BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA PLUS INVESTASI
Unit-Link
A. Perjanjian Asuransi Pada Umumnya
Dalam hukum Asuransi, kita mengenal bermacam-macam istilah. Ada yang mempergunakan istilah hukum Pertanggungan, hukum Asuransi. Dalam bahasa
Belanda disebut Verzekering Recht, dan dalam istilah bahasa Inggris disebut Insurance Law. Sedangkan dalam praktek sejak zaman Hindia Belanda sampai
sekarang banyak dipakai orang istilah Asuransi Assurantie.
15
Dalam dunia usaha, asuransi memegang peranan penting, yaitu memberikan perlindungan terhadap pengusaha atau pengusahawan dari bahaya-
bahaya datangnya di luar dugaan, dipihak lain perusahaan asuransi bisa melangsungkan hidupnya melalui premi yang diterima dari tertanggung.
16
Banyak pengertian yang diberikan oleh para sarjana mengenai apa sebenarnya asuransi yang beberapa diantaranya adalah:
Robert I. Mehr mengatakan bahwa asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar
kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi
15
Emmy 1, Op. Cit., hal.6.
16
http:www.pengertianahli.comassurantie diakses 03 Desember 2013
Universitas Sumatera Utara
tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.
17
C Arthur Williams Jr. dan Richard M. Heins mengatakan bahwa Asuransi adalah alat yang mana resiko dua orang atau lebih atau perusahaan-perusahaan
digabungkan melalui kontribusi premi yang pasti atau yang ditentukan sebagai dana yang dipakai untuk membayar klaim.
18
Subekti. R mengatakan bahwa asuransi adalah persetujuan dalam mana pihak yang menjamin berjanji pada pihak yang dijamin untuk menerima sejumlah
uang premi sebagai pengganti kerugian yang diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas terjadi. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa asuransi melibatkan dua pihak yaitu pihak yang menjamin kerugian dan pihak yang menderita kerugian.
19
Sri Rejeki mengatakan bahwa Asuransi adalah perlindungan, dengan demikian diadakan antara pihak swasta, dalam mana dinyatakan dengan jelas
membayar sejumlah premi pihak tertentu yang diasuransikan, maka pihak lain asurander menyetujui untuk memberikan bilamana ia
mengalami kerugian.pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah
perlindungan kerugian keuangan.
20
17
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, Pokok-pokok Hukum Bisnis, Cet-I, Jakarta: Salemba Empat, 2011 hal.133.
18
Ibid.
19
Prof. Subekti, SH, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet.21, Jakarta: PT. Intermasa, 2003hal.217.
20
Sri Rezeki Hartono, Op. Cit, hal.4.
Universitas Sumatera Utara
Emmy Pangaribuan mengatakan bahwa asuransi adalah suatu perjanjian timbal balik oleh karena kedua pihak saling mengikatkan diri pada sesuatu dan
dengan demikian dapat pula sebaliknya dipecahkan jika ternyata ada wanprestasi.
21
Berdasarkan pengertian-pengertian asuransi yang dikutip dari beberapa sarjana, dapat dirumuskan empat unsur pokok yang terdapat dalam suatu
perjanjian asuransi. Pihak tertanggung insured adalah pihak yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung sekaligus atau secara berangsur.
Dalam hubungan hukum asuransi, tertanggung adalah pemegang polis. Berikut empat unsur pokok yang terdapat dalam asuransi:
22
1. Pihak penanggung insurerasuradur yang berjanji akan membayar
sejumlah uang santunan kepada pihak tertanggung sekaligus atau secara berangsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tertentu.
Penanggung selalu berbentuk sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai suatu bentuk dari usaha perasuransian.
2. Suatu peristiwa yang tidak tertentu evenemen.
3. Kepentingan interest yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tidak tentu tersebut. Dalam KUHPerdata Bugerlijk Wetboek, asuransi diklasifikasikan sebagai
salah satu dari yang termasuk perjanjian untung-untungan
23
,
sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1774 KUHPerdata yaitu:
21
Emmy 1, Op. Cit., hal.8.
22
Silondae dan Ilyas, Loc.Cit.
23
Sri Rezeki Hartono, Op. Cit., hal.31.
Universitas Sumatera Utara
“Suatu Perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak,
bergantung dari suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah ;
Perjanjian pertanggungan ; Bunga cagak hidup ;
Perjudian dan pertaruhan.”
Menurut pasal itu selain perjanjian asuransi yang termasuk dalam perjanjian
untung-untungan, juga adalah bunga cagak hidup lifrente dan perjudian dan pertaruhan spel en weddingschap. Hanya saja pengaturan yang memasukkan
asuransi kedalam perjanjian untung-untungan rasanya kurang tepat. Sebab dalam perjanjian untung-untungan pihak-pihak secara sadar dan sengaja menjalani suatu
kesempatan untung-untungan dimana prestasi secara timbal balik tidak seimbang. Sedangkan dalam asuransi hal itu tidak ada. Walaupun demikian ada juga sarjana
yang menyatakan bahwa pengaturan demikian sudah tepat. Hal ini disebabkan pembayaran uang asuransi selalu digunakan kepada “peristiwa yang tidak pasti”
onzeker voorvol. Dengan terjadinya onzekkervoorval itu maka dibayar uang asuransi.
24
Asuransi Jiwa diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian disebutkan bahwa: “Asuransi atau Pertanggungan adalah dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
24
Abdul Muis, Hukum Asuransi dan Bentuk-bentuk Perasuransian, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2005, hal.2. Selanjutnya disebut dengan Abdul Muis 2
Universitas Sumatera Utara
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.”
Di dalam KUH Dagang sendiri pun diatur pengaturan tentang Asuransi atau Pertanggungan Jiwa. Secara yuridis pengertian atau defenisi resmi dari asuransi
atau pertanggungan dapat dijumpai pada Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD sebagai berikut:
“Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.”
Dari defenisi ini dapat diambil beberapa unsur penting yaitu:
1. Adanya suatu persetujuan atau perjanjian antara penanggung dengan
tertanggung 2.
Dalam perjanjian tersebut terdapat unsur pengalihan resiko dari tertanggung kepada penanggung
3. Untuk mengalihkan resiko itu tertanggung membayar premi.
4. Kalau terjadi suatu peristiwa yang semula belum pasti terjadi, penanggung
membayar sejumlah uang atau ganti ruginya.
25
Jenis-jenis asuransi dibagi atas dua jenis pembagian menurut ilmu pengetahuan maupun menurut Undang-Undang Perasuransian yaitu:
1. Asuransi kerugian loss insurance, adalah asuransi yang bertujuan untuk
mendapatkan suatu penggantian kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh suatu kejadian. Asuransi kerugian ini memberikan jasa dalam
25
Ibid.,hal.3.
Universitas Sumatera Utara
menanggulangi resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak
pasti. 2.
Asuransi sejumlah uang sum insurance, yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial. Dalam pembahasan ini di fokuskan pada asuransi jiwa.
Asuransi sejumlah uang adalah untuk membayar suatu jumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sejak awal. Ini berlaku untuk asuransi jiwa dan
asuransi kecelakaan orang. Asuransi kerugian adalah untuk mengganti kerugian yang terjadi yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya.
26
Menurut Gunanto, asuransi kerugian dan asuransi jiwa tidak boleh diusahakan bersama oleh suatu perusahaan.
27
Dalam KUH Dagang yang disahkan pada Tahun 1838 dalam Pasal 247 merinci asuransi dalam 5 lima jenis, yaitu:
28
“ a. Asuransi kebakaran b. Asuransi yang mengancam hasil-hasil pertanian disawah
c. Asuransi jiwa d. Asuransi di lautan perbudakan
e. Asuransi pengangkatan darat dan di sungai-sungai serta di perairan-perairan
pedalaman.” Pembagian dari asuransi ini tentu sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai
dengan perkembangan asuransi sekarang ini, hanya saja penutup undang-undang tidak menutup kemungkinan munculnya jenis asuransi lain. Hal ini tertera dalam
maksud kalimat Pasal 247 KUHD tersebut yaitu: “Pertanggungan-pertanggungan
26
Ibid, hal.4
27
H.Gunanto, Asuransi Kebakaran di Indonesia, Jakarta: Tira Pustaka, 1984, hal.19.
