Jika air tecemar ada kemungkinan yang terjadi yaitu pergesaran dari jumlah yang banyak dengan populasi yang sedang menjadi jumlah spesies yang sedikit tetapi
populasinya tinggi Sastrawijaya, 1991.
Penyebab terjadinya pencermaran dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang berupa gas, bahan-bahan terlarut dan
partikulat ke dalam air yang menyebabkan kualitas air tercemar sehingga mengganggu fungsi air. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar polutan, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair Yuliastuti, 2011.
2.3 Bentos Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau
pada sedimen dasar perairan. Berdasarkan sifat hidupnya bentos dibedakan antara fitobentos yaitu bentos yang bersifat tumbuhan dan zoobentos yaitu bentos yang
bersifat hewan Barus, 2004. Bentos cukup besar peranannya dalam ekosistem perairan. Bentos menguraikan material organik yang jatuh ke dasar perairan.
Bentos mentransfer energi dari produsen primer ke tingkatan trofik berikutnya Suin, 2002.
Makrozoobentos merupakan organisme air yang sebagian besar atau seluruh hidupnya berada di dasar perairan, hidup secara sesil, merayap atau
menggali lubang. Makrozoobentos sering digunakan untuk menduga ketidakseimbangan lingkungan fisik, kimia, dan biologi suatu badan perairan.
Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup makrozoobentos karena makrozoobentos merupakan organisme air yang mudah terpengaruh oleh
adanya bahan pencemar, baik bahan pencemar fisik maupun kimia. Suatu perairan yang belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari
hampir semua spesies yang ada. Sebaliknya suatu perairan tercemar, penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies yang mendominasi
Odum, 1993.
Menurut Lalli Parsons 1993, hewan bentos dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh yang bisa melewati lubang saring yang dipakai untuk
Universitas Sumatera Utara
memisahkan hewan dari sedimennya. Berdasarkan kategori tersebut bentos dibagi atas:
1 Makrozoobentos, kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm. Kelompok
ini adalah hewan bentos yang terbesar, jenis hewan yang termasuk kelompok ini adalah molusca, annelida, crustaceae, beberapa insekta air dan larva dari
diptera, odonata dan lain sebagainya.
2 Mesobentos, kelompok bentos yang berukuran antara 0,1 mm – 1,0 mm. Kelompok ini adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir atau lumpur.
Hewan yang termasuk kelompok ini adalah molusca kecil, cacing kecil dan crustaceae kecil.
3 Mikrobentos, kelompok bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Kelompok ini merupakan hewan yang terkecil. Hewan yang termasuk ke
dalamnya adalah protozoa khususnya ciliata.
Bentos pada umumnya yang sering dijumpai di suatu perairan adalah taksa Crustaceae, Molusca, Insecta, dan sebagainya. Bentos tidak hanya berperan dalam
penyusun komunitas perairan, tetapi juga dapat digunakan dalam studi kuantitatif untuk mengetahui kualitas suatu perairan Barus, 2004.
Menurut Nybakken 1988, secara ekologis terdapat dua organisme yaitu epifauna dan infauna. Epifauna adalah organisme bentik yang hidup pada atau
dalam keadaan lain berasosiasi dengan permukaan. Infauna adalah organisme yang hidup di substrat lunak. Kelompok infauna dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
makrozoobentos berukuran lebih besar dari 1 mm, meiozoobentos berukuran antara 0,1-1 mm, dan mikrozoobentos berukuran lebih kecil dari 0,1 mm.
2.4 Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Lingkungan Perairan Bentos sering digunakan sebagai indikator atau petunjuk kualitas air. Perairan
yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme makrozoobentos karena makrozoobentos merupakan biota air yang mudah
terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fisik Odum, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Barus 2004, ada beberapa alasan dalam pemilihan bentos sebagai indikator kualitas di ekosistem air, yaitu:
a. Pergerakannya yang sangat terbatas sehingga memudahkan dalam
pengambilan sampel. b. Ukuran tubuh relatif besar sehingga mudah untuk diidentifikasi.
c. Hidup di dasar perairan serta relatif diam sehinga secara terus menerus
terdedah oleh kondisi air sekitarnya. d. Proses yang terjadi terus-menerus mengakibatkan bentos sangat terpengaruh
oleh berbagai perubahan lingkungan yang mempengaruhi kondisi air tersebut. e. Perubahan faktor-faktor lingkungan ini akan mempengaruhi keanekaragaman
komunitas bentos. Menurut Fachrul 2007, daya toleransi bentos terhadap pencemaran bahan
organik dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut: a. Jenis Intoleran
Jenis Intoleran memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap pencemaran dan tidak tahan terhadap tekanan lingkungan, sehingga hanya hidup dan
berkembang di perairan yang belum atau sedikit tercemar. b. Jenis Toleran
Jenis toleran mempunyai daya toleran yang lebar, sehingga dapat berkembang mencapai kepadatan tertinggi dalam perairan yang tercemar berat. Oleh karena itu,
untuk mengetahui kehadiran atau ketidakhadiran organisme pada lingkungan perairan digunakan indikator yang menunjukkan tingkat atau derajat kualitas suatu
habitat. c. Jenis Fakultatif
Jenis fakultatif dapat bertahan hidup terhadap lingkungan hidup yang agak lebar, antara perairan yang belum tercemar sampai dengan tercemar sedang dan
masih dapat hidup pada perairan yang tercemar berat.
Menurut Trihadiningrum Tjondronegoro 1988, kualitas air sungai dapat dibagi menjadi 6 kelas berdasarkan tingkat cemaran dilihat dari indikator
makrozoobentosnya yaitu dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Makrozoobentos Indikator untuk Menilai Kualitas Air No.
Tingkat Cemaran Makrozoobentos Indikator
1. Tidak Tercemar
Trichoptera Sericosmatidae, Lepidosmatidae, Glossomatidae, Planaria
2. Tercemar Ringan
Plecoptera Perlidae, Peleodidae, Ephemeroptera Leptophleebiidae, Pseudocloeon, Ecdyonuridae,
Caebidae, Trichoptera
Hydropschydae, Psychomyidae,
Odonanta Gomphidae,
Plarycnematidae, Agriidae, Aeshnidae, Coleoptera Elminthidae
3 Tercemar Sedang
Mollusca Pulmonata, Bivalvia, Crustacea Gammaridae,
Odonanta Libellulidae,
Cordulidae 4.
Tercemar Hirudinea Glossiphonidae, Hirudidae; Hemiptera
5. Tercemar Agak Berat
Oligochaeta ubificidae, Diptera Chironomus thummiplumosus, Syrphidae
6. Sangat Tercemar
Tidak terdapat
makrozoobentos. Besar
kemungkinan dijumpai lapisan bakteri yang sangat toleran terhadap limbah organik di permukaan
Tekanan karena buangan bahan organik mengakibatkan terjadinya pembatasan variasi makrozoobentos, yang berarti hanya beberapa jenis saja yang
mampu hidup dalam kondisi tersebut. Pengaruh dari perubahan substrat dan adanya bahan kimia beracun akan menurunkan jumlah bahkan menghilangkan
beberapa jenis makrozoobenthos pada daerah tersebut. Perbedaan batas toleransi antara populasi terhadap faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi
kemampuan berkompetisi. Jika kondisi lingkungan perairan menurun karena pencemaran maka jenis organisme yang tidak toleran terhadap kondisi tersebut
akan menurun populasinya, sebaliknya jenis-jenis organisme yang mempuyai toleransi terhadap kondisi tersebut akan meningkat populasinya katena jenis-jenis
kompetitornya berkurang Sinaga, 2009.
2.5 Faktor-Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Makrozoobentos