D. Perlindungan terhadap pembayaran klaim pada PT.Sun Life Financial
Indonesia
Pembayaran klaim terjadi setelah pihak tertanggung melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang ada di dalam perjanjian asuransi. Pihak PT. Sun
Lifde Financial Indonesia sebagai penanggung mempunyai kewajiban untuk mengalihkan resiko yang akan terjadi pada pihak tertanggung. Adapun kewajiban
yang diharus di laksanakan oleh pihak tertanggung sebelum mendapatkan haknya dari pengalihan resiko tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Kewajiban yang utama adalah membayar premi. Apabila premi tidak
dibayar pada waktunya maka dengan atau tanpa pemberitahuan manakala hal ini diperjanjikan asuransi menjadi gugur.
2. Kewajiban kedua adalah untuk memberikan keterangan-keterangan yang
di perlukan. Kewajiban yang ketiga adalah untukinan timbulnya kerugian Pasal 283 dan Pasal 655 KUHD.
3. Kewajiban yang keempat adalah melakukan kewajiban-kewajiban yang
ditentukan dalam polis sebagai suatu perjanjian asuransi dalam rangka adanya kebebasan berkontrak atara penanggung dan tertanggung.
4. Kewajiban yang terakhir adalah kewajiban untuk melengkapi surat-
surat yang diperlukan tertanggung baik dalam masa asuransi maupun dalam mengajukan klaim.
51
Penerima Manfaat menurut H.M.N.Purwosutjipto yaitu orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi untuk menerima prestasi penanggung, yang terwujud
51
Abdul Muis 1, Op.Cit., hal.64
Universitas Sumatera Utara
sejumlah uang yang besarnya telah ditentukan pada saat ditutupnya pertanggungan.
52
Kewajiban-kewajiban dari penerima manfaat adalah:
53
1. Kewajiban untuk memberitahukan kepada pihak asuransi mengenai
kematian dari tertanggung. Peristiwa kematian tertanggung harus bisa dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter.
2. Kewajiban yang kedua adalah membuktikan dapat ditagihnya uang
pertanggungan pembayaran klaim dari penanggung. 3.
Kewajiban yang ketiga adalah menyerahkan atau memperlihatkan kwitansi akhir dari pembayaran premi. Kewajiban yang terakhir berupa
kewajiban untuk membayar premi yang menunggak apabila pemegang polis meninggal dunia dan premi belum dibayarkan pemegang polis.
Dari penjelasan di atas mengenai tanggung jawab pihak tertanggung salah satunya adalah memberikan penjelasan yang sesungguhnya terhadap penanggung.
Selanjutnya Pasal 251 KUHD berbunyi: “Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, atau setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh pihak
tertanggung, walaupun mempunyai itikad baik, sedangkan penanggung mengetahui masalah yang sesungguhnya sehingga penanggung itu tidak akan
disetujui, dengan sendirinya bisa jadi batal”. Pasal 251 KUHD asuransi tidak akan sah, jika setiap keterangan yang keliru
atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh pihak tertanggung walaupun ada itikad baik, yang demikian sifatnya, sehingga
52
H.M.N.Purwosutjipto, Op.Cit., hal.17
53
Abdul Muis 1, Op.Cit., hal.66
Universitas Sumatera Utara
seandainya pihak penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup atau ditutup dengan syarat-syarat yang sama,
mengakibatkan batalnya pertanggungan. Ketentuan dari pasal tersebut diatas dilengkapi pula dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pasal 252, 276
dan 277 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dalam Pasal 252 KUHDagang, menjelaskan bahwa kecuali keterangan yang
keliru tersebut dikecualikan oleh Undang-undang mengakibatkan pertanggungan tersebut bisa menjadi batal. Kemudian Pasal 276, menjelaskan bahwa akibat
kerugian yang disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri maka penanggung tidak bertanggungjawab atas kerugian tersebut. Dalam Pasal 277 KUHDagang
menjelaskan bahwa pertanggungan awal antara tertanggung dan penanggung menjadi pedoman perjanjian yang telah dibuat. Itikad baik harus ada pada diri
tertanggung maupun penanggung, pihak tertanggung dengan itikad baik harus memberitahukan keterangan yang benar tentang hal-hal yang menyangkut
perjanjian asuransi yang mereka lakukan dan sebaiknya pihak penanggung juga beritikad baik untuk membayar ganti kerugian bila resiko yang disebut dalam
perjanjian terjadi. Pasal 251 KUHDagang ini mengakibatkan batalnya suatu persetujuan yaitu
dalam hal kekhilafan dan penipuan, dan keduanya telah diatur di dalam peraturan hukum. Sedangkan kekhilafan diatur dalam Pasal 1322 KUHPerdata dan hal
penipuan diatur dalam Pasal 1328 KUHPerdata.
54
Penjelasan Pasal 1322 KUHPerdata maksudnya adalah kekhilafan yang dilakukan oleh tertanggung tidak
54
Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit., hal.93
Universitas Sumatera Utara
menjadi sebab kebatalan perjanjian tersebut, kecuali jika kekhilafan tersebut menyangkut keadaan dirinya yang telah menjadi pokok perjanjian. Pasal 1328
KUHPerdata menjelaskan bahwa perjanjian bisa batal kalau dilakukan dengan suatu penipuan maksud disini bahwa kebenaran data dari tertanggung adalah
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yang diisi dalam surat permintaan asuransi pada awal terbentuknya perjanjian tersebut yang tertuang dalam bentuk
akta yaitu polis. Kebenaran data tertanggung pada awal permintaan asuransi menjadi dasar
pertimbangan dilakukannya pembayaran klaim oleh PT.Sun Life Financial Indonesia. Tetapi perlu diperhatikan bahwa data yang diberikan oleh tertanggung
tersebut tidak ada unsur penipuan untuk mendapatkan keuntungan dari pertanggungan itu sehingga data tertanggung dapat dilindungi secara hukum
kebenarannya tetapi apabila data tersebut terjadi kekeliruan maka pihak tertanggung dapat meminta perubahan data tersebut kepada perusahaan langsung.
