Masa Republik Indonesia Serkat RIS 27 Desember 1949 sampai dengan

Mahkamah Agung mempunyai Organisasi, administrasi dan keuangan sendiri. Mahkamah Agung menjalankan tugasnya dengan melakukan 5 fungsi yang sebenarnya sudah dimiliki sejak Hooggerechtshof, sebagai berikut: 1Fungsi Paradilan; 2Fungsi Pengawasan; 3 Fungsi Pengaturan; 4Fungsi Memberi Nasehat; 5Fungsi Administrasi. SUSUNAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIAKURUN WAKTU TAHUN 1950 - 1952. Ketua:Mr. Dr. Kusumah Atmadjabeliau mengoper gedung dan personil beserta pakerjaan Hooggerechtshof pada bulan Januari 1950 setelah Mahkamah Agung kembali dari pengungsiannya di Jogyakarta selama 3 12 tahun Wakil Ketua : Mr. Satochid Kartanegara Hakim Agung : Mr. Wirjono Prodjodikoro :Mr. Husen Tirtamidjaja Panitera : Mr. Soebekt Wakil Panitera : Ranoeatmadja Bulan September 1952 Dr. Mr. Kusumah Atmadja Meninggal dunia. Sejak itu kedudukan Ketua Mahkamah Agung menjadi lowong. Dr. Mr. Kusumah Atmadja Ketua Mahkamah Agung Pertama. Periode Juli 1946 – Januari 1950 adalah, Ketua: Mr. Satochid Kertanegara, Wakil Ketua Mahkamah Agung. Periode Juli 1946 – Januari 1950:Mr. Wijono ProdjodikoroHakim Agung Mahkamah Agung. Periode Juli 1946 – Januari 1950 :Mr. SoebektiPanitera Mahkamah Agung. Periode Juli 1946 – Januari 1950 dan Kurun Waktu Tahun 1952 – 1966 anatara lain Untuk jabatan Ketua Mahkamah Agung diminta calon 2 orang atau lebih yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, demikian pula untuk jabatan Wakil Ketua Mahkamah Agung. Untuk Jabatan Katua Mahkamah Agung yang dicalonkan oleh DPR adalah 2 orang yaitu: Mr. Wirjono Prodjodikoro dan Mr. Tirtawinata bekas Jaksa Agung. Sedang untuk Wakil Ketua Mahkamah Agung DPR mencalonkan: Mr. R. Satochid Kartanegara sebagai satu-satunya calon. Kemudian dengan keputusan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1952 diangkatKetua : Mr. Wiijono Prodjodikoro, Wakil Ketua : Mr. R. Satochid Kartanegara, Hakim Agung :Prof. Mr. R. Soekardono.Sutan Kali Mahkul Adil.Mr. Husen Tirtamidjaja. Mr. R. Surjopokro. Mr. Sutan Abdul Hakim. Mr. Wirjono Kusumo. Mr. A. Abdurrachman.Panitera:R. Ranuatmadja.J. TamaraMoeh. Ishak Soemosmidjojo, SH, Susunan Majelis:hanya ada satu majelis. Di samping perkara yang masuk tidak terlalu padat, pula duduk sebagai Ketua Majelis dimungkinkan bergantian antara Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung. Untuk memperlancar penyelesaian perkara pada waktu itu, Mahkamah Agung sudah mengenal pembidangan tanggungjawab, seperti bidang Perdata dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung sendiri, dan bidang Pidana dipimpin oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung, dan sekaligus mengetuai sidang-sidang yang bersangkutan. Sedangkan para Hakim Agung tetap memeriksa baik perkara perdata maupun perkara pidana. Adanya Forum Privilegiatum yang dimungkinkan oleh Undang. undang yang berlaku pada waktu itu, Mahkamah Agung mengadili dalam tingkat pertama dan terakhir. Tokoh politik: Sultan Abdul Hamid yang mengaku terus terang ingin menggunakan tenaga Westerling untuk mempersiapkan pembarontakan terhadap Pemerintah Republik Indonesia, yaitu akan membunuh: Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX, Kol. Simatupang dan Ali Budihardjo, SH Pada tanggal 8 April 1953 dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

