Ada tiga alasan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan, yaitu : 1. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari pasien.
2. Mencegah penularan flora kulit petugas kepada pasien. 3. Mengurangi kontaminasi tangan petugas kesehatan dengan mikroorganisme
yang dapat berpindah dari satu pasien ke pasien lainya kontaminasi langsung.
Dari pengamatan penulis selama melakukan observasi dirasakan bahwa ada keterbatasan waktu dan biaya dan hal ini menjadi suatu kelemahan tersendiri
bagi penulis seperti waktu pengamatan pada semua perawat yang akan menggunakan APD atau tidak artinya bahwa peneliti tidak dapat lebih fokus pada
tiap-tiap sampel perawat yang akan diamati pada saat kegiatan berlangsung secara serentak.
5.6 Pengaruh Pengawasan terhadap Penggunaan APD
Hasil analisis bivariat menunjukkan 25,6 pengawasan kurang baik memilih tidak menggunakan APD sebagai pencegahan infeksi nosokomial
sedangkan pengawasan baik 54,5 memilih tidak menggunakan APD sebagai pencegahan infeksi nosokomial. Pengawasan merupakan variabel yang
mempunyai peran penting terhadap penggunaan APD bagi seorang perawat terutama dalam pencegahan terjadinya infeksi nosokomial dan hal ini sejalan
dengan hasil analisis regresi logistik ganda membuktikan ada pengaruh yang bermakna dari pengawasan terhadap penggunaan APD p = 0,103. Dari nilai
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
odds ratio dapat disimpulkan bahwa responden yang mendapatkan pengawasan baik 3,425 kali lebih besar atau berpeluang lebih besar untuk menggunakan APD
di bandingkan dengan pengawasan yang kurang baik. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ramdayana 2009 yang mengemukakan bahwa responden yang
mendapatkan pengawsan tinggi memiliki kepatuhan pemakaian APD lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang mendapatkan pengawasan rendah.
Perilaku pekerja terhadap penggunaan APD sangat dipengaruhi oleh perilaku dari manajemen. Pengawas harus menjadi contoh yang pertama dalam
menggunakan APD. Harus ada program pelatihan dan pendidikan ke pekerja dalam hal menggunakan APD dengan benar Wentz, 1998.
5.7 Pengaruh Kepatuhan terhadap Penggunaan APD
Hasil analisis bivariat menunjukkan 30,4 perawat yang tidak patuh akan tetapi perawat menggunakan APD sedangkan diantara perawat yang patuh yaitu
83,8 menggunakan APD. Secara analisis regresi logistik ganda membuktikan ada pengaruh yang bermakna dari pendidikan dan pelatihan terhadap penggunaan
APD dalam upaya menghindari terjadinya infeksi silang dari pasien ke perawat atau sebaliknya p = 0,000.
Kepatuhan akan berdampak pada penggunaan APD. Kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan kewaspadaan universal merupakan hal yang penting karena
dengan perawat patuh, maka penularan penyakit dapat dicegah, dapat membantu proses penyembuhan pasien, akan tetapi bila perawat tidak patuh maka risiko
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
penularan dapat terjadi, dan tidak menutup kemungkinan proses kesembuhan pasien akan lama.
Menurut Aditama 1998 bahwa patuh adalah suatu sifat yang berfungsi untuk mendorong seseorang taat terhadap suatu ketentuan atau aturan. Sehingga
dengan adanya kepatuhan terhadap aturan maka perawat dapat melaksanakan kewaspadaan universal.
Menurut Schafer 2000 kepatuhan adalah ketaatan seseorang pada tujuan yang telah ditentukan. Kepatuhan merupakan suatu permasalahan bagi semua
disiplin kesehatan, salah satunya pelayanan perawatan dirumah sakit. Menurut Ali Mukti dalam Ley 1999 patuh adalah suka menurut perintah, taat kepada perintah
dan disiplin sedangkan menurut Aditama 1998 patuh adalah suatu sifat yang berfungsi untuk mendorong seseorang taat terhadap ketentuan atau aturan.
Suatu studi pada tahun 1992 yang dilakukan oleh 54 dokter gigi, 7 mahasiswa, 31 tenaga paramedis dari 10 rumah sakit dan 15 klinik di Jakarta
menunjukkan bahwa meskipun ahli-ahli itu memiliki pengetahuan tentang AIDS, banyak yang tidak merasa perlu untuk melakukan ukuran perlindungan yang tepat
dengan menggunakan suntik yang steril atau menggunakan masker dan sarung tangan ketika sedang merawat pasien Schafer 2000. Literatur perawatan
kesehatan mengemukakan bahwa kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang dicapai pada program pengobatan yang telah ditentukan. Kepatuhan sebagai akhir
dari tujuan, kepatuhan pada program kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dengan begitu dapat langsung diukur. Kepatuhan mengacu pada
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kemampuan untuk mempertahankan program-program yang berkaitan dengan promosi kesehatan, yang sebagian besar ditentukan oleh penyelenggaran
perawatan kesehatan. Tingkat kepatuhan adalah kepatuhan petugas dalam pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan Depkes RI, 1998.
Menurut Parwati 1999 bahwa perawat dengan latar belakang pendidikan Akademi Perawatan memiliki tingkat kepatuhan dalam melaksanakan standar
asuhan keperawatan lebih tinggi dibanding SPK. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan adalah pendidikan, pengetahuan, sikap, keterampilan, fasilitas
dan prosedur. Prosedur standar kewaspadaan universal bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien kepada perawat. Pengetahuan tentang
pencegahan infeksi sangat penting untuk petugas rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya karena merupakan syarat untuk menerapkan kewaspadaan
universal. Kemampuan untuk mencegah transmisi infeksi rumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam pemberian pelayanan yang
bermutu. Untuk seorang petugas kesehatan kemampuan mencegah infeksi memiliki keterkaitan yang tinggi dengan kesembuhan pasien karena mencakup
setiap aspek penanganan pasien. Sari, 2005.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN