Tujuan Indikator Ketercapaian Kompetensi Uraian Materi

59 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 59 Bumi merupakan satu-satunya planet di Tata Surya yang dihuni oleh makhluk hidup. Semua fenomena di Bumi menunjukkan bahwa Bumi yang kita huni ini merupakan sistem yang sangat dinamis. Walaupun Bumi sendiri secara fisis terdiri dari bagian atmosfer, hidrosfer, dan geosfer namun pada pembelajaran ini hanya dibatasi pada sebagian fenomena Bumi yaitu bagian padat geosfer saja.

A. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu menjelaskan struktur internal bumi serta hubungannya dengan gempabumi dan gunungapi.

B. Indikator Ketercapaian Kompetensi

 Mampu menjelaskan bagaimana struktur internal bumi diidentifikasi  Mampu menjelaskan peristiwa gempa bumi  Mampu menjelaskan peristiwa gunungapi

C. Uraian Materi

Sampai saat ini, para ahli bumi bersepakat bahwa struktur bumi dipisahkan menjadi beberapa bagian lapisan, yaitu: kerak, mantel, dan inti bumi. Inti bumi kemudian dipisahkan lagi berdasarkan wujudnya, yaitu lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Karakteristik dan sifat masing-masing lapisan tersebut adalah sebagai tercantum dalam tabel 3.1 di bawah. Besaran pada tabel tersebut bisa jadi sedikit berbeda jika kita bandingkan dengan sumber rujukan KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KEBUMIAN Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 60 yang lain. Namun hal itu tentu tidak menjadi masalah karena semuanya merupakan prediksi hasil dari interpretasi data. Tabel 3.1 Karakteristik Lapisan Internal Bumi. Nama Lapisan Ketebalan km Densitas gcm 3 Wujud Komposisi Dominan Kerak 7-70 2,7 – 3 Padat Oksigen, Silikon, Alumunium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium, Magnesium Mantel 2885 3,4 – 4,4 Padat Peridotit di mantel bagian atas; Magnesium dan Silikon Oksida di mantel bagian bawah Inti Luar 2270 10-12 Cair Besi, Nikel Inti Dalam 1216 13 Padat Besi, Nikel

1. Kerak

Kerak bumi crust merupakan lapisan bumi paling luar berupa batuan. Kerak bumi ini terdiri dari kerak benua dan kerak samudera. Kerak samudera memiliki ketebalan sekitar 7 km terbentuk dari batuan bekuan hitam yang disebut batu basal. Kerak samudera ini menjadi dasar bagi lautan yang ada di bumi. Kerak benua memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak samudera, yaitu antara 35 km sampai 70 km. Tidak seperti kerak samudera yang lebih homogen, kerak benua tersusun dari berbagai macam batuan granitik dan granodioritik. Kerak samudera dan kerak benua juga memiliki densitas dan umur yang berbeda. Kerak samudera berdensitas 3 gcm 3 dan berumur 180 juta tahun atau kurang; sedangkan kerak benua berdensitas 2,7 gcm 3 dan umur batuan yang pernah ditemukan dikerak benua ini sekitar 4 milyar tahun bandingkan dengan umur bumi. Kerak benua dan kerak samudera ini terpecah-pecah lagi menjadi beberapa bagian besar dan bagian kecil. Bagian-bagian dari kerak bumi tersebut bersama dengan mantel bagian atas kemudian membentuk lempeng- KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 61 LISTRIK untuk SMP lempeng tektonik. Lempeng tektonik akan dipelajari pada pelajaran selanjutnya dalam pembelajaran mengenai lempeng tektonik.