28
Djanius Djamin dan Syamsul Arifin, Bahan Dasar Hukum Asuransi, Medan : Sekolah Tinggi Ekonomi Trikarya, 1993, hal.32.
Universitas Sumatera Utara
antara lain dapat mengenai pokok -pokok dan seterusnya”. Jika ditinjau dari unsur kehendak
29
, asuransi dapat dibedakan : 1.
Asuransi Sukarela Voluntary Insurance atau Free Voluntary Insurance Para pihak dalam jenis asuransi ini di dalam mengadakan perjanjian bersifat
bebas atau tidak ada paksaan dari pihak luas atau pihak lawan. Penanggung secara sukarela dengan persetujuan sendiri mengikatkan diri untuk memikul resiko
sedang pihak tertanggung juga dengan sukarela membayar premi sebagai imbalan memperalihkan resikonya kepada penanggung. Jenis asuransi ini memang
merupakan salah satu usaha untuk mencari keuntungan, oleh sebab itu asuransi ini selalu disebut juga Commercial Insurance. Tetapi asuransi ini tidak hanya
mencari keuntungan dan biasanya bertujuan sekedar memberi perlindungan kepada anggota-anggota masyarakat tertentu sebagai suatu perkumpulan,
walaupun menutup asuransi ini bersifat sukarela disebut dengan nama “Cooperative Insurance”.
2. Asuransi Wajib Compulsary Insurance
Asuransi ini ada unsur paksaan bagi pihak tertanggung karena diwajibkan oleh suatu peraturan. Pihak yang mewajibkan ini biasanya ialah pihak pemerintah,
tetapi tidak selalu dimonopoli pemerintah sebab bisa saja pemerintah menunjuk badan swasta sebagai penanggung. Tujuan pemerintah mewajibkan masuk
asuransi ini dengan pertimbangan melindungi golongan lemah dari bahaya-bahaya yang bakal menimpanya. Asuransi sosial ini disebut sebagai Social Insurance atau
Social Government Insurance.
29
Abdul Muis 2, Op. Cit., Hal.18.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian membagi bentuk-bentuk asuransi dan usaha perasuransian sebagai berikut
30
: “a. Usaha Perasuransian merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang
usaha asuransi yang terdiri dari : 1
Usaha asuransi 2
Usaha asuransi jiwa 3
Usaha reasuransi Bidang usaha penunjang asuransi yang terdiri dari :
1 Usaha pialang asuransi
2 Usaha pialang reasuransi
3 Usaha penilai kerugian asuransi
4 Usaha Konsultan aktuaria
5 Usaha agen asuransi
b. Adanya asas sukarela untuk masuk asuransi dan memilih penanggung,
kecuali bagi program asuransi sosial c.
Bentuk hukum usaha perasuransian adalah : 1
Perusahaan Perseroan 2
Koperasi 3
Perseroan Terbatas 4
Usaha Bersama Mutual”. Setelah disampaikan jenis-jenis dari asuransi itu sendiri, lalu asuransi jiwa
juga memiliki jenis-jenis pembagiannya lagi. Asuransi jiwa ini ada bermacam- macam bentuk dan isinya, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut
31
:
1.
Bentuk-bentuk Asuransi Jiwa Yang saling Bertentangan a
Asuransi Hidup dan Asuransi Mati b
AsuransiBiasa dan Asuransi Rakyat c
Asuransi Perorangan dan Asuransi Kumpulan d
Asuransi Dengan Pemeriksaan Dokter dan Asuransi Tanpa Pemeriksaan Dokter
30
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hal.20.
31
H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 6, Cet.4,Jakarta: Djambatan, 1986,hal.201.
