Pengertian Manajer dan Kinerja Manajerial

13 konfigurasi yang sesuai sehingga diharapkan menghasilkan efektivitas organisasi Otley, 1980 dalam Pasoloran, 2002.

2.3 Kinerja Manajerial

2.3.1 Pengertian Manajer dan Kinerja Manajerial

Secara umum “manajer” berarti sikap berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya. Ada banyak tipe manajer dengan tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Peran manajer yang terpenting yaitu mengelola dan menyelenggarakan berbagai aktivitas pekerjaan dalam oeganiasai untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Salah satu parameter atau indicator yang sering digunakan suatu organisasi untuk melakukan penilaian terhadap kinerja manajer adalah pendekatan keuangan. Pendekatan keuangan ini informasinya bias diperoleh dari laporan keuangan atau sumber laporan keuangan lainnya. Perilaku manajer diartikan dengan seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: Handoko,1997:23- 26. 1. Perencanaan Planning Perencanaan sangat dibutuhkan untuk menetapakan tujuan-tujuan yang hendak diwujudkan oleh suatu organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. 14 Perencanaan adalah: a. Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi. b. Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinyu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung pelaksanaan yang efektif dari fungsi-fungsi lain. 2. Pengorganisasian Organizing Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses. Pengorganisasian adalah: a. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan–kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. b. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan membawa hal-hal tersebut kea rah tujuan. c. Penugasan tanggung jawab tertentu. d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan dibagi dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk 15 mengembangkan tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan rencana dan program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula. 3. Penyusunan Personalia Staffing Penyusunan personalia adalah penarikan, latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan- persyaratan mental, fisik dan emosional untuk posisi-posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskriptif jabatan dan spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan tyang diperlukan dengan karakteristik- karakteristik personalia tertentu seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan sistem penggajian untuk pelaksanaan kerja yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi, transfer atau bahkan demosi dan pemecatan, serta latihan dan pengembangan karyawan. 4. Pengarahan Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun persoanalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat para karyawan melakukan apa yang didinginkan dan apa yang harus mereka lakukan. 16 Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. 5. Pengawasan Controlling Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup 4 empat unsur yaitu: a. Penetapan standar pelaksanaan b. Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan. c. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar tyang telah ditetapkan. d. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar. Agar konsep tentang manajer menjadi lebih jelas, berikut ini akan diuraikan secara terinci apa tugas-tugas penting yang dilaksanakan manajer: Handoko, 1997:29-30 1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah “orang lain” tidak hanya mencakup para bawahan dan atasan, tetapi juga manajer-manajer lainnya dalam organisasi. Disamping itu, “orang lain” juga termasuk individu-individu dari luar organisasi seperti langganan, penyedia supplier, konsumen atau langganan, pengurus serikat karyawan , pejabat dan karyawan kantor-kantor pemerintah dan sebagainya. 17 2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas. Setiap manajer akan menghadapi sejumlah tujuan, masalah dan kebutuhan organisasional yang semuanya ini bersaing untuk memperebutkan sumber daya-sumber daya organisasi. Karena berbagai sumber daya tersebut selalu terbatas, manajer harus menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan dan kebutuhan organisasional. 3. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan. Para manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaan-pekerjaan tertentu secara sukses. Mereka biasanya dievaluasi atas dasar seberapa baik mereka mangatur tugas-tugas yang harus diselesaikan. Lebih lanjut, manajer juga bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan para bawahannya sukses atau kegagakan bawahan adalah cerminan langsung sukses atau kegagalan manajer. 4. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. Untuk menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu masalah menjadi komponen-komponen masalah, menganalisis komponen-komponen tersebut dan kemudian mencari penyelesaiannya yang layak dengan akurat. 5. Manajer adalah seorang mediator Organisasi terdiri dari orang-orang dan kadang-kadang mereka saling tidak bersetuju atau saling bertentangan. Bila hal itu terjadi dalam suatu unit kerja maka bias menurunkan semangat kerja dan prosuktivitas, 18 kejadian itu akan menuntut peranan menajer sebagai mediator atau penengah. 6. Manajer adalah seorang politisi. Setiap manajer yang efektif harus dapat mengembangkan hubungan- hubungan baik untuk mendapat dukungan atas kegiatan-kegiatan, usulan-usulan atau keputusan-keputusanya. 7. Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai wakil resmi kelompok kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasional. 8. Manajer mangambil keputusan–keputusan sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak masalah, oleh karena itu manajer adalah orang yang diharapkan dapat menemukan pemecahan berbagai masalah sulit dan mengambil berbagai keputusan yang akurat. Perilaku manajer dapat dihubungkan dengan indikator efektif dan efisien organisasi dalam melakukan suatu aktivitas. Sehingga pengukuran atau penilaian perilaku manajer diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa suatu organisasi yang dikelola oleh seorang manajer telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien. Kinerja menurut Bastian 2006: 329 adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi tersebut. Sedangkan Winardi 1992 dalam Waskito 2008 kinerja adalah suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, 19 bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang merka lakukan didalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Kinerja manajerial adalah hasil secara periodik operasional suatu manajer berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapakan sebelumnya Mulyadi, 2001:415. Menurut Mahoney et al 1963 dalam Mardiyah 2005; 568 menyatakan kinerja performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi, dan lain-lain. Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks Mulyadi dan Johny, 1999:164 dalam Mardiyah 2005:569. Kinerja manajerial dilakukan dengan pengukuran terhadap hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh manajer organisasi atau kepala bagian dalam unit kerja. Pada dasarnya pengukuran kinerja ini merupakan pengendalian bagi setiap organisasi. Pengukuran kinerja dilakukan 20 untuk perbaikan dalam pengendalian atas kegiatan operasionalnnya serta memperbaiki strategi yang akan dilaksanakan dalam mencapai target atau tujuan organisasi.

2.3.2 Penilaian Kinerja Manajerial

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Daerah Air Minum (

0 2 14

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA.

0 5 63

(ABSTRAK) PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI KABUPATEN BLORA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 3

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 16

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 10

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 17

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 5

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 27

PENGARUH KEJELASAN TUJUAN DAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 0 12