KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
79
LISTRIK untuk SMP
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
1. Hal-hal baru apa yang telah anda peroleh setelah mengikuti kegiatan ini?
2. Hal apa saja yang terdapat dalam kegiatan ini yang dapat Anda kembangkan menjadi Lembar Kegiatan Siswa.
3. Materi apa yang Anda anggap kurang dan bagaimana caranya agar Anda dapat menambah kekurangan tersebut.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: KEBUMIAN
KELOMPOK KOMPETENSI I
80
81
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
81
Bumi beserta planet-planet lain serta benda-benda angkasa lain yang bergerak mengelilingi Matahari membentuk sebuah sistem yang disebut Tata Surya.
Dalam memandang Bumi sebagai sebuah sistem maka kita tidak bisa melepaskan keberadaan Bumi sebagai anggota Tata Surya itu sendiri. Oleh
karena karakteristik Bumi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh gaya dan energi yang bekerja di Tata Surya terutama Matahari sebagai pusat Tata Surya.
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini diharapkan peserta mampu menjelaskan karakteristik anggota Tata Surya serta pengaruh interaksinya
B. Indikator Ketercapaian Kompetensi
Menjelaskan karakteristik Matahari, planet, Bulan, dan benda angkasa lainnya
Menjelaskan pengaruh radiasi Matahari terhadap kehidupan di Bumi Menjelaskan gerakan Bumi dan Bulan terhadap Matahari
Menjelaskan pengaruh pergerakan Bumi dan Bulan bagi kehidupan di Bumi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 TATA SURYA
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
82
C. Uraian Materi
1. Karakteristik Anggota Tata Surya 1.1.
Matahari
Matahari adalah bintang yang menjadi pusat Tata Surya dimana semua anggota Tata
Surya lain beredar mengelilinginya. Matahari menghasilkan energi sendiri yang berasal dari
reaksi fusi inti-inti atom Hidrogen di initi Matahari. Dalam hal ini terdapat kesetaraan
energi dan massa yang dirumuskan oleh Einstein sebagai E = mc
2
. Energi Matahari kemudian diradiasikan ke luar Matahari.
Adapun properti fisis yang dimiliki oleh Matahari adalah sebagai berikut:
Massa dan Diameter Matahari memiliki diameter yang diukur sekitar 1,392×10
9
m dan massanya diperkirakan sekitar 1.989×10
30
kg. Massa Matahari ditentukan dengan menggunakan Hukum II Newton yaitu:
�� �
� �
≈ �
�
�
�
dimana G = Konstanta gravitasi G = 6,67 x 10
-11
Nm
2
kg
-2
M
s
= Massa Matahari m
e
= Massa Bumi r = Jarak Dari Bumi ke Matahari
v = Kecepatan rerata Bumi Rotasi Matahari
Matahari bukan merupakan benda padat, namun tersusun dari materi yang terionisasi yang sering disebut plasma. Bagian terluar Matahari
berotasi dengan kecepatan sudut yang berbeda antara di kutub dan di ekuatornya. Rotasi di bagian ekuator Matahari adalah 24,4 hari
Gambar 4.1 Matahari Sumber: http:soho.nascom.nasa.govgall
eryimageseit002.html
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
83
sedangkan di bagian kutub rotasinya adalah 36 hari. Rotasi Matahari ini dapat diamati ketika terjadi sun-spot di permukaan Matahari.
Produksi Energi Energi yang dihasilkan oleh Matahari berasal dari reaksi nuklir di inti
Matahari. Pada reaksi itu terjadi penggabungan inti atom hidrogen menjadi atom Helium dan menghasilkan sejumlah energi. Tentu saja
reaksi yang terjadi tidak sederhana namun melibatkan serangkaian reaksi. Setiap detik, 7 x 10
8
ton Hidrogen diubah menjadi 6,95 x 10
8
ton Helium.