Universitas Sumatera Utara
e Asuransi Jiwa Dengan Pembagian Laba dan Asuransi Tanpa Pembagian
Laba f
Asuransi Jiwa Tunggal dan Asuransi Jiwa Ganda g
Asuransi Wajib dan Asuransi Sukarela
2.
Perbedaan-perbedaan Asuransi Jiwa Menurut Unsur-Unsurnya
32
: a
Pure Endowment b
Anuitas yang terdiri dari: 1
Anuitas Pasti Annuity Certain 2
Anuitas Jiwa Life Annuity c
Asuransi Jangka Waktu Term Insurance yang terdiri dari: 1
Asuransi Ekawarsa 2
Asuransi Seumur Hidup d
Asuransi Jangka Waktu Dengan Santunan Menurun Decreasing Term Insurance
e Asuransi Jangka Waktu Dengan Santunan Meningkat Increasing Term
Insurance Secara pokok, asuransi jiwa dapat dibedakan atas:
1. Asuransi Jiwa Berjangka Term Insurance
Asuransi Jiwa Berjangka atau Term Insurance yaitu : Penanggung memberikan jaminan ganti rugi santunan jika tertanggung meninggal dunia
dalam jangka waktu perjanjian pertanggungan sedang berjalan. Asuransi berjangka juga dikenal sebagai asuransi sementara dirancang untuk memberikan
32
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
perlindungan asuransi jiwa untuk jangka waktu tertentu. Lamanya jangka waktu polis berjangka bervariasi, bisa selama 1 tahun, 10 tahun, atau sampai usia tertentu
misalnya 55 tahun. Penanggung biasanya menerbitkan polis dengan manfaat Cacat Total Tetap TPD-Total Permanent Disability.
33
2. Asuransi Jiwa Seumur Hidup Whole Life Insurance
Asuransi Jiwa Seumur Hidup juga dikenal dengan asuransi permanentetap dirancang untuk memberikan proteksi asuransi selama hidup tertanggung dengan
syarat ia menjaga polisnya tetap aktif dengan terus membayar premi. Seperti dengan Asuransi Berjangka, asuransi ini seringkali diterbitkan dengan melekat
manfaat Cacat Total Tetap TPD. Polis ini menyediakan perlindungan menyeluruh, baik manfaat maupun
premi tetap selama polis berlaku. Manfaat polis ini dibayarkan sekaligus jika tertanggung meninggal atau dibayarkan bertahapsekaligus jika tertanggung
menderita TPD tergantung besarnya uang pertanggungan. Tidak ada batas waktu untuk proteksi kematian, namun proteksi TPD akan berakhir jika tertanggung
mencapai usia tertentu biasanya pada ulangtahun yang ke 60.
34
3. Asuransi Dwiguna Endowment Insurance
Asuransi Dwiguna endowment adalah kategori lain dari asuransi tetap. Asuransi ini terdiri dari dua elemen yaitu elemen proteksi jiwa dan elemen
tabungan. Elemen proteksi jiwa melindungi kematian dan cacat total tetap. Di polis ini elemen tabungan lebih tinggi sehingga polis ini sesuai untuk tujuan
33
Sun Life Financial Indonesia, Registered Financial Planning Designation from Financial Planning Standards Board Indonesia, Jakarta: IAFP, 2011, Bab 3 hal 4. Selanjutnya disebut
dengan Sun Life Financial 2
34
Ibid., Bab 3 hal.8
Universitas Sumatera Utara
menabung. Perlindungan dalam polis ini bisa untuk jangka waktu tertentu misalnya 10 tahun atau bisa juga sampai usia tertentu misalnya 55 tahun.
35
Manfaat dalam polis ini dibayarkan dengan kondisi: a.
Ketika tertanggung meninggal atau menderita TPD selama polis berlangsung.
b. Ketika tertanggung masih hidup pada tanggal polis jatuh tempo; atau
c. Ketika tertanggung menebus polisnya untuk mendapatkan uang tunai
B. Pengertian dan Jenis Asuransi Jiwa Plus Investasi Unit-Link