2. Mantel

Mantel bumi terletak tepat di bawah kerak bumi sampai mencapai kedalaman 2885 km. Dari seluruh volume bumi, mantel merupakan bagian yang terbanyak. Lebih dari 82 volume bumi terisi oleh mantel. Massa bumi juga bagian terbesarnya diberikan oleh mantel.. Secara fisis, mantel berwujud padat yang bersifat plastis. Batas antara kerak bumi dengan mantel merupakan daerah yang ditandai dengan adanya perubahan komposisi kimia yang penting. Batas antara kerak bumi dengan mantel ini dinamakan moho, diambil dari nama penemunya Andrija Mohorovicic yang berkebangsaan Kroasia. Sekitar 100-200 km di bawah kerak, sebagian mantel ini mengalami pelelehan. 2 sampai 4 batuan di sini menjadi magma yang mengisi dan menjadi bagian dari gunungapi. Batuan yang mengisi mantel didominasi oleh batuan peridotit yang kaya dengan logam magnesium dan besi dibandingkan mineral lain yang dapat ditemukan di kerak. Para ahli membagi mantel ini menjadi tiga bagian, yaitu mantel bagian atas, zona transisi, dan mantel bagian bawah. Di bawah lapisan Moho sampai dengan kedalaman 400 km adalah merupakan mantel bagian atas. Zona transisi berada pada kedalaman 400 - 670 km. Sedangkan mantel bagian bawah berada pada kedalaman 670 – 2885 km. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, mantel bagian atas bersama dengan kerak bumi membentuk litosfer.

3. Inti Bumi

Inti bumi merupakan bagian terdalam dari bumi dan ukurannya hampir sebesar bulan. Karena memiliki densitas yang besar, para ahli menyimpulkan bahwa inti bumi tersusun dari besi dan sebagian nikel. Berdasarkan wujudnya, inti bumi terbagi menjadi dua yaitu inti dalam yang berwujud padat dan inti luar yang berwujud cair. Inti luar berada pada kedalaman 2885 km sampai 5150 km. Sedangkan inti dalam berada pada Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 62 kedalaman 5150 km – 6371 km. Inti luar bumi yang berwujud cair diduga menjadi penyebab adanya medan magnet di bumi.

