dan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup Studi Kasus Pencemaran Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara , Medan, hal 1. 6 Muladi Dwija Prijatno, 1991, Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana, Sekolah Tinggi Hukum Bandung, Bandung, hal 4. Universitas Sumatera Utara Doktrin universitas delinquere non potest atau societas delinquere non potest Badan-badan hukum tidak dapat melakukan tindak pidana, sudah mengalami perubahan sehubungan dengan diterimanya konsep pelaku fungsional functioneel dadeschap 7 Peristiwa bermula pada tanggal 28 Mei 2006, sekitar pukul 22.00 terjadi kebocoran gas hidrogen sulfida H2S di areal ladang eksplorasi gas Rig TMMJ 01, lokasi Banjar Panji perusahaan PT. Lapindo Brantas Lapindo di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kebocoran gas tersebut Rolling menyatakan, sebagaimana dikutip oleh AZ.Abidin dalam bukunya Bunga Rampai Hukum Pidana, bahwa pembuat delik memasukkan korporasi ke dalam ”functional daderschap”, oleh karena korporasi dalam dunia modern mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi yang mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai pemberi kerja, produsen, penentu harga, pemakai devisa dan lain-lain. Berdasarkan realitas diatas, keberadaan korporasi yang memiliki peran sangat strategis dan berpengaruh dalam dinamika kehidupan masyarakat maka, mendudukkan korporasi sebagai subjek pembahasan dalam hukum pidana menjadi hal yang penting pula untuk dikedepankan. Peristiwa yang saat ini tengah menjadi sorotan dalam kaitannya dengan dugaan adanya tindak pidana korporasi adalah peristiwa keluarnya lumpur panas di Sidoarjo yang diduga merupakan efek dari aktivitas korporasi dibidang pertambangan yang dilakukan oleh PT. Lapindo Brantas. 7 Ibid, hal. 7. Universitas Sumatera Utara berupa semburan asap putih dari rekahan tanah, membumbung tinggi sekitar 10 meter. 8 Semburan lumpur yang awalnya dianggap peristiwa biasa ini ternyata membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur , antara lain sebagai berikut : 9 1 Lumpur menggenangi duabelas desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulan Agustus 2006 , luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desakelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur. 2 Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang. 3 Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini. 8 http:www.wikipedia.org terakhir kali diakses tanggal 12 Agustus 2008 9 http:www.wikipedia.org terakhir kali diakses tanggal 12 Agustus 2008 Universitas Sumatera Utara 4 Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja. 5 Tidak berfungsinya sarana pendidikan SD, SMP, Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur jaringan listrik dan telepon. 6 Rumahtempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170, sekolah 18 7 sekolah negeri, kantor 2 Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo, pabrik 15, masjid dan musala 15 unit. 7 Kerusakan lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan 8 Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, General Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US 70 juta sekitar Rp 665 miliar untuk dana darurat penanggulangan lumpur. 9 Akibat amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milik PDAM Surabaya patah. 10 Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam. 11 Ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan jalur Waru-tol-Porong. Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya- Malang dan Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Universitas Sumatera Utara Jawa. Ini berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. 12 Tak kurang 600 hektar lahan terendam. 13 Sebuah SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat difungsikan. Selain lingkungan fisik yang rusak, kesehatan warga setempat juga terganggu. Lily Pudjiastuti, anggota tim ahli ITS yang membidangi penanganan lingkungan menyatakan bahwa lumpur panas di Sidoarjo bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan dan iritasi kulit. Dia menjelaskan lumpur tersebut juga mengandung bahan karsinogenik yang, bila menumpuk di tubuh, bisa menyebabkan penyakit serius seperti kanker. Selain itu, jika masuk ke tubuh anak secara berlebihan, bisa mengurangi kecerdasan. Lily mengatakan, berdasarkan analisis sampel air di tiga lokasi berbeda, dari 10 kandungan fisika dan kimia yang dijadikan parameter, 9 di antaranya telah jauh melampaui baku mutu limbah cair sesuai dengan surat keputusan Gubernur Jawa Timur. Kandungan logam berat Hg, misalnya, mencapai 2,565 mgliter Hg. Padahal, baku mutunya hanya 0,002 mgliter Hg . 10 Selain panas, dari uji laboratorium terdapat kandungan bahan beracun dan berbahaya B3 yang melebihi ambang batas. Sampel lumpur yang diambil 5 Juni dan dianalisis oleh laboratorium uji kualitas air Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Jawa Timur terdapat fenol. Guru Besar Kesehatan Lingkungan Fakultas 10 Koran Tempo, 16606 Universitas Sumatera Utara Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Prof Mukono menjelaskan, fenol berbahaya untuk kesehatan. Kontak langsung di kulit dapat membuat kulit seperti terbakar dan gatal-gatal. Efek sistemik atau efek kronis bisa disebabkan fenol masuk ke tubuh melalui makanan. Efek sistemik fenol, kata Mukono, bisa menyebabkan sel darah merah pecah hemolisis, jantung berdebar cardiac aritmia, dan gangguan ginjal . 11 Ivan V. Ageung, Manajer Pengembangan Hukum dan Litigasi WALHI, menyatakan bahwa dilihat dari sudut pandang lingkungan hidup, tragedi lumpur panas PT. Lapindo Brantas dinyatakan sebagai kejahatan korporasi, dengan unsur- unsur yang telah ditetapkan dalam Bab IX Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No.231997, telah diatur sanksi pidana penjara dan denda terhadap badan hukum yang melakukan pencemaran. Pada pasal 46 UU No.231997 dinyatakan bila badan hukum terbukti melakukan tindak pidana, maka sanksinya dijatuhkan selain terhadap badan hukum, juga terhadap mereka yang memberi perintah atau yang menjadi pemimpin dalam perbuatan tersebut, tegas Ivan V Ageung. 12 Berdasarkan realitas diatas, maka perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut mengenai fenomena lumpur panas di Sidoarjo dalam kaitannya dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap beberapa peraturan perundang-undangan yang didalamnya memuat aspek-aspek pidana korporasi. Untuk itulah dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang ”ASPEK HUKUM PIDANA KORPORASI DALAM PERISTIWA LUMPUR PANAS DI SIDOARJO ”. 11 Kompas, 19606 12 http:www.walhi.or.id terakhir kali diakses tanggal 12 Agustus 2008 Universitas Sumatera Utara B. PERUMUSAN MASALAH Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana konsep pertanggungjawaban korporasi dalam hukum pidana? 2. Apakah didalam peristiwa lumpur panas di Sidoarjo terdapat aspek hukum pidana korporasi?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN 1. Tujuan Penulisan