Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi

4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. Bantuan kredit yang diterima pengusaha dari bank berfungsi untuk memperbesar volume usaha dan produktivitas dalam melakukan kegiatan ekonomi. 5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi. Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi sarana, serta pemenuhan kebutuhan- kebutuhan pokok rakyat, melalui kredit yang diarahkan pada sektor- sektor yang produktif dan sektor-sektor prioritas yang secara langsung berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat. 6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Kredit yang diperoleh pengusaha tentu akan digunakan sepenuhnya untuk peningkatan usaha yang menyebabkan peningkatan laba. Peningkatan akan berlangsung terus menerus ketika laba dikembalikan ke struktur modal, yang mengakibatkan peningkatan pajak. Sedangkan kredit yang diberikan untuk peningkatan ekspor akan meningkatkan devisa negara. 7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk kredit dengan syarat-syarat ringan.

2.6. Jenis Kredit Menurut Sektor Ekonomi

Menurut Veithzal 2006, jenis kredit menurut sektor ekonomi dapat dibagi ke dalam : 1. Sektor pertanian, perburuhan, dan sarana pertanian Sektor ini meliputi usaha-usaha di bidang pertanian dalam arti luas, usaha-usaha di bidang perburuan binatang dan usaha di bidang sarana pertanian, yang diperinci sebagai berikut : a. Pertanian, yaitu usaha-usaha untuk memproduksi hasil-hasil tanaman, perikanan, peternakan serta kehutanan dan pemotongan kayu. b. Perburuan, yaitu usaha-usaha penangkapan binatang-binatang liar yang hidup di darat untuk tujuan komersil, seperti usaha pengumpulan daging, kulit buaya, dan lain-lain. c. Sarana pertanian, yaitu usaha pengadaan alat-alat dan fasilitas bagi pertanian yang sifatnya menunjang usaha untuk menghasilkan atau menampung bahan pangan maupun hasil-hasil tanaman lainnya. 2. Sektor pertambangan Sektor ini meliputi usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahan- bahan tambang dalam bentuk padat, cair, dan gas, seperti minyak dan gas bumi, biji logam, ataupun batu bara. 3. Sektor perindustrian Sektor ini meliputi kegiatan untuk mengubah bentuk transformasi pengolahan, baik secara mekanis maupun secara kimiawi dari bahan menjadi barang yang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga manusia, dan lain-lain. 4. Sektor listrik, gas, dan air Sektor ini meliputi usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas, dan air, baik untuk rumah tangga, untuk industri maupun untuk tujuan komersil. 5. Sektor konstruksi Sektor ini meliputi kontraktor-kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan gedung, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, lapangan udara, proyek tenaga air, proyek listrik, pemasangan alat-alat komunikasi, instalasi pemanasan, instalasi air conditioner, ventilasi, dan lain-lain. 6. Sektor perdagangan, restoran dan hotel Sektor ini meliputi ekspor, impor, distribusi, perdagangan eceran, restoran dan hotel. 7. Sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Sektor ini meliputi pengangkutan umum yang meliputi usaha-usaha di bidang pengangkutan darat, laut, maupun udara. Pergudangan yang meliputi usaha-usaha penyediaan fasilitas penyimpananpenyewaan barang dan komunikasi yang meliputi pos, telepon, telegraf, dan telekomunikasi. 8. Sektor jasa-jasa dunia usaha Sektor ini mencakup usaha-usaha membangun gedung dan jasa profesi seperti pengacara, notaris, akuntan dan jasa-jasa individual lainnya, serta jasa garansi makelar, iklan pedagang valuta asing, dan lain-lain. 9. Sektor jasa-jasa sosialmasyarakat Sektor ini mencakup sektor hiburan dan kebudayaan, seperti film, pemancar radio, taman hiburan, dan lain-lain, serta jasa-jasa dokter, rumah sakit, dan poliklinik. 10. Sektor lain-lain Sektor lain-lain yang dimaksud di sini adalah sektor ekonomi yang tidak termasuk dalam sektor ekonomi tersebut di atas, misalnya sektor ekonomi dari kredit konsumsi. Bank Indonesia mengelompokkan sektor ekonomi ke dalam sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. Untuk sektor listrik, gas, dan air, sektor konstruksi, dan sektor pengangkutan dimasukkan ke dalam sektor jasa-jasa. Dalam pelaporan total kredit perbankan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik melalui Statistik Indonesia, pengelompokkan sektor ekonomi sama seperti yang dilakukan Bank Indonesia, yakni sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain.

2.7. Faktor Penting dalam Kebijakan Kredit