Dakwah Fardiyah Dakwah Halaqoh

2. Dakwah Fardiyah

Muh. Nuh mendefinisikan dakwah fardiyah adalah “ konsentrasi dengan dakwah atau berbicara dengan mad’u secara tatap muka atau dengan sekelompok kecil dari manusia yang mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat khusus. 12 Dakwah fardiyah memiliki tiga pengertian yaitu: a. Mafhum Da’wah seruan atau ajakan b. Mafhum Haraki gerakan c. Mafhum Tanzhimi pengorganisasian 13 Bentuk-bentuk dakwah fardiyah bisa dibagi menjadi dua, yaitu: 14 1. Dakwah fardiyah yang muncul dari individu yang sudah berintima’ bergabung dengan jama’ah dalam kapasitasnya sebagai da’i, melaksanakan kewajiban berupa tendensi tertentu dengan orang-orang baru, dalam upaya menarik mereka kepada fikrah Islamiyah dan selanjutnya menarik mereka untuk bergerak bersama jama’ah dalam aktivitas amal Islami. 2. Dakwah Fardiyah yang muncul dari individu yang belum berintimna’ kepada suatu jama’ah. Seorang muslim dengan kapasitasnya sebagai bagian dari ummah, melaksanakan kewajiban dakwah ilallah dengan jalan khotbah, ceramah, tulisan-tulisan dan makalah yang aktivitas ini 12 Dr. Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah Pendekatan Personal dalam Dakwah, 2000, Solo: Era Intermedia. h. 47. 13 Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah: Metode Membentuk Pribadi Muslim, 1995,Jakarta: Gema Insani Press, h. 29 14 Dra. Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, h. 114. tidak mempunyai sanad jama’I kaitan jama’ah dan organisasi atau tatanan hirarki. Dakwah fardiyah adalah dakwah yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Adanya mukhathabah berbincang-bincang dan muwajahah tatap muka dengan mad’u secara dekat dan intens. 2. Istimrariyah. Terjaganya keberlanjutan dakwah, khususnya di saat-saat sulit dan dalam kesempitan. 3. Berulang-ulang. Dapat dilakukan setiap saat tanpa menunggu momen tertentu. 4. Mudah, bisa dilakukan setiap orang 5. Bisa terhindar dan tertutupi dari pandangan manusia, terutama musuh.

