a b
= Konstanta
1
,b
2
= Koefesien Regresi Variabel X
1
dan X e
= Variabel yang tidak diteliti error of term
2
3.8.2.2 Analisis Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi berganda R
2
. Dengan kata lain, nilai koefisien R
2
mengukur besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variasi variabel terikatnya. Jika R
digunakan untuk
2
diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variasi
variabel terikat semakin besar. Itu berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika R
2
semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap
variasi variabel terikatnya semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variasi variabel terikatnya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi berganda R
2
berada diantara 0 dan 1 atau 0
≤ R
2
≤ 1.
3.8.2.3 Uji Secara Serempak Simultan Uji - f
Uji-f digunakan untuk menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikatnya. Dengan ketentuan, jika F
hitung
dari F
tabel
, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu remunerasi dan motivasi berprestasi
Universitas Sumatera Utara
secara serempak terhadap kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean B Medan dengan tingkat keyakinan 95
α = 5. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:
H0 : b1,b2 = 0. Artinya, remunerasi dan motivasi secara serempak tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean
B Medan. H1 : b1,b2
≠ 0. Artinya remunerasi dan motivasi berprestasi secara serempak berpengaruh signifikan kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean B
Medan. Nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
H0 tidak ditolak jika F . Kriteria pengambilan
keputusannya adalah:
hitung
F
tabel
H0 ditolak H1 diterima jika F pada
α = 5
hitung
≥ F
tabel
Hasil pengujian signifikansi dapat juga dilihat dari besarnya nilai signifikansi yang diperoleh yaitu:
pada α = 5
1. Jika nilai signifikansi ≤ dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 tidak ditolak.
2. Jika nilai signifikansi dari 0,05 maka H0 tidak ditolak dan H1 ditolak. Selanjutnya apabila hipotesis diterima, maka dilanjutkan dengan melakukan uji
parsial uji-t atau t-test.
3.8.2.4 Uji Secara Parsial Uji -t