Fotosfer Fotosfer merupakan bagian Matahari yang umumnya kita lihat secara
normal sehari-hari. Jika kita melihat sunspot maka sunspot tersebut berada di fotosfer ini. Temperatur fotosfer sekitar 5770 K. Besaran
temperatur ini diperoleh dengan cara mengukur panjang gelombang radiasi Matahari tertentu dan memasukkannya pada Hukum pergeseran
Wien. Kromosfer dan Korona
Kromosfer tepat berada di luar fotosfer. Temperatur kromosfer sangat tinggi yaitu sekitar 20.000 K. Bagian paling luar dari atmosfer Matahari
adalah Korona. Korona dapat terihat pada saat terjadi gerhana Matahari total. Temperatur Korona sangat tinggi, diperkirakan sekitar 10
6
K. Angin Matahari
Matahari memancarkan arus partikel bermuatan yang disebut dengan Angin Matahari. Partikel-pertikel tersebut terdiri dari proton dan elektron
yang bergerak dengan kecepatan rata-rata sekitar 400 kmdetik. Angin Matahari ini berasal dari Korona dimana temperatur cukup tinggi sehingga
gaya gravitasi Matahari tidak cukup kuat untuk menahan partikel-partikel tersebut. Saat berhembus, Angin Matahari disertai dengan garis-garis
medan magnet Matahari. Oleh karena itu, Angin Matahari yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi menghasilkan badai megnetik
di Bumi.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
84
1.2. Planet dan Anggota Tata Surya Lain
Pada tahun 2006, IAU International Astonomical Union mengelompokkan anggota Tata Surya menjadi tiga yaitu planet, planet-kerdil, serta benda-
benda Tata Surya kecil. 1. Planet
Sebuah benda langit dikatakan planet jika memenuhi kriteria sebagai baerikut:
a. mengorbit Matahari; b. bentuknya cenderung bulat;
c. dalam orbitnya tidak ditemukan benda angkasa lain. Berdasarkan kriteria tersebut anggota Tata Surya yang memenuhi definisi
planet adalah 8 planet yang sudah dikenal selama ini yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet-
planet tersebut dapat memiliki satelit. Satelit yang mengorbit Bumi adalah Bulan.
Planet-planet tersebut ada keras dan memiliki lapisan batuan seperti Bumi, sering disebut planet terestrial. Sisanya adalah planet yang tidak
keras karena tersusun seluruhnya dari gas, sering disebut planet Jovian. Planet terestrial terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
Sedangkan planet Jovian terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Planet juga dapat digolongkan berdasarkan letak orbitnya terhadap orbit Bumi. Planet-planet yang orbitnya berada di antara orbit Bumi dan
Matahari disebut planet inferior. Sedangkan planet yang orbitnya berada diluat orbit Bumi dan Matahari disebut planet Superior. Dalam hal ini
planet-planet inferior adalah Merkurius dan Venus, sedangkan planet- planet superior adalah Mars, Jupiter, Saturnus Uranus, dan Neptunus.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
85
Gambar 4.2 Planet Superior dan Planet Inferior Sumber: Animasi Tata Surya, PPPPTK IPA [2012]
Planet-planet inferior sampai kapan pun tidak akan pernah berada di atas kepala kita pada waktu malam hari. Sedangkan planet-planet superior
pada waktu tertentu dapat mencapai kepala kita pada waktu malam hari. Perhatikan gambar 4.2 di atas.
Planet-planet inferior juga dapat mengalami transit, sedangkan planet- planet superior tidak dapat mengalami transit. Transit terjadi jika planet
tampak dari Bumi memasuki piringan Matahari seperti ditunjukkan dalam gambar 4.3. di bawah.
Malam
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
86
Gambar 4.3 Transit Venus. Lingkaran besar putih adalah Matahari, sedangkan lingkaran kecil biru adalah Venus. Simulasi menggunakan Stellarium
2. Planet-Kerdil Sebuah benda langit dikatakan sebagai planet-kerdil jika:
a. mengorbit Matahari; b. bentuknya cenderung bulat;
c. dalam orbitnya ditemukan benda-benda angakasa lain. d. bukan merupakan satelit.
Salah satu contoh planet-kerdil adalah Pluto Gambar 4.4. Walaupun dulu sempat dikategorikan sebagai planet, namun karena definisi planet
diubah maka sekarang Pluto bukan bagian dari planet, namun dijadikan sebagai planet kerdil. Contoh lain adalah Ceres Gambar 4.5 yang
berada di sabuk asteroid. Sebelumnya Ceres dikelompokkan kedalam asteorid, namun karena resolusi IAU 2006 maka kini Ceres termasuk
planet-kerdil. Diameter Pluto maupun Ceres masing-masing lebih kecil dibandingkan dengan diameter Bulan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
87
Gambar 4.4 Citra Pluto. Kredit: NASA
Gambar 4.5 Citra Ceres yang diambil menggunakan wahana angkasa Dawn milik NASA. Sumber: https:www.nasa.govsitesdefaultfilesthumbnailsimagepia19312.jpg
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
88
3. Benda Kecil Tata Surya Small Solar System Bodies Seluruh benda angakasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet,
planet-kerdil atau satelit. Benda-benda Tata Surya kecil tersebut diantaranya adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta
benda-benda kecil lainnya. Benda kecil Tata Surya ini kebanyakan berada pada sabuk asteroid dan
sabuk Kuiper Kuiper Belt. Sabuk asteroid berada diantara orbit Mars dan orbit Jupiter, sedangkan sabuk Kuiper berada di luar orbit Neptunus.
Gambar 4.6 Ilustrasi Sabuk Kuiper. Kredit: Space Telescope Science Institute, Graphics Dept. pada https:jimskies.wordpress.com20150903pluto-and-
friends
1.3. Sumber Energi bagi Kehidupan
Dari sekian banyak benda langit di Tata Surya, Bumi adalah satu-satunya tempat dimana terdapat kehidupan yang kompleks. Semua bentuk
kehidupan di Bumi memerlukan oksigen, air, makanan, temperatur yang hangat, serta tempat yang nyaman dan aman. Kenyataannya sampai saat
ini di Tata Surya hanya di Bumi saja lingkungan yang mendukung kehidupan tersebut tersedia. Oksigen, air, makanan dan sebagainya bukan saja
tersedia begitu saja namun mereka tersedia dalam bentuk sistem yang saling terkait.
Matahari bagi Bumi bukan saja menjadi pusat pergerakan namun juga sebagai sumber energi utama bagi Bumi. Energi Matahari diterima oleh
Bumi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang merambat dengan kecepatan 3 x 10
8
meterdetik. Sebetulnya tidak hanya cahaya tampak
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
89
saja yang diradiasikan oleh Matahari namun juga termasuk sinar Gamma, sinar-x, ultraviolet, infra merah, serta gelombang radio gambar 7. Bumi
sendiri memiliki atmosfer yang dapat menahan radiasi Matahari yang berbahaya seperti sinar Gamma, sinar X, dan ultra-violet. Radiasi dalam
panjang gelombang cahaya-tampak dapat menembus atmosfer Bumi dan menjadi sumber energi utama.
Gambar 4.7 Spektrum Gelombang Elektromagnetik
Peristiwa alam yang dipengaruhi oleh radiasi Matahari diantaranya adalah sebagai berikut:
Iklim dan cuaca. Energi Matahari merupakan kontrol iklim dan cuaca.
Rotasi dan revolusi Bumi serta poros Bumi yang sedikit miring menyebabkan perbedaan penerimaan energi Matahari di bagian-bagian
Bumi. Hal tersebut kemudian menyebabkan terjadinya perbedaan iklim dan cuaca di Bumi. Perbedaan iklim dan cuaca pada akhirnya
mempengaruhi penyebaran jenis hewan dan tumbuhan.
Siklus Air. Air tawar sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di
Bumi. Ketersediaan air tawar terus terjaga karena di Bumi terjadi siklus Air. Hujan yang turun ke Bumi sebagian besar berasal dari laut yang
asin. Penguapan air laut sangat tergantung pada adanya energi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
90
Matahari. Jika tidak ada energi dari Matahari yang cukup maka penguapan air laut tidak akan terjadi. Jika tidak terjadi penguapan maka
tentu saja tidak akan terjadi siklus air sehingga ketersediaan air tawar di permukaan Bumi akan terancam.
Proses Fotosintesis. Daun pada tumbuhan sangat membutuhkan
sinar Matahari dalam proses fotosintesis. Jika daun pada tumbuhan tidak dapat berfotosisntesis maka akan menyebabkan tumbuhan mati.
Ketersediaan tumbuhan sangat penting bagi makhluk hidup lain karena tumbuhan merupakan sumber makanan pertama dalam rantai makanan.
Efek Rumah Kaca. Efek rumah kaca menyebabkan temperatur Bumi
terjaga tetap hangat. Cahaya tampak Matahari yang dapat menembus lapisan atmosfer kemudian sebagian diserap oleh permukaan Bumi.
Permukaan Bumi kemudian meradiasikannya kembali dalam bentuk sinar inframerah. Sinar inframerah ini sebagian besar tidak dapat menembus
lapisan atmosfer dan terperangkap dan menyebabkan permukaan Bumi tetap hangat. Tanpa ada efek rumah kaca ini maka semua panas akan
kembali ke ruang angkasa dan menyebabkan Bumi menjadi sangat dingin.
Di samping hal di atas, sinar Matahari juga dibutuhkan secara langsung oleh manusia. Ultraviolet dibutuhkan oleh tubuh Manusia dalam
memproduksi vitamin D. Sinar Matahari juga dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi.
2. Pergerakan Bumi dan Bulan
Bumi sebagai planet berevolusi mengelilingi Matahari. Selama mengitari Matahari, Bumi disertai oleh satu buah satelit alam yang disebut Bulan.
