e. Pola Loyalitas Pelanggan
Menurut Peter dan Olson 2000 loyalitas merek dikelompokan kedalam lima kategori berdasarkan menurut pola pembelian yang dilakukan oleh
konsumen, meliputi: 1 Loyalitas merek tak terbagi undivided brand loyalty, yaitu konsumen
hanya memilih satu macam merek saja sehingga akan membatalkan pembelian apabila merek tersebut tidak tersedia.
2 Loyalitas merek berpindah sesekali brand loyalty with an occasional switch
3 Loyalitas merek berpindah brand loyalty switches, yaitu konsumen berpindah untuk memilih merek lain tetapi masih dalam perusahaan yang
sama. 4 Loyalitas merek terbagi divided brand loyalty, yaitu konsumen
melakukan pembelian dua atau lebih merek secara konsisten. Pengabaian merek brand indiference, yaitu konsumen melakukan pembelian
produk dengan mengabaikan merek.
f. Pengukuran Loyalitas
Menurut Chaudhuri Holbrook 2001, terdapat 2 dua aspek dalam loyalitas merek, yaitu: a loyalitas pembelian purchase loyalty dan b
loyalitas sikap attitudional loyalty. a. Loyalitas pembelian purchase loyalty
Loyalitas pembelian purchase loyalty dapat diartikan sebagai pembelian ulang suatu merek tertentu.
b. Loyalitas sikap attitudional loyalty Loyalitas sikap diartikan sebagai suatu tingkatan komitmen dalam hal
suatu karakteristik yang unik terkait pada suatu merek.
g. Pentingnya Loyalitas Merek
Pentingnya loyalitas merek telah diakui dalam literatur pemasaran, setidaknya dalam tiga dekade Howard dan Sheth, 1969 dalam Zehir et al.,
2011. Lebih lanjut dalam Zehir et al. 2011, Aaker 1991 telah membahas peran loyalitas dalam proses ekuitas merek dan telah secara khusus
mencatat bahwa loyalitas merek mengarah pada keunggulan dalam pemasaran tertentu, seperti berkurangnya biaya pemasaran, lebih banyak
pelanggan baru, dan pengaruh perdagangan yang lebih besar. Loyalitas pada merek ini timbul karena konsumen mempersepsikan merek tersebut
menghasilkan produk yang memiliki sejumlah manfaat dan kualitas dengan harga yang sesuai. Loyalitas merek juga menjadi indikasi adanya kekuatan
merek, karena tanpa loyalitas merek tidak akan tercipta kekuatan merek. Hal ini dapat dilihat pada merek-merek yang menjadi pemimpin di pasaran,
dapat dipastikan bahwa merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merek tersebut Giddens, 2002.
Menurut Reichfield dalam Gommans et al, 2001 keuntungan yang diperoleh oleh suatu merek yang memiliki pelanggan yang loyal adalah
sebagai berikut: 1
Dapat mempertahankan harga secara optimal. 2 Memiliki posisi tawar menawar yang kuat dalam saluran distribusi.
3 Mengurangi biaya penjualan.
4 Memiliki penghalang yang kuat terhadap terhadap produk-produk baru
yang memiliki potensi yang besar untuk masuk dalam kategori produk atau layanan yang dimiliki oleh merek tersebut.
5 Keuntungan sinergis yang diperoleh dari brand extension yang
berhubungan dengan kategori produk atau pelayanan dari merek tersebut.
2. Citra Merek Brand Image