4. Struktur internal Bumi berdasarkan perilaku reologisnya

Pembagian internal bumi menjadi beberapa bagian seperti diuraikan sebelumnya yaitu menjadi kerak, mantel dan inti bumi adalah berdasakan respon lapisan-lapisan bumi tersebut terhadap gelombang seismik gelombang gempa yang melaluinya. Sebelumnya, para ahli juga telah membagi bagian internal bumi berdasarkan perilaku reologisnya yaitu bagaimana material bumi tersebut merespon gaya yang diberikan kepadanya. Berdasarkan perilaku reoligisnya tersebut, bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Litosfer adalah bagian bumi terluar yang berupa lapisan batuan yang bertemperatur rendah dan bersifat kaku. Litosfer ini berada mengapung diatas lapisan lain yang disebut astenosfer. Astenosfer berupa batuan yang bertemperatur tinggi mendekati titik leburnya sehingga mudah terdeformasi dan besifat lebih plastis tidak kaku seperti batuan. Jika kerak bumi dan mantel berbeda karena komposisinya, maka litosfer dan astenosfer dibedakan karena kuat-lemahnya batuan. Lapisan di bawah astenosfer adalah mesosfer. Pada waktu itu, konsep tentang litosfer dan astenosfer ini dikembangkan untuk menjelaskan fenomena gerakan benua. Walaupun saat ini kita sudah dapat mengetahui lebih detil mengenai struktur internal bumi, kedua istilah tersebut masih tetap digunakan sampai sekarang. Seperti sudah disebut sebelumnya, litosfer terbentuk dari bagian bumi yang terdiri dari lapisan kerak dan mantel bagian atas. 5. Bagaimana mengetahui struktur internal bumi? Tentu saja sampai saat ini, kita tidak dapat memasukan alat canggih apapun kedalam bumi hingga mencapai inti bumi. Namun sedikit demi sedikit, sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli mampu menyusun dan memetakan apa yang ada di dalam tubuh bumi ini berdasarkan data gelombang gempa yang terkumpul diberbagai tempat selama ini. Sebelum mempelajari bagaimana para ahli menyusun pengetahuannya KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 63 LISTRIK untuk SMP tentang struktrur internal bumi ini, coba kita perhatikan gambar di bawah yang merepresentasikan struktur internal bumi. Gambar 3.1 Model struktur internal bumi. Sumber: Lutgens dkk., 2012 Pengetahuan struktur internal bumi yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 di atas diperoleh berdasarkan penemuan-penemuan berdasarkan data gempabumi. Pada saat terjadi gempabumi, gelombang gempabumi tersebut akan dirambatkan ke segala arah. Gelombang gempabumi yang masuk dan dirambatkan ke dalam bumi dinamakan gelombang badan. Gelombang badan ini terdiri dari dua jenis yaitu gelombang P diambil dari kata primer dan gelombang S diambil dari kata sekunder. Gelombang P dan gelombang S memiliki kecepatan rambat yang berbeda sehingga sampai di stasiun pengamat gempa dan terekam di seismometer dalam waktu yang berbeda pula. Gelombang P akan tercatat lebih dahulu oleh seismometer oleh karena itu dinamakan gelombang P primer. Sedangkan gelombang S akan menyusul tercatat oleh seismometer setelah gelombang P tercatat. Perbedaan gelombang P dan gelombang S ini selain dari kecepatan adalah gelombang P merupakan gelombang longitudinal sedangkan gelombang S merupakan gelombang transversal. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 64 Salah seorang ilmuwan yang pertama kali mempelajari data gempabumi ini adalah Andreja Mohorovic 1857 – 1936 yang berkabangsaan Yugoslavia. Dari data gempa yang dipelajarinya, Andreja Mohorovic menemukan kecepatan gelombang gempabumi yang naik secara tiba-tiba pada kedalaman 50 km. Andreja Mohorovic berpendapat bahwa perubahan kecepatan rambat gelombang tersebut disebabkan materi yang dilalui oleh gelombang gempa tersebut memiliki perbedaan densitas. Daerah dimana kecepatan gelombang gempa bergerak lebih cepat itu kemudian kita kenal sebagai mantel bumi. Batas antara kerak bumi dan mantel itu kemudian diberi nama daerah diskontinuitas Moho. Kemudian sekitar tahun 1913, seorang ahli gempa dari Jerman yang bernama Beno Gutenberg menemukan bidang batas antara mantel bumi dengan inti. Batas antara mantel dan inti bumi ini kemudian dikenal dengan nama diskontinuitas Gutenberg yang berada pada kedalaman 2885 km. Dengan mempelajari data gempabumi, Beno Gutenberg menemukan adanya zona bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S. Zona bayangan gelombang P atau zona bayangan gelompang S merupakan daerah yang dimana masing-masing kedua gelombang tersebut tidak terekam di seismograf. Gutenberg berpendapat bahwa zona bayangan tersebut terjadi hanya jika Bumi memiliki inti yang komposisinya berbeda dengan apa yang menyusun mantel. Gutenberg menghitung bahwa inti Bumi berada mulai sekitar kedalaman 2885 km. Gambar 3.2 dan gambar 3.3 berikut masing-masing menunjukkan zona bayangan gelombang P dan zona bayangan gelombang S. Perhatikan gambar 3.2 yang menunjukkan zona bayangan gelombang P. Pada gambar tersebut keping lingkaran menyatakan Bumi, fokus menyatakan pusat gempabumi, garis melengkung berpanah menyatakan lintasan gelombang P. Jadi, ketika gempabumi terjadi yang berpusat di fokus maka gelombang P akan merambat ke segala arah dan masuk ke dalam Bumi. Seismometer yang ditempatkan dimanapun di permukaan Bumi akan mencatat kedatangan gelombang P ini dengan waktu yang berbeda. Gutenberg menemukan bahwa ternyata seismoter yang ditempatkan pada daerah-daerah tertentu ternyata tidak merekam keberadaan gelombang P ini. Jika kita nyatakan fokus gempa KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 65 LISTRIK untuk SMP terletak pada posisi 0 derajat, maka seismometer yang berada di posisi 0 derajat sampai 103 derajat akan mancatat kedatangan gelombang P ini. Gelompang P tersebut tidak tercatat oleh seismometer yang terletak pada posisi 103 – 143 derajat dan tercatat kembali oleh seismometer yang berada di posisi 143 derajat dan seterusnya. Daerah atau zona yang kehilangan gelombang P tersebut dinamakan zona bayangan gelombang P. Zona bayangan gelombang P ini terletak antara 103 derajat sampai 143 derajat dari fokus pusat gempa. Gambar 3.2 Zona bayangan gelombang P P-wave shadow zone. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003 Gambar 3.3 Zona bayangan gelombang S S-wave shadow zone. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 66 Sekarang, perhatikan gambar 3.3 yang menunjukkan zona bayangan gelombang S. Ketika gempabumi terjadi di fokus maka gelombang S pun akan dirambatkan ke segala arah dan terekam oleh seismometer. Namun Gutenberg menemukan bahwa seismometer yang terletak di posisi 103 derajat dan seterusnya tidak merekam kedatangan keberadaan gelombang S tersebut. Daerah atau zona dimana gelombang S tidak terekam terdeteksi ini kemudian dinamakan zona bayangan gelombang S. Zona bayangan ini terletak mulai dari posisi 103 derajat dari pusat fokus gempabumi. Dengan ditemukannya zona bayangan gelombang S ini, para ahli kemudian berkesimpulan bahwa inti-luar bumi berwujud cair. Mengapa? Karena seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa gelombang S merupakan gelombang yang merambat secara tranversal. Kita tahu bahwa gelombang transversal tidak dapat merambat didalam zat cair. Sekarang bagaimana para ahli mengetahui bahwa inti dalam bumi berwujud padat? Mereka mengetahui hal tersebut dari studi-studi yang menunjukkan bahwa gelombang P mengalami pemantulan di dalam inti gambar 3.4. Adanya pemantulan gelombang tersebut haruslah terjadi jika gelombang merambat pada medium yang berbeda. Gambar 3.4 Gelombang P yang mengalami pemantulan di dalam inti bumi. Sumber: Van der Pluijm, Ben A., 2003