3. Dakwah Halaqoh

Halaqoh tidak akan mampu memberikan sumbangsih apa-apa selain ulasan materi, hal ini terjadi manakala halaqoh hanya sebatas rutinitas saja. Padahal fungsi yang sesungguhnya halaqoh bukanlah seperti itu, akan tetapi lebih jauh daripada itu, yakni bagaimana halaqoh mampu meledakkan potensi dari peserta halaqoh. Untuk itu halaqoh haruslah memenuhi beberapa variabel, dimana dengan variabel tersebut halaqoh mampu menjalankan sebagaimana fungsi yang sesungguhnya. Kejenuhan dalam berhalaqoh disebabkan karena halaqoh tersebut tidak memiliki karakter halaqoh itu sendiri, sehingga dinamika halaqoh mengalami kejumudan primitive. Supaya halaqoh kita memiliki dinamika tersendiri serta produktif, maka, haruslah memiliki tiga karakter. Ketiga karakter tersebut adalah ; 15 1. Aruhiyah Ruh Amunisi ini penting mengingat setiap pergerakan yang kita lakukan tidak akan mampu kita maknai manakala kondisi ruhiyah kita kering apalagi sampai rapuh dimakan oleh godaan dunia. Dengan ruhiyah inipula seseorang mampu melewati setiap ujian yang ada di depan kita. Dengan ruhiyah pula seseorang akan mampu menikmati hari-hari dengan kesibukan berdakwah. Ada tiga hal yang mesti tertanam dalam hati para aktivis dakwah agar kondisi ruhiyah terjaga a Al Aqidatul Imanniyah Akidah Keimanan yang mantap. Kenapa akidah ini begitu penting, karena memang inilah pondasi seseorang dalam mengawali setiap aktivitasnya. Kita tentu ingat perjalanan para nabi mulai dari nabi Adam sampai nabi Muhammad Saw, mereka berjuang untuk membebaskan manusia dari menduakan Allah SWT menuju kesatuan akidah yang utuh. b Al A’daqotul Al Qolbiyah Ikatan Hati, untuk menuju ruhiyah yang mantap, maka kita harus mengikatkan hati ini dengan Allah SWT, sebab Dialah yang sesungguhnya memiliki hati kita dan dengan hati ini pula kita akan menemukan ketentraman batin dan ketengan jiwa. 15 http:www.msani.net Dr. Attabiq Luthfi, MA, dakwatuna.com diakses pada tanggal 25 Juli 2010 c Al Ma’nawiyah Wal Khuluqiyah Membangun Moralitas, di tengah – tengah kondisi saat ini, dimana moralitas seseorang sangat menjadi taruhan akan arti sebuah kehidupan. Mampukah seseorang tersebut menjaga iman dirinya dalam menghadapi tantangan dan godaan dunia. Usaha untuk terus selalu memperbaharui diri kita adalah sebuah keharusan. 2. Al Fikriyah Ilmu Selain halaqoh harus mengandung unsur ruhiyah, halaqoh juga harus mengandung unsur Ilmu agar apa-apa yang kita sampaikan dan kita diskusikan bukan hanya sekedar omong kosong tanpa adanya fakta dan data secara ilmiah. Ciri sebuah halaqoh mengandung unsur ilmu adalah, a Al I’lmiyatu Watsaqofah, halaqoh bisa dikatakan mengandung unsur ilmu manakala didalamnya ada suasana ilmiah, ciri ilmiah adalah objektif dan berdasarkan fakta. b Anadhoriyah, ini merupakan kemampuan analisis seorang kader tarbiyah dalam setiap dinamika social politik yang terjadi. c Al Minhajiyah memahami manhaj, arah dan platform seperti apakah gerakan kita, itu haruslah dipahami betul para kader tarbiyah, sehingga para kader tidak mengalami kebingungan dalam melakukan manuver gerakan sesuai dengan kondisi yang ada. d Al Ijtima’iyah bersosial, ajaran Islam bukanlah ajaran eksklusif yang hanya berlaku untuk satu kaum saja, akan tetapi Islam dilahirkan untuk semua ummat manusia. Dakwah tidak akan mengena jika kita tidak pernah bersosial atau mengurung diri apalagi sampai mengisolasi dari dinamika yang ada. e Al Faniyah berekonomi, perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan dan salah satu pengorbanan tersebut adalah ekonomi. Bahkan di era sekarang ini kaum kafir dan musuh – musuh Islam menjajah ummat Islam dengan ekonomi, maka dari itu sudah semestinya seorang aktivis dakwah haruslah berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri, sehingga tidak perlu menengadahkan tangan untuk meminta-minta. 3. Ad Dakwah Ada tiga muatan dakwah yakni, Al Harokah pergerakan atau dinamis, Al Jihadiyah semangat jihad dan Al Jundiyah ketaatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dinamika dakwah akan selalu berubah-rubah tidak statis, oleh karena itu seorang aktivis dakwahpun harus mampu menjawab perubahan tersebut, sehingga dakwah yang kita lakukan akan menjadi alternativ bagi ummat karena mampu berbicara dengan bahasa saat yang dibutuhkan. Itulah karakter halaqoh yang harus dipenuhi supaya aktivitas halaqoh yang kita lakukan tidak semata-mata menggugurkan kewajiban sebagai seorang kader tarbiyah, akan tetapi kita mampu memaknai arti halaqoh yang sesungguhnya. Dengan demikian halaqoh kita akan senantiasa dinamis dan kreatif. Jika ketiga karakter itu terpenuhi maka halaqoh akan mampu melaksanakan fungsinya, yaitu ; a At Tarbawiyah, maksudnya adalah mampu mengkondisikan orang b Al Harokiyah Bergerakdinamis c Atandzimiyah Mengorganisir d Al Fanatodiyah Berpenghasilan

4. Dakwah Profesional