D. Perumusan Masalah
Setelah  melakukan  pembatasan  masalah  tersebut,  penulis  berusaha merumuskan masalah penelit
ian yaitu: “Apakah terdapat hubungan positif antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru di  MTs. Negeri 8 Jakarta?
”.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai pembatasan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.  Mendeskripsikan tingkat kepuasan kerja guru di MTs.N 8 Jakarta
2.  Mendeskripsikan fungsi iklim organisasi di MTs.N 8 Jakarta 3.  Mendeskripsikan hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.  Bagi  kepala  sekolah,  sebagai  bahan  masukan  untuk  memperbaiki  suasana
iklim  organisasi  dalam  sekolah  agar  meningkatkan  rasa  senang  dan  nyaman perasaan  para  guru  demi  terbentuknya  kepuasan  kerja  bagi  warga  sekolah
khususnya para guru dalam mengemban tugasnya di sekolah. 2.  Bagi  para  guru,  sebagai  cermin  untuk  lebih  giat  dan  bersemangat  dalam
melaksanakan  tugas-tugasnya  agar  mendapatkan  apresiasi  yang  bagus  dari kepala sekolah, rekan kerjanya agar tidak terjadi komunikasi yang salah dalam
bekerjasama. 3.  Bagi  peneliti  sendiri,  sebagai  bahan  masukan  dan  menambah  wawasan
mengenai konsep iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru dan menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS
A.  Kepuasan Kerja Guru 1. Pengertian Kepuasan Kerja Guru
Kepuasan  kerja  sangat  berkaitan  dengan  psikologi  seseorang.  Sejalan dengan hal tersebut T. Hani Handoko mengemukakan bahwa: “ Kepuasan kerja
job  satisfaction  adalah  keadaan  emosional  yang  menyenangkan  atau  tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
1
Kepuasan  kerja  adalah  sikap  emosional  yang  menyenangkan  dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan
prestasi  kerja.  Kepuasan  kerja  dinikmati  dalam  pekerjaan,  luar  pekerjaan,  dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
2
Pengertian  Kepuasan  Kerja menurut Tiffin dalam Moch. As’ad kepuasan
kerja  berhubungan  erat  dengan  sikap  dari  karyawan  terhadap  pekerjaannya sendiri,  situasi  kerja,  kerjasama  antara  pimpinan  dengan  karyawan.  Sedangkan
menurut  Blum  dalam  Moch.  As’ad  mengemukakan  bahwa  kepuasan  kerja
1
T.  Hani  Handoko,  Manajemen  Perilaku  dan  Sumber  Daya  Manusia,  Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2001 Cet.15, hal. 193
2
Melayu  Hasibuan  SP,  Manajemen  Sumber  Daya  Manusia,  Jakarta:  Bumi  Aksara. 2001. Cet.-2 , Edisi Revisi. hal: 202
6
merupakan  sikap  umum  yang  merupakan  hasil  dari  beberapa  sikap  khusus terhadap  faktor-faktor  pekerjaan,  penyesuaian  diri  dan  hubungan  sosial  individu
diluar  kerja.  Kepuasan  kerja  merupakan  suatu  sikap  umum  terhadap  pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran  yang diterima seorang pegawai dan
banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima. Kepuasan  kerja  adalah  sebagai  suatu  sikap  umum  seorang  individu
terhadap  pekerjaannya.  Pekerjaan  menuntut  interaksi  dengan  rekan  kerja,  atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kinerja, kondisi kerja dan sebagainya.
Seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja  itu,  sebaliknya  seseorang  tidak  puas  dengan  pekerjaannya  menunjukkan
sikap  negatif  terhadap  kerja  itu.  Perasaan  yang  berhubungan  dengan  pekerjaan melibatkan  aspek-aspek  seperti  uapaya,  kesempatan  pengembangan  karier,
hubungan  dengan  pegawai  lain,  penempatan  kerja,  dan  struktur  organisasi. Sementara  itu,  perasaan  yang  berhubungan  dengan  dirinya  antara  lain  berupa
umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
3
Sekolah  sebagai  lembaga  pendidikan  formal  merupakan  tempat berlangsungnya  proses  pendidikan  secara  teratur  denganmelibatkan  sejumlah
sumber  daya  yang  bekerjasama  untukmencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan. Sumber  daya  yang  dimaksud  meliputi  sumber  daya  manusia  kepala  sekolah,
guru, tenaga administratif dansiswa dan sumber daya bukan manusia kurikulum atau sumber belajar, fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana.
Penataan  terhadap  sumber-sumber  daya  tersebut  perlu  dilakukan  agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Guru sebagai salah satu
sumber  daya  manusia  mempunyai  peranan  yang  cukup  penting  dalam  proses pendidikan. Pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan telah menimbulkan
semacam  keyakinan  bahwa  tingkat  rendahnya  kualitas  pendidikan  banyak ditentukan  oleh  kualitas  guru.  Bila  kita  telah  sepakat  bahwa  guru  memainkan
peranan  penting  dalam  proses  pendidikan,  maka  perhatian  terhadapguru  tidak boleh diabaikan, baik dari segi pendidikannya maupun segi-segi lainnya.Terdapat
gejala bahwa kepuasan kerja guru masih tergolong rendah.
3
Moch As’ad, Psikologi Industri. Jakarta: Liberty. 1995, Cet 1, h. 104
Hal  ini  tercermin  dari  tingkat  kesejahteraan  guru  yang  relatif  rendah. Sebagai  jabatan  profesional,  sudah  selayaknya  guru  memperoleh  jaminan
hidupyang layak
dan memadai,
sebab hal
ini bukan
saja akan
menyebabkankepuasan  kerja,  tetapi  juga  memungkinkan  seorang  profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya.
Jadi  kesimpulannya  bahwa  kepuasan  kerja  guru  adalah  perasaan  yang berhubungan  dengan  pekerjaan  melibatkan  aspek-aspek  seperti  upaya,
kesempatan  pengembangan  karir,  hubungan  dengan  pegawaiguru  lain, penempatan  kerja,  dan  struktur  organisasi.  Sementara  itu,  perasaan  yang
berhubungan  dengan  dirinya  antara  lain  berupa  umur,  kondisi  kesehatan, kemampuan  dan  pendidikan.  Keadaan  emosional  yang  menyenangkan  dengan
mana  guru-guru  memandang  pekerjaan  mereka.  Kepuasan  kerja  mencerminkan perasaan  seseorang  terhadap  pekerjaannya.  Ini  dampak  dalam  sikap  positif  guru
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut pendapat Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
4
a.  Kedudukan  posisi:  Umumnya  manusia  beranggapan  bahwa  seseorang  yang bekerja  pada  pekerjaan  yang  lebih  tinggi  akan  merasa  lebih  puas  daripada
karyawan  yang  bekerja  pada  pekerjaan  yang  lebih  rendah.  Pada  beberapa penelitian  menunjukkan  bahwa  hal  tersebut  tidak  selalu  benar,  tetapi  justru
perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja. b.  Pangkat  golongan:  Pada  pekerjaan  yang  mendasarkan  perbedaan  tingkat
golongan,  sehingga  pekerjaan  tersebut  memberikan  kedudukan  tertentu pada  orang  yang  melakukannya.  Apabila  ada  kenaikan  upah,  maka  sedikit
banyaknya  akan  dianggap  sebagai  kenaikan  pangkat,  dan  kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.
c.  Umur:  Dinyatakan  bahwa  ada  hubungan  antara  kepuasan  kerja  dengan  umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45
4
www.google.comfaktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.