6. Lempeng Tektonik

Litosfer bersifat keras berada di atas astenosfer yang relatif lebih lunak. Menurut teori lempeng tektonik, litosfer yang menyelubungi bumi terpecah ke dalam beberapa bagian. Pecahan-pecahan litosfer tersebut disebut lempeng. Litosfer tersusun dari beberapa lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 67 LISTRIK untuk SMP Lempeng-lempeng tersebut mengapung di atas lapisan astenosfer dan masing-masing bergerak dengan kecepatan laju dan arah yang berbeda dengan laju antara beberapa mmtahun sampai belasan cmtahun. Gambar di bawah menunjukkan lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi. Gambar 3.5 Lempeng-lempeng tektonik yang menyelimuti Bumi. Sumber: Shedlock Pakiser, 1997. pada URL: http:www.geo.mtu.eduUPSeiswhere.html Lempeng-lempeng tektonik tersebut masing-masing diberi nama seperti lempeng Pasifik, lempeng Antartik, lempeng Nasca, dan sebagainya. Indonesia sendiri merupakan daerah pertemuan lempeng. Lempeng-lempeng tektonik yang bertemu di Indonesia adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, serta lempeng Filipina. Pertemuan lempeng batas lempeng merupakan daerah yang sangat aktif secara tektonik dimana di daerah tersebut berpotensi terjadi gempabumi. Tipe batas lempeng terdiri dari tiga yaitu tipe konvergen, divergen, dan tranform. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 68 Tipe kovergen adalah jika dua buah saling mendekat. Terdapat dua macam tipe konvergen, yaitu tumbukan dan subduksi. Gambar 3.6 dan Gambar 3.7 menggambarkan tipe konvergen tumbukan dan subduksi. Tipe Divergen terjadi jika lempeng yang satu bergerak menjauhi lempeng yang lainnya. Gambar 3.8 menunjukkan batas lempeng tipe divergen. Gambar 3.6 Tipe Tumbukan . Gambar 3.7. Tipe subduksi. Jenis subduksi terjadi jika salah satu lempeng masuk ke bawah lempeng yang lain yang disebabkan oleh perbedaan masa jenis antara kedua lempeng tersebut. Gambar 3.8 Tipe Divergen KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 69 LISTRIK untuk SMP Sedangkan tipe transform adalah jika dua buah lempeng bergerak saling bergesekan. Tipe batas lempeng di Indonesia merupakan tipe subduksi. Daerah-daerah di sekitar batas lempeng ini merupakan daerah-daerah yang sering terjadi gempa bumi. Gambar 3.10 mengilustrasikan pertemuan lempeng Indo- Australia dengan lempeng Eurasia.

