BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
c.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2013 di Perairan Sungai Asahan, Sumatera Utara.
c.3 Deskripsi Area
Lokasi penelitian berada di Perairan Sungai Asahan, Kabupaten Asahan dan Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Di sepanjang sungai ini terdapat
berbagai aktivitas manusia, diantaranya adalah: pemukiman penduduk, perkebunan, pariwisata dan bendungan PLTA. Pengambilan sampel dilakukan
pada lima stasiun yaitu, sebagai berikut:
3.2.1 Stasiun 1
Stasiun ini terletak di aliran air sungai Baturangin, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, yang secara geografis terletak pada 02033’06,6”
LU – 099018’53,7” BT Gambar 3.1. Daerah ini merupakan derah kontrol bebas aktivitas. Substrat pada stasiun ini berupa bebatuan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Stasiun 1
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Stasiun 2
Stasiun ini terletak di sungai Ponot, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, yang secara geografis terletak pada 02033’17,3” LU –
099018’23,8” BT Gambar 3.2. Daerah ini merupakan daerah pariwisata. Substrat pada stasiun ini berupa bebatuan.
Gambar 3.2 Stasiun 2
3.2.3 Stasiun 3
Stasiun ini terletak di sungai Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, yang secara geografis terletak pada 02033’34,3” LU –
099018’36,7” BT Gambar 3.3. Daerah ini terdapat bendungan PLTA untuk PT.INALUM. Substrat pada stasiun ini berupa bebatuan dan berpasir.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Stasiun 3
3.2.4 Stasiun 4
Stasiun ini terletak di sungai Parhitean, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02033’53,0” LU –
099020’05,9” BT Gambar 3.4. Daerah ini dekat dengan kawasan pemukiman penduduk. Substrat pada stasiun ini berpasir.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Stasiun 4
3.2.5 Stasiun 5
Stasiun ini terletak di sungai Hula-Huli, Kecamatan Pintu Pohan Meranti Kabupaten Toba Samosir, yang secara geografis terletak pada 02033’42,4” LU -
099021’32,5” BT Gambar 3.5. Daerah ini merupakan kawasan perkebunan sawit. Substrat pada stasiun ini berupa lumpur berpasir.
Gambar 3.5 Stasiun 5
c.4 Metode Penelitian
Stasiun penelitian ditetapkan berdasarkan ada tidaknya aktivitas yang terdapat di Sungai Asahan. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel
makrozoobentos adalah ”Purposive Random Sampling” pada lima stasiun pengamatan. Pada masing-masing stasiun dilakukan 9 sembilan kali ulangan
pengambilan sampel.
c.5 Prosedur Penelitian
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Pengambilan Sampel Makrozoobentos
Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan dengan menggunakan surber net ukuran 30x30 cm yang diletakkan di dasar sungai dengan posisi
melawan arah arus. Sampel yang di dapat disortir menggunakan Metoda Hand Sortir, selanjutnya dibersihkan dengan air dan dimasukkan ke dalam botol koleksi
yang berisi alkohol 70 sebagai pengawet kemudian diberi label. Pada penelitian ini sampel diambil dari bagian tepi kiri, tengah dan tepi kanan sungai. Identifikasi
sampel dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi FMIPA USU, dengan menggunakan buku
identifikasi Bouchard 2012, Dharma 1988, dan Pennak 1978.
c.6 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan
Faktor fisik dan kimia perairan diukur dengan menggunakan alat – alat dan bahan yaitu:
Tabel 3.1. Alat, Bahan, Satuan dan Metode Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia
No. Parameter
Alat dan bahan
Satuan Metode Kerja
1. Suhu
Termometer oC
Diambil air dan diukur dengan menggunakan termometer yang dimasukkan ke dalam air selama ± 10 menit kemudian dibaca
skalanya. 2.
D e r a j a t pH meter
- Dimasukkan pH meter ke dalam air yang diambil sampai
Universitas Sumatera Utara
keasaman menunjukan skala angka yang konstan pada alat dan dibaca
angka yang tertera pada pH meter tersebut. 3.
P en e t r a s i cahaya
Keping sechi m
Diukur dengan menggunakan keping sechii yang dimasukkan ke dalam air sampai keping sechii terlihat samar, kemudian diukur
panjang tali yang masuk ke dalam air. 4.
Kandungan O r g a n i k
Substrat Oven dan
Tanur Diukur dengan menggunakan metoda Analisa Abu. Substrat
diambil dari perairan dan dimasukkan ke dalam plastik dan dilakukan analisis kandungan organik substrat di Laboratorium
Kimia Pusat Peneltian Lingkungan Universitas Sumatera Utara 5.
O k s i g e n terlarut
Botol winkler mgL
Diukur dengan menggunakan Metoda Winkler. Air diambil dari perairan dan dimasukkan ke dalam botol Winkler kemudian
dilakukan pengukuran oksigen terlarut. 6.
BOD5 Botol winkler
mgL Dilakukan dengan metoda Winkler. Air yang diambil dari
perairan dimasukkan ke dalam botol alkohol dalam kondisi tidak ada gelembung udara. Kemudian diinkubasi selama 5 hari
pada suhu 200C. Setelah 5 hari dihitung kadar BOD dengan cara sama seperti pada pengukuran Kadar Oksigen DO. Kadar
BOD5 dihitung dengan cara mengurangkan DO awal dengan DO akhir.
7. Kejenuhan
Oksigen Botol winkler
Diukur dengan metode winkler dan melihat tabel kejenuhan oksigen yang dihitung dengan melihat konsentrasi oksigen yang
diukur. Menggunakan rumus: Kejenuhan = x 100
Keterangan: DO u = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL
DO t = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya sesuai dengan besarnya suhu.
8. Intensitas
Cahaya Lux Meter
Candela Diukur intensitas cahaya dengan cara meletakkan luxmeter ke
arah cahaya, dan dibaca skala angka yang tertera pada alat tersebut.
9. Kecepatan
Arus S t o p w a t c h
dan gabus ms
Diukur dengan menggunakan stopwatch yaitu dengan menghitung kecepatan air berjalan dalam satu meter setiap
detiknya dengan menggunakan gabus.
3.6 Analisis Data