BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekosistem Sungai Ekosistem air yang terdapat di daratan inland water secara umum di bagi atas
dua yaitu perairan lentik perairan tenang atau diam, misalnya: danau, waduk, kolam, rawa dan telaga dan perairan lotik perairan berarus deras, misalnya: parit,
kanal, dan sungai. Perbedaan utama antara perairan lotik dengan perairan lentik adalah kecepatan arus. Perairan lentik mempunyai kecepatan arus yang lambat
serta terjadi akumulasi massa air dalam periode waktu yang lama, sementara perairan lotik umumnya mempunyai kecepatan arus yang tinggi, disertai
perpindahan massa air yang berlangsung dengan cepat Barus, 2004.
Sungai merupakan ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah
sekitarnya sehingga kondisi air sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik kondisi disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai mempunyai
berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai
akan terintegrasi satu sama lainnya dan membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut Setiawan, 2009.
Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan segala aktivitas yang berlangsung antara komponen-komponen lingkungan yang terdapat didalamnya.
Adanya dinamika tersebut akan menyebabkan suatu sungai berada dalam keseimbangan ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan asing dari
luar. Pada batas-batas kisaran tertentu pengaruh bahan asing ini masih dapat ditolerir dan kondisi keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan. Dengan
demikian bila suatu sungai menerima limbah berupa senyawa organik atau limbah dalam jumlah yang sedikit atau dalam batas toleransi maka limbah tersebut akan
dinetralisir oleh adanya dinamika ekologis Barus, 2004. Menurut Setiawan
Universitas Sumatera Utara
2009, sungai mempunyai kemampuan untuk membersihkan diri self purification dari berbagai sumber masukan, akan tetapi jika melebihi kemampuan
Universitas Sumatera Utara
daya dukung sungai carrying capacity akan menimbulkan masalah yang serius bagi kesehatan lingkungan sungai.
Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Selain tempat berlangsungnya ekosistem, juga sebagai sumber kehidupan bagi
masyarakat sekitarnya. Berbagai aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan menurunnya kualitas air sungai.
Penambahan bahan buangan dalam jumlah besar dari bagian hulu hingga hilir sungai yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak mampu lagi
melakukan pemulihan. Pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika dan biologi dalam sungai Agustatik, 2010.
2.2 Pencemaran Sungai Ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi
membentuk satu kesatuan yang teratur dan tidak ada satu komponen pun yang dapat berdiri sendiri melainkan mempunyai keterikatan dengan komponen lain
secara langsung atau tidak langsung. Aktivitas suatu komponen selalu memberi pengaruh pada komponen ekosistem yang lain, pengaruh tersebut seperti
pencemaran. Salah satu komponen itu yaitu manusia dimana seringkali memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan Asdak, 1995.
Sungai merupakan salah satu tipe ekosistem perairan umum yang berperan bagi kehidupan biota dan juga kebutuhan hidup manusia untuk berbagai macam
kegiatan seperti perikanan, pertanian, keperluan rumah tangga, industri, transportasi. Berbagai macam aktivitas pemanfaatan sungai tersebut pada akhirnya
memberikan dampak terhadap sungai seperti penurunan kualitas air, hal ini dikarenakan limbah yang dihasilkan dari berbagai macam kegiatan tersebut
kebanyakan dibuang ke sungai, atau dimana sebagian limbah tersebut tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu Setiawan, 2009.
Akumulasi dari bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan yaitu membunuh spesies
tertentu dan sebaliknya dapat mendukung perkembangan spesies lain. Penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu pencemaran.
Universitas Sumatera Utara
Jika air tecemar ada kemungkinan yang terjadi yaitu pergesaran dari jumlah yang banyak dengan populasi yang sedang menjadi jumlah spesies yang sedikit tetapi
populasinya tinggi Sastrawijaya, 1991.
Penyebab terjadinya pencermaran dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang berupa gas, bahan-bahan terlarut dan
partikulat ke dalam air yang menyebabkan kualitas air tercemar sehingga mengganggu fungsi air. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur
pencemar polutan, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair Yuliastuti, 2011.
2.3 Bentos Bentos adalah organisme yang mendiami dasar perairan dan tinggal di dalam atau