13 Adapun pembinaan menurut Zakiah Daradjat yaitu:
“ pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,utuh, selaras.
Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan mengembangkan kearah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.”
5
Menurut H. M. Arifin dalam bukunya ilmu pendidikan menyatakan:
“Dalam proses pembinaan akhlak diperlukan soal perhitungan dimana proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena
segala sesuatunya telah direncanakan denagn matang. Itulah sebabnya pembinaan pada remaja usia sekolah memerlukan metode strategis khusus
menyangkit bagaimana melaksanakannya dengan melihat situasi dan kondisi pada remaja dan juga bagaiman agar proses tersebut tidak
mendapatlan hambatan dan gangguan.
6
2. Pengertian Akhlak
Akhlak sering disejajarkan dengan moral dan etika. Seperti di ketahui bahwa kata “moral dapat di artikan dengan adat kebiasaan,adat
istiadat, dan tata cara penduduk.”
7
Secara etimologi kata “akhlak” adalah bentuk jamak dari kata “khuluk” yang mengandung pengertian pada tabiat dan sikap yang di
tunjukan melalui perbuatan keseharian. Senada dengan hal ini, Hamza Ya’kub menegaskan:
Kata akhlak “berasal dari bahasa Arab yang memiki budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Ia juga disenyalir bahwa kata
tersebut mengandung segi persanaan dengan kata khulqun yang
5
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,Jakarta: Bulan Bintang 1979
6
M. Arifin, Ilmu Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 991, h. 58
7
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Keluarga, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, Cet. Ke 4, h. 11
14 berati kejadian erat hubungannya dengankhalik yang berate
pencipta dan kata makhluk yang berate diciptakan.
8
Sedangkan secara terminologi, Y. S. Marjo menjelaskan bahwa, “akhlak ialah sikap yang yang digerakan oleh jiwa yangmenimbulkan
tindakan dan perbuatan dari manusia baik terhadap Tuhan maupun terhadap manusia ataupun terhadap dirinya sendiri.”
9
Jadi pembinaan akhlak adalah proses pembinaan moral yang baik terhadap seseorang atau siswa yang dilakukan oleh seorang pembina atau
guru maupun konselor dengan berbagai macam metode yang digunakan.
3. Unsur-unsur Pembinaan
Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan yang telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun unsur-
unsur tersebut adalah:
a. Materi pada dasarnya materi pembinaan akhlak itu tergantung pada tujuan
pembinaan akhlak yang hendak dicapai. Namun secara keseluruhan dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan akhlak dapat diklasifikasikan
menjadi tiga hal pokok yaitu: masalah keimanan aqidah, masalah keIslaman syari’ah, dan masalah budi pekerti. Keseluruhan materi
pembinaan pembinaan akhlak pada dasarnya bersumber pada al-qur’an dan hadits serta Ijtihad para ulama.
10
b. PembinaPembimbing
Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam sebuah pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1 Kemampuan professional
8
Hamza Ya’kub, Etika Islam, Jakarta: Publitika, 1997, Cet. Ke-1, h. 10
9
Ys. Marjo, Kamus Populer, Surabaya: Beringin Jaya, 1997, Cet. Ke-1, h. 24
10
Zakia Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pendidikan Mental Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 38
15 2 Memiliki sifat atau kepribadian yang baik
3 Memiliki kemampuan bermasyarakat 4 Bertaqwa kepada Allah SWT
c. Peserta Terbina sasaran pembinaan akhlak faktor ini adalah salah satu unsure yang penting dalam pembinaan
akhlak, karena tujuan dari pembinaan akhlak adalah untuk keselamatan individu dalam sebuah pembinaan.
d. Metode Pengertian metode secara harfiah adalah “ jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tindakan,” karena kata “metode” berasal dari kata “meta” yang berarti melalui dan “todas” berarti jalan. Metode lazim
diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
B. Metode Pembinaan Akhlak