7. Gempabumi

Gempabumi adalah bergetarnya bumi akibat adanya pelepasan energi secara tiba-tiba di lempeng bumi. Pada dasarnya getaran tersebut adalah energi yang merampat dalam bentuk gelombang. Mekanisme terjadinya gempabumi dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari bukti-bukti seismik serta geofisik lainnya dan dari percobaan-percobaan yang dilakukan di laboratorium, para ilmuwan sepakat bahwa gaya penyebab pergerakan lempeng adalah karena adanya pergerakan lambat dari mantel Gambar 3.9 Tipe Transform Gambar 3.10 Ilustrasi pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 70 astenosfer. Sepanjang waktu lempeng-lempeng dalam keadaan bergerak terus secara perlahan-lahan. Pergerakan tersebut menimbulkan akumulasi tekanan di suatu blok batuan. Proses tersebut diikuti dengan melengkungnya blok batuan tersebut sampai mencapai maksimum. Ketika tekanan bertambah besar dan blok batuan tidak dapat lagi menahan tekanan, maka untuk melepaskan tekanan tersebut, blok-blok batuan retak dan bergerak secara tiba-tiba. Pergerakan ini yang menimbulkan gempa bumi. Daerah retakan blok batuan tersebut terjadi di daerah batas lempeng. Karena Indonesia merupakan daerah batas lempeng maka Indonesia merupakan daerah yang berpotensi gempabumi. Gambar 11 di bawah menunjukkan pusat-pusat gempa yang terjadi antara tahun 1963 – 1998. Pada gambar tersebut membuktikan wilayah Indonesia yang merupakan daerah yang sering mengalami gempabumi. Gambar 3.11 Episentrum gempa yang terjadi dalam selang tahun 1963 – 1998. Pada gambar ini pusat suatu gempa diwakili oleh satu titik. Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiGempa_bumi.

8. Gelombang Gempa

Ketika terjadi gempa bumi maka energi yang dilepaskan oleh gempa tersebut dipancarkan ke segala arah sebagai gelombang gempa atau disebut juga gelombang seismik. Gelombang gempa yang terjadi terdiri dari gelombang badan dan gelombang permukaan. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 71 LISTRIK untuk SMP Gelombang badan adalah gelombang gempa yang merambat ke segala arah di dalam badan bumi. Gelombang badan ini terdiri dari gelombang P primer yang merupakan gelombang longitudinal dan gelombang S sekunder yang merupakan gelombang transversal. Gelombang P menggerakan material bumi searah dengan arah pergerakan gelombang. Sedangkan gelombang S menggerakan material bumi ke kiri-kanan atau atas-bawah, tegak lurus dengan arah pergerakan gelombang. Gambar 12 menunjukkan pergerakan gelombang P dan gelombang S. Berdasarkan kecepatannya, maka gelombang P lebih cepat daripada gelombang S. Sehingga gelombang P akan tercatat di stasiun pengamat gempa lebih dahulu dibanding gelombang S. Gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi. Gelombang permukaan ini terdiri dari gelombang Love dan gelombang Rayleigh. Gelombang Love menggoyangkan sesuatu di atas permukaan tanah dari sisi ke sisi yang lain. Sedangkan gelombang Rayleigh menggoyangkan sesuatu dipermukaan tanah dari atas ke bawah, seperti halnya gelombang laut. Gelombang permukaan lebih lambat sampai ke stasiun pengamat gempa dibandingkan dengan gelombang badan Gambar 3.12 Arah dan Pergerakan gelombang P dan gelombang S. Sumber: http:www.geo.mtu.eduUPSeiswaves.html Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 72 gelombang P dan gelombang S. Gambar 3.12 menunjukkan pergerakan gelombang Love dan Rayleigh.

