Teori-teori Motivasi Kajian Tentang Motivasi Kerja

37

2.3.3 Teori-teori Motivasi

1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Dalam buku manajemen sumber daya manusia oleh Hasibuan, Maslow mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow”s Need Hierarchy Theory atau A Theory of Human Motivation atau Teori Hierarki Kebutuhan dari Maslow. Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku atau bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Dasar Teori Hierarki Kebutuhan: 1. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus-menerus dan baru berhenti bila akhir hayatnya tiba. 2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi. 3. Kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat hierarchy sebagai berikut: 1 Physiological Needs kebutuhan fisik dan biologis 2 Safety and Security Needs kebutuhan keselamatan dan keamanan 3 Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness kebutuhan sosial 4 Esteem or Status Needs kebutuhan akan penghargaan atau prestise 38 5 Self Actualization aktualisasi diri Hasibuan 1996:104 2 Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg Menurut Herzberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu: 1. Maintenance Factors Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factors. Maintenance factors faktor pemeliharaan berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah. Kebutuhan kesehatan merupakan kebutuhan yang berlangsung terus- menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi. Faktor-faktor pemeliharaan meliputi balas jasa, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang menyenangkan, mobil dinas, rumah dinas, dan macam- macam tunjangan lainnya. Hilangnya faktor-faktor pemeliharaan ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan absennya karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak karyawan yang keluar. Faktor-faktor pemeliharaan ini perlu mendapat perhatian yang wajar dari pimpinan, agar kepuasan dan kegairahan bekerja bawahan dapat ditingkatkan. 2. Motivation Factors Faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan job content yang apabila 39 terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, tidak akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Serangkaian faktor ini dinamakan satisfiers atau motivators yang meliputi: a. prestasi; b. pengakuan; c. pekerjaan itu sendiri; d. tanggung jawab kemajuan; e. pengembangan potensi individu Hasibuan 1996:109. Faktor-faktor yang tergolong sebagai motivator atau pendorong adalah: prestasi, promosi, pengakuan, tanggung jawab, dan kerja itu sendiri. Apabila faktor-faktor motivasi tersedia akan menimbulkan rasa yang sangat puas, namun demikian apabila faktor-faktor tersebut berkurang, umumnya tidak akan menghasilkan ketidakpuasan. Sifat faktor tersebut intrinsik, yaitu berada di dalam diri seseorang. Faktor ini apabila dikembangkan akan dapat mengembangkan motivasi. 1. Prestasi Kerja Guru senantiasa berhadapan dengan sejumlah komponen proses belajar mengajar. Komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, materi pengajaran, alat pengajaran, evaluasi, situasi, dan siswa yang merupakan subjek pengajaran. Kemampuan dan kemauan guru mengelola komponen pengajaran merupakan sumbangan yang berharga untuk meningkatkan tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru senantiasa dihadapkan pada situasi pemecahan masalah yang berhubungan dengan komponen pengajaran. Masing-masing guru di suatu lingkungan sekolah harus 40 mampu memecahkan masalah pengajaran yang dihadapinya. Herzberg menyebutkan bahwa keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas, memecahkan masalah dan melihat hasil kegiatan merupakan indikator tingkat prestasi kerjanya. Keberhasilan guru dalam ketiga hal tersebut akan meningkatkan kepuasan kerjanya, sebaliknya jika tidak berhasil akan mengurangi tingkat kepuasan kerjanya. 2. Promosi Guru dalam bekerja tentu saja mengharap bahwa suatu saat kepangkatannya akan meningkat, begitu juga jabatannya. Pemberian tugas sebagai wali kelas, wakil kepala sekolah, atau jabatan lainnya mendorong seorang guru lebih giat dalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Diberinya kesempatan guru oleh kepala sekolah dalam kenaikan pangkat yang lebih cepat atas dasar prestasi kerja dan promosi jabatan sesuai dengan kemampuannya, akan lebih mendorong guru untuk meningkatkan prestasi kerjanya. Dengan demikian guru itu diakui kemampuannya. 3. Pengakuan Pengakuan dan penghargaan sangat berharga bagi guru. Apabila profesi dan prestasi kerjanya diakui, maka guru merasakan salah satu kebutuhannya dipenuhi. Tanpa adanya pengakuan, maka motivasi seorang guru untuk berprestasi atau untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik akan menurun. Faktor pengakuan merupakan kebutuhan bagi guru, tanpa pengakuan maka kepuasan kerja guru akan menurun. Pengakuan yang diterima guru dapat berasal dari perilaku kepala sekolah, sesama guru, staf tata usaha dan juga dari masyarakat. 41 4. Tanggung Jawab Guru mempunyai tugas dan wewenang membantu perkembangan siswa secara optimal, yaitu dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tugas dan wewenang ini dapat terlaksana apabila guru diberi tanggung jawab penuh dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya. Pemberian kewenangan kepada guru merupakan salah satu faktor sumber kepuasan kerja. 5. Pekerjaan itu sendiri Pekerjaan merupakan bagian dari setiap manusia, guru di sekolah mempunyai tugas pokok mengajar. Selain tugas pokok ini, guru-guru juga memiliki tugas-tugas lain misalnya sebagai wali kelas, pembimbing ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala sekolah. Keragaman tugas guru inilah yang mendorong guru untuk meningkatkan kemampuannya agar mutu pendidikan juga meningkat. Keragaman tingkat pekerjaan merupakan sumber kepuasan kerja seseorang. Oleh sebab itu kepuasan kerja guru perlu diperhatikan oleh kepala sekolah yaitu dengan memberikan tugas tambahan bagi guru diluar mengajar. 3. Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland Teori Motivasi Prestasi dikemukakan oleh David Mc.Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Mc. Clelland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu: 42 a Kebutuhan akan Prestasi n.Ach Kebutuhan akan Prestasi n.Ach merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu n. Ach ini akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal. b Kebutuhan akan Afiliasi n.Af Kebutuhan akan Afiliasi n.Af ini menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Seseorang karena kebutuhan n.Af ini akan memotivasi dan mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Jadi seseorang termotivasi oleh n.Af ini. c Kebutuhan akan Kekuasaan n.Pow Kebutuhan akan Kekuasaan n.Pow merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seorang karyawan. Karena itu n.Pow ini yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi Hasibuan 1996:112.

2.3.4. Komponen-komponen Motivasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA MA SMK DI KOTA PEKALONGAN

0 5 257

Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap kinerja Guru Ekonomi SMA Kota Tegal

1 13 112

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU.

0 2 2

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2012/2

0 0 18

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201

0 0 13

KINERJA GURU DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SE KECAMATAN MARGOYOSO PATI TAHUN 201

0 0 18

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 1 48