Proses Penyusunan Anggaran LANDASAN TEORI

42 4. Tahap pelaporan dan evaluasi reporting dan evaluation Pada tahap ini terkait dengan aspek akuntabilitas terhadap publik karena terkait dengan pertanggungjawaban anggaran yang terlalu digunakan tetapi apabila sistem akuntansi dan pengendalian manajemen baik maka diharapkan tidak akan menemui masalah.

2.6 Proses Penyusunan Anggaran

Menurut pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 penyusunan rencana anggaran didasari oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD yang merupakan penjabaran visi misi program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP daerah yang memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional atau standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah. RPJMD ditetapkan paling lambat tiga bulan setelah kepala daerah dilantik, kemudian SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Strategis RENSTRA-SKPD yang memuat visi, misi, strategi, kebijakan program dan kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Penyusunan Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD, Pemerintah Derah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan bahan dari Renja SKPD yang merupakan penjabaran dari 43 Renstra SKPD yang disusun berdasarkan evaluasi pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Tersusunnya RKPD, kepala daerah berdasar RKPD menyusun rancangan kebijakan-kebijakan umum. APBD yang ditetapkan oleh menteri dalam negeri setiap tahunnya, kemudian seteklah kepala daerah menyampaikan Rancangan Kebijakan Umum APBD RKU-APBD tahun berikutnya sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat- lambatnya pertengahan juni tahun anggaran berjalan. Setelah itu, RKU APBD yang telah dibahas kepala daerah, bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD KU-APBD. Berdasarkan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati pemerintah Daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh kepala daerah, selanjutanya KU- APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementasra PPAS yang telah dibahas dan disepakati bersama kepala daerah dan DPRD dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani bersama oleh kepala daerah dan kepala 44 DPRD. Selanjutnya kepala daerah berdasar nota kesepakatan menerbitkan pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD RKA-SKPD. Berdasarkan pedoman penyusunan RKA-SKPD, kepala SKPD menyusun RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja, setelah tersusun kemudian disampaikan kepada kepala Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD yang selanjutnya dibahas tim anggaran Pemerintah Daerah. Setelah itu, diserahkan oleh kepala daerah kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukung. Kemudian di evaluasi dan setelah disetujui maka ditetapkan oleh kepala daerah menjadi Peraturan Daerah tantang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. RKA-SKPD terbentuk, kemudian SKPD membuat Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA-SKPD yang merinci sasaran yang hendak dicapai, fungsi anggaran, kegiatan anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut dan mencatat penarikan dana tiap-tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan. Kemudian tim anggaran pemerintah melakukan verifikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama dengan kepala SKPD yang bersangkutan. Berdasarkan hasil verifikasi PPKD mengesahkan rancangan DPA- SKPD dengan persetujuan sekretaris Daerah, kemudian DPA-SKPD yang telah disyahkan disampaikan kepala SKPD yang bersangkutan, kepala satuan kerja pengawasan daerah dan BPK. DPA- SKPD kemudian digunakan sebagai 45 dasar pelaksanaan anggaran oleh kepala SKPD selaku pengguna anggaran dan barang.

2.7 Komitmen Organisasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Daerah Air Minum (

0 2 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA.

0 5 63

(ABSTRAK) PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KABUPATEN BLORA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 3

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 16

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 10

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 17

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 5

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 27

PENGARUH KEJELASAN TUJUAN DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 0 12