9. Gunungapi

Di samping berpotensi gempabumi, daerah di sekitar batas lempeng merupakan daerah yang banyak ditemukan gunungapi. Di Indonesia sendiri terdapat puluhan gunungapi yang masih aktif. Gunungapi merupakan lubang atau rekahan tempat dimana magma yang berada di dalam Bumi dapat keluar mencapai permukaan Bumi. Magma adalah lelehan batuan bercampur dengan butiran mineral dan gas- gas terlarut. Pembentukan dan aktivitas gunungapi di Indonesia terjadi berkaitan dengan aktivitas tektonik di batas lempeng tipe subduksi. Perhatikan gambar 3.14 di bawah. Gambar 3.13 Arah dan Pergerakan gelombang Love dan gelombang Rayleigh. Sumberhttp:www.geo.mtu.eduUPSeiswaves.html KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 73 LISTRIK untuk SMP Gambar 3.14 Pembentukan gunungapi di zona subduksi. Sumber: Lutgens, [2012] Subduksi lempeng menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dan tekanan pada lempeng samudera yang bergesekan dengan lempeng benua. Hal tersebut menyebabkan lempeng meleleh serta melepaskan air yang terkandung di dalamnya sehingga terbentuk magma. Magma ini memiliki densitas yang lebih rendah dibanding lingkungannya sehingga secara perlahan naik menuju permukaan melalui gunungapi. Magma yang mendesak ke permukaan Bumi menimbulkan akumulasi tekanan yang dapat menyebabkan erupsi gunungapi. Erupsi gunungapi ini dapat eksplosif yang membahayakan kehidupan di sekitar gunungapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunungapi dapat berasal dari lava, gas, atau materi piroklastik seperti abu vulkanik dan pecahan batuan yang keluar dari lubang gunungapi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I 74 Gambar 3.15 Letusan gunungapi dan berbagai potensi bahayanya. Sumber: Lutgens dkk., 2012 Gambar 3.15 menunjukkan bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunungapi secara umum. Beberapa diantaranya adalah: 1. Aliran Lava. Lava adalah magma yang mengalir di permukaan Bumi. Lava ini sangat panas. Suhunya dapat mencapai 800 -1200 C. Kecepatan alirannya tergantung pada kekentalan magmanya. 2. Lahar. Lahar merupakan lumpur dari sampah vulkanik yang bercampur dengan air. Lahar ini dapat bergerak dengan kecepatan 100 kmjam. 3. Aliran piroklastik. Aliran ini merupakan salah satu bentuk becana letusan gunungapi yang sangat mematikan. Aliran ini dapat mengandung gas, uap air, abu, maupun lapili yang mengahambur ke bawah dengan kecepatan bisa mencapai 700 kmjam. 4. Jatuhan piroklastik seperti hujan abu, lapili dan bomb. Abu, lapili, dan bomb merupakan meterial yang dilepaskan dari gunungapi. Mereka dibedakan dari ukurannya. Jika diameterya kurang dari 2 cm maka disebut abu vulkanik; jika diameternya antara 2 – 64 cm maka disebut lapili; dan jika diameternya lebih besar dari 256 cm disebut bomb. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN KELOMPOK KOMPETENSI I Mata Pelajaran IPA SMP 75 LISTRIK untuk SMP

D. Aktivitas Pembelajaran