Lebih jauh lagi, untuk mengetahui apakah mean kedua kelompok berbeda secara statistik, maka digunakan uji-t. Dari hasil yang didapat, tercatat
taraf signifikansi sebesar 0,902. Jika p0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara yang belum menikah dengan yang sudah menikah. Berarti H
diterima dan H
a
ditolak.
4.2 Uji Hipotesis
4.2.1 Hasil Analisis Regresi Berganda
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh independent variabel yaitu sumber-sumber stres kerja kondisi pekerjaan,
masalah peran, hubungan interpersonal, pengembangan karier, struktur organisasi dan tampilan rumah dan pekerjaan terhadap kinerja dengan
menggunakan SPSS 17. Berikut adalah sajian datanya:
Tabel 4.7
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
41.732 6
6.955 11.149
.000
a
Residual 59.268
95 .624
Total 101.000
101 a. Predictors: Constant, PEKERJAAN, KONDISI, INTERPERSONAL, KARIER, ORGANISASI,
PERAN b. Dependent Variable: KINERJA
Disini dapat dilihat bahwa angka signifikansi yang diperoleh 0,000. Karena taraf signifikansi 0,05, hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan
dari Dependent Variable Kinerja dengan masing-masing Independent Variable
Sumber-Sumber Stres Kerja pada salesman PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Cabang Jakarta II. Ini berarti ada pengaruh yang signifikan dari kondisi
pekerjaan, peranan kerja, faktor interpersonal, pengembangan karier, struktur organisasi dan tampilan rumah-pekerjaan terhadap kinerja. Maka H
ditolak dan hipotesis alternatif H
a
diterima. Lebih lanjut lagi, mari kita lihat koefisien determinasi R square.
Rsquare merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar sumbangsih sumber-sumber stres kerja terhadap kinerja. Hasil penghitungannya
akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.643
a
.413 .376
.78985 a. Predictors: Constant, PEKERJAAN, KONDISI,
INTERPERSONAL, KARIER, ORGANISASI, PERAN
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi R square yang didapat dari penghitungan regresi menggunakan SPSS 17 di atas sebesar
0,413. Hal ini berarti bahwa keenam sumber-sumber stres kerja memberikan sumbangsih sebesar 41,3 bagi perubahan kinerja salesman. Dengan demikian
58,7 dipengaruhi oleh aspek lain dari indikator sumber-sumber stres kerja yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap
variabel kinerja.
Lebih lanjut lagi, dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari masing-masing variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel
Coefficients a berikut:
Tabel 4.9 Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 7.410E-17
.078 .000
1.000 KONDISI
.081 .111
.081 .732
.466 PERAN
.022 .132
.022 .166
.868 INTERPERSONAL
-.065 .105
-.065 -.622
.536 KARIER
-.201 .119
-.201 -1.683
.096 ORGANISASI
-.289 .131
-.289 -2.200
.030 PEKERJAAN
-.262 .117
-.262 -2.240
.027 a. Dependent Variable: KINERJA
Dari tabel di atas, kita dapat mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien yang dihasilkan. Untuk mengetahuinya dapat dilihat nilai
signifikansinya kolom Sig paling kanan, jika sig 0,05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap kinerja. Untuk lebih
jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Kondisi pekerjaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,081 dan
angka signifikansi 0,466, yang artinya bahwa variabel kondisi pekerjaan secara positif mempengaruhi kinerja namun tidak signifikan.
2. Masalah peran memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,022 dan angka signifikansi 0,868, yang berarti bahwa variabel masalah peran secara
positif mempengaruhi kinerja namun tidak signifikan.
3. Faktor interpersonal memiliki nilai koefisien -0,065 dan angka signifikansi 0,536, yang artinya bahwa variabel faktor interpersonal
secara negatif mempengaruhi kinerja namun tidak signifikan. 4. Pengembangan karier memiliki nilai koefisien -0,201 dan angka
signifikansi 0,096, yang berarti variabel pengembangan karier secara negatif mempengaruhi kinerja namun tidak signifikan.
5. Struktur organisasi memiliki nilai koefisien -0,289 dan angka signifikansi 0,030, yang artinya bahwa variabel struktur organisasi
secara negatif mempengaruhi kinerja dan signifikan. Jadi semakin tinggi struktur organisasi maka semakin rendah kinerjanya.
6. Tampilan rumah-pekerjaan memiliki nilai koefisien -0,262 dan angka signifikansi 0,027, yang berarti bahwa variabel tampilan rumah-
pekerjaan secara negatif mempengaruhi kinerja dan signifikan. Jadi semakin tinggi tampilan rumah-pekerjaan maka semakin rendah
kinerjanya.
Berdasarkan tabel di atas pula, dapat disusun persamaan regresi untuk kinerja, yaitu :
Kinerja = 7,410E-17 + 0,081X
1
+ 0,022X
2
– 0,065X
3
– 0,201X
4
- 0,289X
5
– 0,262X
6
Keterangan : X
1
= Kondisi pekerjaan X
2
= Masalah Peran
X
3
= Faktor interpersonal X
4
= Pengembangan Karier X
5
= Struktur organisasi X
6
= Tampilan rumah-pekerjaan Setelah koefisien regresi, kita juga bisa melihat seberapa besar
penambahan proporsi varians untuk masing-masing independent variabel terhadap kinerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable
IV R
2
R
2
Change F-Hitung
F-Tabel Signifikansi
X
1
0,093 0,093
10,25 3,94
Signifikan
X
12
0,198 0,105
11,62 3,94
Signifikan
X
123
0,223 0,025
2,51 3,94
Tidak signifikan
X
1234
0,329 0,106
11,50 3,94
Signifikan
X
12345
0,382 0,053
5,37 3,94
Signifikan
X
123456
0,413 0,031
3,04 3,94
Tidak signifikan Total
0,413
Keterangan : X
1
= Kondisi pekerjaan X
12
= Kondisi pekerjaan, masalah peran X
123
= Kondisi pekerjaan, masalah peran, faktor interpersonal X
1234
= Kondisi pekerjaan, masalah peran, faktor interpersonal, pengembangan karier
X
12345
= Kondisi pekerjaan, masalah peran, faktor interpersonal, pengembangan karier, struktur organisasi
X
123456
= Kondisi pekerjaan, masalah peran, faktor interpersonal, pengembangan karier, struktur organisasi, tampilan rumah-pekerjaan
Berikut ini adalah hasil pemaparan dari data proposi varian di atas: 1. Variabel kondisi pekerjaan memberi sumbangan sebesar 9,3 bagi
bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 10,25 3,94 sehingga dinyatakan signifikan.
2. Variabel masalah peran memberi sumbangan sebesar 10,5 bagi bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 11,62 3,94
sehingga dinyatakan signifikan. 3. Variabel faktor interpersonal memberi sumbangan sebesar 2,5 bagi
bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 2,51 3,94 sehingga dinyatakan tidak signifikan.
4. Variabel pengembangan karier memberi sumbangan sebesar 10,6 bagi bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 11,50 3,94
sehingga dinyatakan signifikan. 5. Variabel struktur organisasi memberikan sumbangan sebesar 5,3 bagi
bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 5,37 3,94 sehingga dinyatakan signifikan.
6. Variabel tampilan rumah-pekerjaan memberikan sumbangan sebesar 3,1 bagi bervariasinya kinerja salesman, dengan F-hitung F-tabel 3,04 3,94
sehingga dinyatakan tidak signifikan.
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Bab ini memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi serta saran praktis dan teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan