diberikan oleh organisasi kepada pegawai tersebut  dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari organisasi.
Adapun yang merupakan faktor motivasi  menurut Herzberg adalah:
pekerjaan itu sendiri the work it self, prestasi yang diraih achievement, peluang untuk maju advancement, pengakuan orang lain ricognition,
tanggung jawab responsible.
Menurut Herzberg  Hasibuan,  2005  faktor ekstrinsik  tidak akan
mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor- faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji
tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat
menjadi sumber ketidakpuasan potensial. Sedangkan  faktor  intinsik
merupakan faktor yang mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan tingkat tinggi faktor
intinsik lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah faktor ekstrinsik.
2.3.3 Motivasi Berprestasi David Mc. Clelland
Atkinson  Mangkunegara , 2011 berpendapat pada setiap manusia terdapat tiga kebutuhan mendasar yang menjadi motivasi bagi dirinya, yaitu
1.  Kebutuhan berprestasi need for achievement, merupakan kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan atau karya dengan hasil terbaik yang
meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan mengambil resiko sedang.
Universitas Sumatera Utara
2.  Kebutuhan berkuasa need for  power,  merupakan kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengendalikan orang lain yang meliputi persaingan
dan mempengaruhi orang lain. 3.  Kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia need for affiliation,
yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima, Ketiga macam kebutuhan tersebut dalam lingkungan pekerjaan saling
berhubungan, karena setiap karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut dengan kadar yang berbeda-beda.  Adapun besar kecilnya tingkat kebutuhan
pada setiap orang belum tentu sama, mungkin ketiga kebutuhan tersebut dimiliki oleh seseorang tetapi bisa juga hanya didominasi salah satu
kebutuhan.  Seseorang dapat dilatihkan untuk meningkatkan salah satu dari tiga faktor kebutuhan ini. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan
berprestasi kerja, maka karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan kebutuhan yang lain.
Motivasi  berprestasi yang dikembangkan Mc Clelland menerangkan bahwa kebutuhan yang kuat untuk merupakan dorongan untuk berhasil atau
unggul.  Hal ini berkaitan dengan sejauh mana pegawai  tersebut termotivasi untuk melaksanakan tugasnya. Pegawai  yang mempunyai kebutuhan
berprestasi  need of Achievment tinggi cenderung termotivasi dengan situasi kerja yang penuh tantangan dan persaingan, bertanggung jawab, senang
memecahkan masalah, cenderung untuk menetapkan sasaran, menghargai umpan balik tentang seberapa baik mereka bekeja. Sebaliknya yang
kebutuhan berprestasinya rendah cenderung berprestasi buruk dalam situasi kerja yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mc Clelland Mangkunegara, 2011, kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat pegawai, karena
kebutuhan berprestasi mendorong pegawai  mengembangkan kreativitas dan mengaktualkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi yang maksimal. Pegawai  akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan  diberikan kesempatan. Pegawai  menyadari bahwa dengan
mencapai prestasi yang tinggi akan dapat memperoleh reward  yang besar. Sementara ada pegawai  lain yang memiliki dorongan yang kuat untuk
berhasil. Pegawai tersebut  lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilan. Pegawai tersebut  bergairah untuk melakukan sesuatu
lebih baik dan lebih effisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan untuk berprestasi.
Menurut  McClelland  Mangkunegara, 2011, ada enam aspek yang terkandung dalam motivasi berprestasi, yaitu:
1. Tanggung Jawab
Pada individu yang mempunyai motivasi yang tinggi akan merasa dirinya bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan, dan ia  akan
berusaha sampai berhasil menyelesaikannya. Sedangkan pada individu yang mempunyai motivasi yang rendah mempunyai tanggung jawab yang kurang
terhadap tugas yang diberikan kepadanya, dan bila ia mengalami kesukaran dalam menjalankan tugasnya ia cenderung akan menyalahkan hal-hal lain
diluar dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara