Pengadaan Prosedur pengadaan suku cadang mesin produksi Di pt kusumahadi santosa amita

commit to user Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan sebuah bentuk rencana yang berkaitan dengan penetapan cara pakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan. Dikatakan sebagai pedoman karena dalam prosedur menguraikan cara yang tepat untuk menyelesaikan kegiatan tersebut serta urut-urutan dari kegiatan itu secara kronologis. Prosedur merupakan suatu bentuk rencana yang berkaitan dengan penetapan cara bertindak dan berperilaku di masa mendatang. Ketetapan ini dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan.

B. Pengadaan

Pengadaan barang dan Jasa pada hakikatnya merupakan upaya pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkannya dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar tercapai kesepakatan harga, waktu dan kesepakatan lainnya Adrian Sutedi 2009:3. Metode yang digunakan dalam pengadaan barang adalah dengan cara tawar-menawar antara pihak penyedia barang dengan pihak pengguna sehingga terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Dalam pengadaan barang dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain : 1. Pengadaan Barang dengan cara lelang Yaitu dengan cara pihak pengguna menyampaikan daftar barang yang akan dibeli tidak hanya pada satu penyedia barang tetapi pada beberapa penyedia barang, sehingga pihak pengguna dapat memilih harga penawaran yang paling murah yang diberikan oleh pihak penyedia barang. 2. Pengadaan Barang dengan cara pemesanan Yaitu dengan cara pihak pengguna memesan barang bergerak atau barang yang tidak bergerak dengan memberikan daftar barang kepada satu penyedia barang yang kemudian terjadi tawar-menawar harga barang yang dipesan antara pihak pengguna dengan pihak penyedia barang sehingga terjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. commit to user Muhammad Ichram Mukmin 1992:68 mengemukakan bahwa pengadaan adalah segala usaha dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa dalam batas peraturan perundang-undangan yang berlaku. Muhammad Ichram Mukmin 1992:72 juga mengemukakan cara dalam pengadaan barang adalah sebagai berikut : 1. Pembelian 2. Penyewaan 3. Peminjaman 4. PemberianHibah 5. PenukaranBarter 6. Pembuatan 7. Sewa-Beli 8. Leasing Untuk dapat dilaksanakan fungsi pembelian pengadaan ini dengan efektif dan efisien, dibutuhkan adanya kemampuan dari para petugas pengadaan barang. Hal ini karena tidaklah tepat apa yang dikatakan orang, bahwa efektifnya pembelian dilakukan apabila bahan-bahan dan perlengkapan yang dibeli pada harga yang berada dibawah harga yang telah ditentukan. Hal ini mungkin sebaliknya, karena faktor-faktor lain disamping harga, seperti kualitas, tanggal penyerahan dan nama supplier barang-barang tersebut. Pembelian barang yang tidak memenuhi syarat dapat merugikan perusahaan. Masalah-masalah pokok perencanaan pengadaan menurut Muhammad Ichram Mukmin 1992:78 adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dibutuhkan WHAT? 2. Berapa yang dibutuhkan dan berapa harga yang dibutuhkan HOW MANY and HOW MUCH? 3. Kapan dibutuhkan WHEN? commit to user 4. Dimana dibutuhkan WHERE? 5. Siapa yang mengadakan dan siapa yang menggunakan WHO? 6. Bagaimana cara pengadaan WHY? Hal tersebut dapat dimengerti karena hakekat dari perencanaan adalah suatu kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan sadar untuk terlaksananya suatu tujuan yang sistematis dan rasional, sehingga mendapat perhitungan- perhitungan yang diperlukan sesuai dengan usaha dan tujuan. Akan tetapi tidak lepas juga dari anggaran dana yang tersedia. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun 2000, pasal 12 ayat 2, bahwa metode pengadaan barangjasa pemborongan dan jasa lainnya dilaksanakan melalui : 1. Pelelangan, yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barangjasa denga cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas seghingga terpilih penyedia barang yang baik. 2. Pemilihan langsung, yaitu jika cara pelelangan sulit dilaksanakan atau tidak menjamin pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan penawaran dari beberapa penyedia barangjasa yang memenuhi syarat melalui Permintaan Harga Utang Price Quotation atau permintaan teknis dan harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dilaksanakan untuk teknis maupun harga, sehingga melalui harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 3. Swakelola, yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri atau untuk borongan tenaga. commit to user Pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan berdasarkan prinsip- prinsip pengadaan yang dipraktikkan secara nasional dan internasional, yaitu prinsip efisiensi, efektivitas, persaingan sehat, keterbukaantransparansi, tidak diskriminasi dan akuntabilitas. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 3 huruf a sampai dengan huruf f dengan penjelasan sebagai berikut: a. Efisien, prinsip efisien berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat- singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Efektif, prinsip efektif dalam pengadaan barang dan jasa harus didasarkan pada kebutuhan yang telah ditetapkan sasaran yang ingin dicapai dan dapat memberikan manfaat yang tinggi dan sebenar-benarnya sesuai dengan sasaran yang dimaksud. c. Persaingan sehat, prinsip persaingan sehat dalam pengadaan barang dan jasa adalah diberinya kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang setara dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan untuk menawarkan barang dan jasanya berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku dan tidak terjadi kecurangan dan praktik KKN. d. Terbuka Transparansi, prinsip