e. Perilaku makan yang tidak normal kebanyakan sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
f. Perilaku makan yang tidak normal kekurangan sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan
berkombinasi dengan depresi g. Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti nyetir
dengan tidak hati-hati dan berjudi h. Meningkatnya agresifitas, vitalisme, dan kriminalisme
i. Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman j. Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
Selain itu, reaksi individu terhadap stres, secara umum dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu kognitif, emosi dan tingkah laku social dalam
Herawaty, 2005.
1. Dampak Stres Terhadap Kognitif
Stres yang tingkatnya sudah tinggi bisa mengganggu ingatan dan perhatian seseorang dalam melakukan kegiatan yang melibatkan kognitif. Seorang
salesman dalam menjalankan pekerjaan untuk memasarkan produk perusahaan merasa mengalami stres yang tinggi. Terutama dalam hal
mencapai target penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan. Karena pencapaian target tersebut yang menentukan nasib dari karir mereka
selanjutnya.
Hal ini juga menyebabkan perhatian karyawan berkurang kepada bagaimana menghadapi konsumen dan calon konsumen dengan berbagai macam
karakter. Sebab dalam interaksi dengan konsumen banyak aspek yang dipertimbangkan, diantaranya bagaimana karakteristik dari konsumen yang
dihadapi. 2. Dampak Stres Terhadap Emosi
Emosi cenderung hadir ketika seseorang sedang stres dan orang juga sering untuk menggunakan emosinya untuk mengevaluasi stres yang sedang
dialaminya. Salah satu reaksi emosional yang sering muncul ketika stres adalah rasa takut fear. Rasa takut merupakan kombinasi ketidaknyamanan
psikologis psychological discomfort dan physical arousal dalam situasi yang mengancam. Ada dua kategori takut, yaitu phobia dan anxiety. Phobia
merupakan takut yang berlebihan dan tidak masuk akal yang diasosiasikan dengan peristiwa atau situasi tertentu. Sedangkan anxienty adalah perasaan
tidak nyaman yang sering terjadi pada situasi mengancam yang tidak pasti. Contohnya, laporan hasil penjualan yang ternyata tidak mencapai target yang
diberikan oleh perusahaan. Meskipun akhirnya laporan tersebut memang menggambarkan kinerja karyawan yang maksimal, tetapi hal ini dapat
mengganggu rasa aman karyawan. Karyawan akan merasa setiap pekerjaan yang sudah dilakukan dengan semaksimal mungkin tetap tidak mencapai
target penjualan dan akhirnya dapat pula mengurangi rasa percaya diri karyawan tersebut untuk bekerja.
Stres juga bisa menyebabkan terjadinya perasaan sedih atau depresi. Perasaan seperti ini merupakan hal yang normal. Perbedaan antara depresi yang normal
dan yang tidak normal terletak pada tingkat depresi itu sendiri. Depresi bisa menjadi gangguan psikologis apabila tingkatnya parah terjadi pada kurun
waktu yang lama dan frekuensi terjadinya sering. Perasaan sedih yang terjadi pada karyawan masih pada tingkat yang normal, karena stres yang dialami
karyawan tidak menyebabkannya menjadi depresi berat. Reaksi emosional lainnya adalah rasa marah anger, yang sering terjadi
ketika situasi yang ada dinilai membahayakan atau membuat frustasi, misalnya ketika sedang terjebak dalam kemacetan dan mengatasi konsumen
yang sering kali mengajukan komplain terhadap pelayanan jasanya. 3. Dampak Stres Terhadap Tingkah Laku Sosial
Stres bisa mengubah perilaku seseorang terhadap orang lain. Dalam situasi yang menyebabkan stres, seperti bencana alam, orang-orang akan bekerja
sama untuk bisa menolong orang lain. Hal ini dilakukan karena mereka mempunyai tujuan yang sama dan hanya bisa diwujudkan dengan bekerja
sama. Tapi dalam situasi lain, orang lain bisa menjadi tidak sensitif, kurang peduli dan lebih agresif terhadap orang lain.
Ketika stres diikuti dengan rasa marah, maka akan terjadi perilaku sosial yang negatif. Contohnya, seorang karyawan yang habis ditegur oleh pimpinan
akibat tingkat penjualan yang tidak mencapai target bahkan menurun, menjadi kurang sensitif terhadap segi emosional konsumen dan hanya
memperhatikan tingkat penjualannya saja. Dampak stres terhadap tingkah laku sosial dapat terlihat dari tingkah laku yang menjauhi sesamanya.
2.3 Kerangka Berfikir