Bulan sendiri berevolusi mengelilingi Bumi. Di samping bergerak mengitari Matahari, Bumi dan Bulan masing-masing berotasi pada sumbunya.
2.1. Gerakan Bumi
Seluruh anggota Tata Surya bergerak mengelilingi Matahari. Gerakan disebut revolusi. Bumi sendiri mengitari Matahari dalam satu putaran
periode memerlukan waktu satu tahun atau 365 hari. Lintasan orbit Bumi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
91
memiliki eksentrisitas 0,067. Nilai eksentrisitas yang mendekati nol menyatakan lintasan orbit yang mendekati lintasan berbentuk lingkaran.
Karena nilai eksentrisitas Bumi mendekati nilai nol, maka lintasan orbit Bumi dapat dianggap berbentuk lingkaran dengan jari-jari 150 juta km. 150 juta km
adalah rerata jarak Bumi ke Matahari yang dalam astronomi disebut 1 SA SA=Satuan Astronomi. Pergerakan revolusi Bumi digunakan oleh
Manusia untuk menyusun sistem penanggalan Masehi. Di samping melakukan revolusi, Bumi juga berotasi pada sumbunya. Sumbu
rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika. Perhatikan gambar di bawah. Hal tersebut menyebabkan besarnya energi Matahari yang
diterima bagian Bumi tidak sama. Rotasi Bumi juga menyebakan terjadinya siang dan malam. Pada gambar di bawah, bagian Bumi yang langsung
menghadap datangnya sinar Matahari mengalami siang sementara sebagian Bumi sebelahnya mengalami malam. Waktu yang diperlukan Bumi untuk
berotasi satu kali putaran adalah 24 jam.
Gambar 4.8 Kemiringan Sumbu Rotasi Bumi
Kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim antara belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan. Perhatikan gambar
di bawah.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
92
Gambar 4.9 Revolusi Bumi dan waktu terjadinya musim di belahan bumi utara.
Pada gambar di atas, pada posisi 1 belahan Bumi utara sedang mengalami musim panas, sedangkan belahan Bumi selatan sedang mengalami musim
dingin. Pada posisi 2, belahan Bumi utara menglami musim gugur, sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim semi. Pada posisi 3,
belahan Bumi utara mengalami musim dingin, sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim panas. Pada posisi 4, belahan Bumi Utara
mengalami musim semi, sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim gugur. Begitu seterusnya selama satu tahun bagian-bagian Bumi
mengalami pergantian musim.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
93
2.2. Gerakan Bulan
Bulan juga mengalamai rotasi dan revolusi. Rotasi Bulan adalah gerak Bulan yang berputar pada sumbunya. Revolusi Bulan adalah gerak Bulan
mengelilingi Bumi. Waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasi Bulan sehingga menyebabkan wajah Bulan yang menghadap Bumi selalu sama.
Waktu yang diperlukan Bulan untuk berevolusi satu kali adalah sekitar 29 hari atau satu bulan. Revolusi Bulan dimanfaatkan oleh manusia untuk
membuat sistem penanggalan komariah Hijriah. Pergantian bulan dalam sistem penanggalan ini ditandai dengan munculnya hilal.
Revolusi Bulan menyebabkan wajah Bulan dilihat dari Bumi selalu berubah dari hilal, bulan sabit sampai purnama. Perubahan wajah Bulan tersebut
disebut fase Bulan. Pelajarilah gambar di bawah untuk melihat posisi Bulan terhadap Bumi dan Matahari serta perubahan penampakan wajah Bulan
fase Bulan.
Gambar 4.10 Fase Bulan. Matahari berada di sebelah kanan yang ditunjukkan dengan arah kedatangan cahayanya. Bumi berada di pusat lingkaran. Sumber Gambar:
http:astro.unl.edunaaplpslunarPage2.html
Nama fase bulan berdasarkan nomor yang tertera pada gambar di atas adalah sebagai berikut:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
94
1. Bulan mati. Dalam sistem penganggalan hijriah, kedudukan bulan ini menandai terjadinya perubahan bulan misalnya dari bulan Ramadhan
ke bulan Syawal. 2. Bulan sabit.
3. Seperembat pertama. Pada posisi ini Bulan akan tampak setengahnya.
4. Bungkuk 5. Purnama
6. Bungkuk 7. Seperempat ke tiga
8. Sabit
2.3. Gerhana
Peredaran Bumi dan Bulan menyebkan pula peristiwa gerhana Bulan dan gerhana Matahari. Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan dalam fase purnama
dan Bulan berada tepat di bidang ekliptika. Pada keadaan itu, Bulan, Bumi dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Sedangkan gerhana Matahari
akan terjadi ketika Bulan dalam fase bulan mati dan Bulan berada tepat di bidang ekliptika.
