Sifat fisik kimia perairan sangat penting dalam ekologi. Oleh karena itu, selain melakukan pengamatan terhadap faktor biotik, seperti makrozoobentos, perlu juga
dilakukan pengamatan faktor-faktor abiotik fisik-kimia. Adanya saling ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor biotiknya maka akan diperoleh
gambaran tentang kualitas suatu perairan.
Faktor abiotik fisik dan kimia perairan yang mempengaruhi kehidupan makrozoobentos antara lain:
2.5.1 Temperatur Pengukuran temperatur air adalah hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan
karena kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem akuatik sangat di pengaruhi oleh
temperatur. Menurut hokum Van’t Hoffs kenaikan temperatur 10°C hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir akan meningkatkan laju metabolisme dari
organisme sebesar 2-3 kali lipat, sehingga konsumsi oksigen akan meningkat, dan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang. Pola temperatur ekosistem
akuatik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya matahari, pertukaran panas antara air dan udara sekelilingnya dan juga oleh faktor kanopi
penutupan oleh vegetasi dari pepohonan yang tumbuh di tepi perairan Barus, 2004.
Temperatur mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air juga akan
menurun. Bersamaan dengan peningkatan suhu juga akan mengakibatkan peningkatan aktivitas metabolisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen juga
meningkat Sastrawijaya, 1991. Temperatur juga salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan hewan benthos. Batas toleransi hewan benthos terhadap temperatur
tergantung dari spesiesnya. Umumnya temperatur di atas 30°C dapat menekan pertumbuhan populasi hewan benthos yang terdapat pada perairan James
Evison, 1979.
2.5.2 Oksigen Terlarut Disolved Oxygen
Universitas Sumatera Utara
Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut alam air. Untuk mempertahankan hidupnya, mahluk yang tinggal dalam air, baik tumbuhan
maupun hewan, bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Jadi kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air. Kehidupan di air
dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 mgL. Selanjutnya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktifannya,
kehadiran bahan pencemar, suhu air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan atmosfir yang masuk ke dalam air dengan kecepatan
tertentu Kristanto, 2009.
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Kehidupan mahluk hidup di dalam air tergantung dari
kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Biota air hangat memerlukan oksigen terlarut
minimal 5 mgL, sedangkan biota air dingin memerlukan oksigen terlarut mendekati jenuh. Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupan biota
tidak boleh kurang dari 6 mgL. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer Agusnar, 2007.
2.5.3 BOD Biochemical Oxygen Demand