B. Profil

Mahkamah agung adalah lembaga tertinggi dalam system ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi. 4 Mahkamah agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha Negara. Saat ini lembaga Mahkamah Agung berdasarkan pada UU. No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman UU ini juga telah mencabut dan membatalkan berlakunya UU No. 4 tahun 2004. 5 Undang-undang ini di susun karena UU No.4 Tahun 2004 secara substansi dinilai kurang mengakomodir masalah kekuasaan 4 http:kepaniteraan.mahkamahagung.go.idberanda.html , diunduh Pada Tanggal 20 mei 2013. Jam: 17:30 5 www. Mahkamah Agung. Co. Id. kehakiman yang cakupannya cukup luas, selain itu juga karena adanya judicial review ke Mahkamah Konstitusi atas pasal 34 UU No.4 Tahun 2004, karena setelah pasal dalam undang-undang yang di-review tersebut diputus bertentangan dengan UUD, maka saat itu juga pasal dalam undang-undang tersebut tidak berlaku, sehingga untuk mengisi kekosongan aturanhukum, maka perlu segera melakukan perubahan pada undang-undang dimaksud. Baik Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 maupun 2 jo. Pasal 10 UU No.42004, tetap mengikuti pola dan sistem MA yang digariskan Pasal 10 ayat 1 UU No.14 Tahun 1970, yakni dalam menyelengarakan kekuasaan Kehakiman, pelaksanaanya dilakukan oleh MA beserta badan lingkungan peradilan yang ada dibawahnya. Pola dan sistem MA dengan lingkungan peradilan yang sudah ada sebelumnya tidak mengalami perubahan. Keberadaan MA bukan satu-satunya penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman, ditegaskan juga pada Pasal 1 UU No. 14 Tahun 1985, sebagaimana diubah dengan UU No.5 Tahun 2004 UU MA, yang berbunyi: “Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku kekuasaan Kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ” Jadi, menurut Pasal 1 UU MA ini pun: 1. MA bukan lagi satu-satunya pelaku dan penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman, 2. Akan tetapi, MA hanya salah satu dari pelaku dan penyelenggaraan kekuasaan Kehakiman menurut UUD 1945.

C. Jumlah Hakim Agung

Pasal 4 ayat 3 MA berbunyi: “jumlah Hakim Agung paling banyak 60 enam puluh orang”. Baru sekarang undang-undang sendiri menentukan jumlah maksimal Hakim Agung selanjutnya ditulis HA, 6 yakni paling banyak 60 orang. Berarti kurang dari 60 orang, boleh. Sebaliknya, lebih dari 60 orang dilarang undang- undang. Pengaturan yang demikian mengandung untung dan rugi. Keuntungannya, sudah ada batas tertentu yang tidak boleh dilampaui. Kapan saja dibutuhkan dapat diangkat HA, asal belum sampai batas 60 orang. Kerugiannya, apabila keadaan membutuhkan jumlah HA harus melebihi 60 orang,tuntutan ini tidak terlaksana segera sebeum ketentuan Pasal 4 ayat 3 diamandemen melalui DPR, sehingga kebutuhan yang mendesak tidak bisa direalisasi selama DPR melakukan perubahan atas ketentuan tersebut.

D. Tugas Dan Wewenang Mahkamah Agung

Menurut Undang-undang Dasar 1945, wewenang Mahkamah Agung adalah: 1. Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, kecuali undang-undang menentukan lain; 6 M. Yahya Harahap, S.H., Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, Cetakan Pertama 2008. 2. menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang; dan 3. kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang. Sedangkan Fungsi Mahkamah Agung menurut UUD 1945 ada 5, yaitu: a. Fungsi Peradilan 1 Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, 7 Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar. 2 Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang kewenangan mengadili. permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun 1985 dan semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku Pasal 33 dan Pasal 78 Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985 7 M. Yahya Harahap. 1997. Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan Dan Penyelesaian Sengketa. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122