teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim Pasal 32 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
1985.Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan Pasal 36 Undang-undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985. c.
Fungsi Mengatur
8
1 Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan
bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah
Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan
Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang- undang No.14 Tahun 1985.
2 Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana
dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
d. Fungsi Nasehat
1 Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-
pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain Pasal 37 Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985.
8
HP Pangabean, Fungsi MA Bersifat Pengaturan, Tahun 1966-2003,Liberty Yogyakarta 2005.
Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi Pasal 35
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985. Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945
Pasal 14 Ayat 1, Mahkamah Agung diberikan kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara
selain grasi juga rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya. 2
Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam
rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25 Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
e. Fungsi Adminstratif
1 Badan-badan Peradilan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat 1 Undang-undang No.14 Tahun 1970 secara
organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut
Pasal 11 1 Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung
.
2 Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab,
susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan Undang- undang No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang
No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.
60
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA SENI LUKIS
A. Perlindungan Hukum Atas Karya Cipta Seni Lukis Dalam Analisis Putusan
MA No.596 KPdt.Sus2011.
Menurut Putusan MA No.596KPdt.Sus2011 Perlindungan Hukum Atas Karya Cipta Seni Lukis itu terdapat dalam Undang-Undang No.19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009
1
dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 5
Tahun 2004
2
dan Perubahan kedua dengan Undang-undang No.3 Tahun 2009. Menurut Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta yang Berbunyi :
“Hak Cipta merupakan hak eksekutif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku .
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat an-Nissa ayat 59:
3
1
Lampiran Undang-undang No. 49 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman
2
Perubahan Undang-undang No. 5 Tahun 2004 dan di Ubah menjadi No. 3 Tahun 2009
3
Departemen Agama Republik Indonesia. Al- qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV
Diponegoro, 2009.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS: An Nisa4:59 Didalam Surat An-Nisa ayat 59 ada konsep ketaatan terhadap ulil amri, dimana
ulil amri yang diyakini dalam hal ini adalah pemerintah atau juga DPR yang telah sepakat menetapkan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta,
Yang diantara Pasalnya Menyebutkan Mengenai Pencipta dalam Undang-Undang Hak Cipta mempunyai hak eksekutif.
Yang dimana dalam Putusan Ini yang terkait menurutut pasal 2 ayat 1 Undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak cipta diatas pada dasarnya
perlindungan terhadap ciptaan hanya diberikan kepada pihak pertama kali mengumumkan ciptaannya kepada masyarakat.yang dimana terkait dalam putusan
ini yaitu yang pertama kali mengumumkan ciptaanya dan memperbanyak yaitu perusahaan “Astic-Pets” jadi perlindungan ini diberikan kepada pertama kali yang
memperbanyak dan yg memgumumkan pertama kali. Menurut Pasal 42 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
yang berbunyi: “Dalam hal ciptaan yang didaftar menurut Pasal 37 ayat 1 dan ayat 2 serta
Pasal 39, Pihak lain menurut Pasal 2 berhak atas hak cipta dapat mengajuan pembatalan melalui pengadilan niaga”.
Perlindungan Hukum dalam Pasal ini sudah jelas yang dimana dalam Perkara Perdata yang dimana Perusahaan “Astic-Pets” yang pertamakali yang
memperbanyak dan mengumumkan hasil ciptaanya yang memiliki hak seksekutif yang dimaksud dalam pasal 2 ,menempuh jalur hukum melalui pengadilan niaga
Jakarta Pusat pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengajukan GUGATAN PEMBATALAN PENDAFTARAN HAK CIPTA, Nomor 031961,
milik tergugat yaitu pada lukisan “Kiki-Pets.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hakim Dalam Memberikan Putusan
MA No..596kPdt.Sus2011.
Hakim adalah manusia biasa, banyak faktor yang dapat mempengaruhi hakim dalam membuat putusan.
4
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hakim dalam membuat putusan terdiri dari :
1. Faktor Internal:
a. Iman dan kepercayaan.
b. Pengalaman.
c. Pengetahuan.
d. Kebutuhan dan perilaku hakim
.
2. Faktor Eksternal.
a. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
b. Kemauan politik penguasa.
c. Tekanan dari masyarakat.
d. Suap dan keadaan lingkungan.
4
http:www.saurasi.compedoman-membuat-putusan , Tanggal 12 Juni 2013, Jam 15:35
Bagi hakim faktor-faktor tersebut ibarat pisau bermata dua, pada satu sisi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi hakim membuat putusan yang tidak
baik dan tidak bermutu, pada sisi yang lain dapat menjadi faktor pendukung bagi hakim untuk membuat putusan yang baik dan bermutu. Dengan demikian sudah
seharusnya faktor-faktor tersebut dipahami dan dikelola dengan baik hingga menjadi faktor pendukung untuk membuat putusan yang baik dan bermutu.
Dari uraian diatas dari faktor-faktor hakim dalam memutuskan suatu putusan Ada 2 Faktor yaitu Faktor ekternal dan faktor internal. maka pada intinya Faktor-
faktor yang mempengaruhi hakim dalam memberikan putusan MA
No.596KPdt.Sus2011. Itu tidak jauh beda dari faktor eksternal dan internal. Misalnya dalam putusan MA No.596KPdt.Sus2011faktor yang mempengaruhi
hakim dalam meberikan putusan itu melihat dari segi undang-undang dan hukum yang terkait yaitu pada Undang-undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta.
C. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memberikan Putusan MA
No.596KPdt.Sus2011
Pertimbangan hakim terhadap perkara perdata khususnya dalam kasus HAKI dimulai dari tahap-tahap pemeriksaan yang meliputi: gugatan penggugat, jawaban
tergugat, replik penggugat, duplik penggugat, dan pembuktian adalah sebagai duduk perkaranya yaitu segala sesuatu yang terjadi di persidangan. Pertimbangan
hakim dalam putusanya adalah berdasarkan pada pembuktian yaitu berdasarkan