Namun jika pemberitahuan tersebut tidak dilaksanakan tertanggung sehingga apabila terjadi klaim pada masa asuransi masih berjalan maka uang
pertanggungan tidak dapat dibayarkan oleh PT.Sun Life Financial Indonesia. Pasal 251 KUHDagang pada dasarnya tidak berbeda dengan ketentuan Pasal
1328 KUHPerdata, karena keduanya merupakan perbuatan penipuan yang mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan. Bila dilihat dari penjelasan Pasal 1320
KUHPerdata tentang syarat-syarat sahnya perjanjian adalah mempunyai arti yang besar bagi pihak tertanggung sebab polis itu mempunyai bukti yang sempurna
Universitas Sumatera Utara
volledig bewijs tentang apa yang mereka perjanjikan di dalam perjanjian asuransi itu dan tanpa polis pembuktian akan menjadi sulit dan terbatas.
55
Mengenai perlindungan hukum terhadap kekurangan data pemegang polis ada di dalam syarta-syarat umum polis tersebut. Pengisian Surat Permintaan
Asuransi Jiwa SPAJ pada PT.Sun Life Financial Indonesia harus diisi dengan lengkap dan benar menjadi dasar perjanjian asuransi jiwa antara badan dengan
pemegang polis, artinya kebenaran data tersebut dilindungi secara hukum sehingga terbentuklah perjanjian asuransi tersebut. Hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kekurangan data dan permasalahan yang akan mendapat perlindungan hukum yaitu:
1. Masalah Kekhilafan atau Salah Paham
Pasal 1322 KUHPerdata menegaskan, bahwa kekhilafan tidak mengakibatkan batalnya persetujuan. Selanjutnya kekhilafan tidak menjadi
sebab kebatalan, jika kekhilafan itu hanya terjadi mengenai diri orang yang dengannya, orang yang bermaksud membuat suatu persetujuan, kecuali jika
persetujuan itu telah dibuat terutama karena mengingat pribadinya orang tersebut.
2. Hal Penipuan
Pasal 1321 KUHPerdata tentang penipuan, adalah banyak persamaannya dengan Pasal 251 KUHDagang. Hanya saja dalam Pasal 1321 KUHPerdata
ini masih ditentukan istilah tipu muslihat kunstgrepen, kemungkinan dapat menimbulkan berbagai penafsiran. Perlu diketahui bahwa Pasal 251
55
Djanius Djamin dan Syamsul Arifin, Op.Cit., hal.37
Universitas Sumatera Utara
KUHDagang, hanya mengenai salah pengertian, dan tertipunya penanggung, dan tidak mengenai kekhilafan atau tertipunya si tertanggung.
3. Menyembunyikan sesuatu hal oleh tertanggung
Mengenai hal ini memerlukan suatu penjelasan dari pihak tertanggung yang dapat dikatakan menyembunyikan sesuatu hal, apbila si tertanggung
tahu adanya sesuatu hal, tetapi si tertanggung tidak memberitahukannya kepada penanggung. Jadi harus diambil ukuran subyektif dari pihak
terjamin, lain halnya apabila persoalan itu dilihat dari pihak penanggung, tetapi si penanggung sendiri sudah tahu adanya hal yang tidak diberitahukan
itu. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk pembatalan asuransi. Tetapi para ahli hukum Dorhut Mees berpendapat bahwa asuransi juga tidak batal
apabila hal yang tidak diberitahukan itu seharusnya patut diketahuinya sendiri oleh si penanggung, apalagi kalau hal-hal yang tidak diberitahukan
itu, sebenarnya telah diketahui oleh umum. Jadi disini harus diambil ukuran obyektif, terlepas dari jalan pikiran khusus si penanggung.
Untuk mengajukan klaim terhadap penanggung harus memenuhi beberapa unsur-unsur dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan dibayar oleh tertanggung
agar apa yang menjadi haknya terhadap klaim tersebut dapat dipenuhi dan dibayar oleh penanggung tetapi ada juga pengecualian yang menyebabkan tidak
dibayarnya uang pertanggungan tersebut oleh pihak penanggung. Apabila standar yang menjadi persyaratan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak tertanggung dan
pihak penanggung tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar pertanggungan tersebut maka pihak tertanggung dapat menuntut pihak
Universitas Sumatera Utara
penanggung untuk meminta ganti rugi atas klaim tersebut karena telah wanprestasi.
Apabila terbukti akibat terjadinya klaim tersebut adanya ketidakjujuran tertanggung yang dapat dibuktikan oleh PT.Sun Life Financial Indonesia dan juga
hal akibat klaim tersebut tidak ada dalam polis yang telah disepakati para pihak maka pembayaran klaim tersebut tidak dapat diberikan kepada tertanggung. Ganti
kerugian yang dibayarkan oleh PT. Sun Life Financial Indonesia tidak untuk setiap kerugian yang terjadi dan dialami tertanggung, tetapi kerugian atas sebab
akibat yang terjadi harus tercantum dalam polis asuransi yang ditutup oleh penanggung dan tertanggung.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PELAKSANAAN KLAIM KEMATIAN PADA ASURANSI JIWA PLUS