terbuka dalam pengadaan barang dan jasa adalah memberikan semua informasi dan ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang dan jasa yang sifatnya terbuka kepada peserta penyedia barang dan jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. e. Tidak Diskriminatif Adil, yaitu pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan jasa, dan tidak commit to user mengarang untuk member keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara danatau alasan apa pun. f. Akuntabilitas, yaitu adanya pertanggungjawaban pelaksanaan pengadaan barang dan jasa laporan kepada para pihak yang terkait dan masyarakat berdasarkat etika, norma dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam arti bahwa pengadaan barang dan jasa harus mencaoai sasaran, baik secara fisik maupun keuangannya serta manfaat atas pengadaan tersebut terhadap tugas umum pemerintahan danatau pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsipo serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa. Etika pengadaan barang dan jasa sebagaimana diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 5 butir s sampai dengan h, adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang dan jasa. b. Bekerja secara professional dan mandiri atas dasar kejujuran serta kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa. c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan yang tidak sehat. d. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak. e. Menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang dan jasa conflict of interest. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan barang dan jasa. commit to user g. Mengindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang seperti kolusi dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan keuangan negara. h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk member atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa. Seluruh pembelian bahan dalam suatu perusahaan dilaksanakan oleh DepartemenDivisi Logistik. Untuk memperoleh laporan pertanggungjawaban yang lengkap mengenai penggunaan seluruh bahan-bahan yang dibeli, diperlukan prosedur yang sistematis. Sehingga proses pembelian, pemakaian maupun pemanfaatannya dapat dilaksanakan secara tepat dan optimal. commit to user Berikut adalah bagan Prosedur Perolehan Bahan dalam suatu perusahaan menurut Freddy Rangkuti 2002:113 : Surat permintaan bahan Dept. Akuntansi untuk nomor perkiraan Dept. pembelian mengeluarkan surat permintaan pembelian pada: 1. Penjualan 2. Dept. Akuntansi 3. Dept. Penerimaan 4. Pegawai Buku Besar Bahan 5. Dept. Bahan 6. Kopi Arsip Penjual mengembalikan kopi tanda terima, mengirimkan bahan dan mengirimkan faktur Dept. Penerimaan mengeluarkan laporan penerimaan kepada : 1. Dept. Pembelian 2. Arsip Sendiri 3. Kopi kepada Dept. Pemeriksaan mendistribusikan kepada: 1. Arsip sendiri 2. Dept. Akuntansi 3. Dept. Bahan Dept. Bahan Pegawai gudang menyimpan bahan dalam lokasi yang tepat Dept. Akuntansi menggunakan : 1. Faktur pesanan pembelian 2. Laporan penerimaan dan pemeriksaan untuk persetujuan faktur, pembayaran disetujui dan bukti pembayaran disiapkan. Manajer Keuangan Bendahara untuk pembayaran Pegawai Buku Besar Bahan membukukan jumlah dan nilai uang bahan pada kartu-kartu buku besar bahan commit to user Berdasarkan bagan tersebut diatas menurut Freddy Rangkuti 2002:112-114, proses pengadaan barang dengan cara pembelian dimulai dari Departemen Pembelian Logistik yang tugasnya adalah : 1. Menerima surat permintaan pembelian barang bahan. 2. Mencari informasi mengenai harga, jumlah, sumber penjual, jadwal penyerahan dsb. 3. Mengeluarkan surat permintaan pembelian kepada enam divisi Penjualan, Dept. Akuntansi, Dept. Penerimaan, Pegawai Buku Besar Bahan, Dept. Bahan, Kopi Arsip Prosedur pengadaan dengan cara pembelian tersebut diatas, harus diketahui oleh semua departemen dengan dilengkapi formulir-formulir yang formatnya telah dibakukan dan disetujui bersama. Formulir-formulir tersebut adalah : 1. Surat permintaan pembelian purchase requisition Surat permintaan bahan ini berasal dari: a. Bagian Gudang. b. Pemegang Buku Besar Bahan. c. Supervisorpenyedia dari departemen penelitian engineering dsb. d. Semua pihak yang terlibat didalam pemakain bahan. 2. Pesanan Pembelian purchase order Pesanan pembelian ini ditandatangani oleh pejabat departemen pembelian logistik untuk memberikan wewenang secara tertulis kepada supplier atau penjual untuk menyediakan sejumlah barang tertentu yang dipesan sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati jumlah, spesifikasi, jadwal pengiriman harga. 3. Laporan penerimaan Laporan penerimaan ini berisi tentang nomor pesanan pembelian, nana supplier, perincian mengenai transportasi, jumlah dan jenis commit to user barang yang diterima. Laporan ini harus ditandatangani oleh Departemen Pemeriksaan. 4. Persetujuan Faktur Pada umumnya faktur diterima bersamaan dengan datangnya barang, selanjutnya setelah barang diperiksa sesuai dengan laporan penerimaan barang, maka berkas-berkas ini dikirim ke Departemen Akuntansi sebagai ;laporan penerimaan dan pemeriksaan barang yang telah disetujui. Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengadaan adalah suatu aktivitas atau kegiatan untuk memenuhi kebutuhan barang guna kelancaran dalam proses produksi yang dalam pelaksanaan pengadaan tersebut berdasarkan peraturan yang berlaku dan jumlah, kualitas yang tepat dengan harga yang menguntungkan. Tujuan pengadaan adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam- macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan. Pemyelenggaraan pengadaan memberikan kegunaan utility waktu dan tempat.

C. Suku Cadang Spare Part