Gambar 4.11 Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Bulan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
95
Gambar 4.12. Posisi Matahari, Bumi, dan Bulan pada saat gerhana Matahari. Sumber: http:www.schoolsobservatory.org.ukastroesmsolar_eclipse
Orbit Bulan ternyata tidak sejajar dengan bidang ekliptika. Bidang ekliptika adalah bidang semu tempat orbit Bumi berada. Perhatikan gambar di
bawah. Hal ini menyebabkan tidak setiap bulan purnama selalu terjadi gerhana Bulan dan tidak setiap bulan mati terjadi gerhana Matahari.
Gambar 4.13 Ilustrasi orbit Bulan terhadap bidang ekliptika.
2.4. Pasang Surut.
Pasang-surut air laut adalah gelombang air laut yang dibangkitkan oleh gaya gravitasi Bumi, Bulan, dan Matahari. Gaya gravitasi Bulan, Bumi dan gaya
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
96
gravitasi Matahari akan menarik dan menekan air laut. Perpaduan bekerjanya gaya-gaya tersebut menyebabkan terjadinya pasang surut air
laut. Walaupun massa Matahari jauh lebih besar dibandingkan dengan massa
Bulan, namun jarak Matahari lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke Bumi. Kenyataan seperti itu menyebabkan pengaruh gaya gravitasi Bulan
lebih besar terhadap pasang air laut dibandingkan dengan pengaruh gaya gravitasi Matahari.
Berdasarkan kedudukan Bulan relatif terhadap Bumi dan Matahari maka akan terjadi dua jenis pasang yaitu pasang purnama dana pasang perbani.
Pasang purnama terjadi pada saat bulan pernama atau bulan mati. Pada saat bulan purnama atau bulan mati tersebut gaya yang bekerja pada air laut
adalah resultan gaya gravitasi Bulan dengan gaya gravitasi Matahari yang relatif besar karena saling memperkuat. Oleh karena itu pada saat pasang
purnama ini maka muka air laut akan relatif lebih tinggi. Sedangkan pasang perbani terjadi pada saat Bulan tampak dalam fase seperempat pertama
atau seperempat ketiga. Pada kondisi ini, gaya gravitasi Bulan dan gaya gravitasi Matahari akan saling melemahkan sehingga paras air laut akan
relatih lebih rendah. Kedua jenis pasang ini dijelaskan dalam gambar di bawah.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
97
Gambar 4.14. Pasang Purnama terjadi saat fase bulan mati dan bulan purnama
Gambar 4.15 Pasang Perbani terjadi saat fase seperempat pertama dan seperempat ketiga.
Perlu diketahui juga bahwa disamping pengaruh gaya gravitasi Bulan dan Matahari, terjadinya pasang surut di suatu tempat sangat tergantung pula
dengan kedalaman dasar laut dan keadaan geografi lainnya tempat tersebut.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
98
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Dengan menggunakan model Tata Surya demonstrasikan kegiatan- kegiatan berikut:
a. Kelompokkan planet-planet menjadi planet inferior dan planet superior;
b. Tunjukkan posisi Venus saat elongasi, konjungsi c. Tunjukkan posisi Jupiter saat elongasi, konjungsi, dan oposisi.
d. Kelompok planet manakah yang dapat mengalami transit.
Gambar 4.16 Model Tata Surya yang digunakan.
Keterangan: Perhatikan gambar di bawah untuk penjelasan
Oposisi sebuah planet terjadi ketika planet tersebut berada di atas meridian pengamat pada saat tengah malam.
Konjungsi terjadi ketika posisi planet berada sama arah dengan Matahari.
Elongasi planet merupakan sudut yang dibentuk oleh vektor radius geosentrik planet dengan vektor radius geosentrik Matahari.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4: TATA SURYA
KELOMPOK KOMPETENSI I
Mata Pelajaran IPA SMP
99
Gambar 4.17. Kedudukan planet pada saat opisisi, elongasi, dan konjungsi.
2. Dengan menggunakan model Gerhana demonstrasikan kegiatan- kegiatan berikut serta jawablah beberapa pertanyaan:
a. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi purnama. b. Pada kedudukan a di atas, tunjukkan bagian Bumi yang mengalami
siang dan yang mengalami malam. c. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi gerhana Bulan.
d. Pada waktu siang atau malamkah terjadi gerhana Bulan? e. Aturlah posisi Bumi dan Bulan pada saat terjadi pasang surut
perbani.
E. LatihanKasusTugas