Hubungan perhatian ibu berkarier terhadap hasil belajar matematika : studi kasus di Madrasah Tsanawiyah Jam'iyyatul Khair

(1)

1

(Studi Kasus diMadrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNUVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M /1430 H

OLEH

ABKORIAH

102017023971


(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul :“Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil Belajar Matematika” yang disusun oleh Abkoriah, Nomor Induk Mahasiswa 102017023971, Jurusan Pendidikan Matematika. telah melalui bimbingan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, 20 Januari 2009

Yang Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Afidah Mas’ud Dr.A. Kadir, M.Pd


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul:“Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil

Belajar Matematika” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 26 Oktober 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, 26 Oktober 2009

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP : 19700528199603 2 002 ………. ………..

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Otong Suhyanto, M.Si

NIP : 150 293 239 ……….. ………

Penguji I

Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP : 19700528199603 2 002 ……….. ………

Penguji II

Abdul Muin, M.Pd

NIP : 19751201200604 1 003……… ………

Mengetahui: Dekan,

Prof. Dr.H. Dede Rosyada, MA NIP :1957100 5198703 1 003


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abkoriah

NIM : 102017023971

Jurusan / Semester : Pendidikan Metematika Angkatan Tahun : 2002

Alamat : Jl. Menjangan IV RT 001/03 Pondok Ranji Ciputat Timur Tangerang Selatan Banten

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERHATIAN IBU

BERKARIER TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA”

Adalah benar hasil karya sendiri dibawahg bimbingan dosen :

Nama : Dra. Afidah Mas’ud

NIP : 150 228 775

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Alamat : Taman Kedaung Jl.Melati No. 14 Blok D No 5/18 Pamulang

Dan

Nama : Dr. A. Kadir, M.Pd

NIP : 150 265 632

Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika

Alamat : Vila pamulang Blok DH 4 No 22 Pamulang

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima konsekwensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri.

Jakarta, 20 Januari 2009 Yang menyatakan


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perhatian ibu berkarier (X) dan variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika (Y). penelitian ini dilakukan di Mts. Jam’iyyatul Khair Ciputat pada tahun ajaran 2006/2007. Metode pelitian ini adalah survei dengan teknik korelasi subjek penelitian berjumlah 38 siswa, teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan skala perhatian ibu berkarier dan skala hasil bealajar matematika. Data dianalisis dengan menggunakan korelasi

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh positif antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika atau makin tinggi perhatian ibu berkarier makin baik pula hasil belajar matematika siswa dan sebaliknya. Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan melalui perbaikan perhatian ibu berkarier.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Penguasa alam semesta atas ridho dan kenikmatan lahir dan batin yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Penulis dalam menyelesikan skripsi ini banyak mendapat kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan, dorongan serta masukan-masukan positif atas karya ilmiah ini semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Penasihat Akademik.

4. Ibu DraAfidah Mas’ud, Dosen PembimbingI yang secara sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga selesainya skripsi ini.


(7)

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT, amin. 7. Bapak Drs. Maman Sukirman, selaku Kepala Sekolah Mts. Jam’iyyatul

Khair Ciputat Timur yang telah membantu dan memberikan kesempatan melaksanakan penelitian ini.

8. Kepada Pimpinan dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menelaah serta meminjamkan sumber literatur yang diperlukan.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, ayahanda Busro dan ibunda Sati yang tak henti-hentinya mendoakanku, selalu sabar dan limpahan kasih sayangnya dan memberikan dukungan moril serta materil. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

10. Kakaku Sofiah dan adik-adikku (Adah, Mamay, Siska, Fadlah, Fahmi) yangselalu memberikan do’a dan dukungannya kepada penulis.

11. Suamiku tercinta (Abdul Kholik S.Pd.I) yang tak henti-hentinya mendo’akanku, selalu sabar dan limpahan kasih sayangnya, memberikan dukungan moril dan materil hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.


(8)

12. Anakku tercinta (Siti Humaerotul Bariyah) yang selalu memberikan senyuman manis sebagai penghibur dikala kesepian, ketenangan dikala susah, semoga menjadi anak yang shalihah amin.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2002, Iis, Kokom, Alfi, Ipat, Endang, Sule, Anjan, Khaeriah, Elawati dan teman-teman mahasiswi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjuang keras melewati hari-hari kuliah yang penuh suka duka.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, arahan dan do’a yang telah diberikan menjadiamal shalih dan diterima oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang berlipat ganda, Amin. Semoga karya tulis ini bisa bermanfa’at bagi penulis khususnya dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan umumnya.Wassalam.

Jakarta, Januari 2009


(9)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Landasan Teori... 8

1. Pengertian Matematika ... 8

2. Pengertian Belajar ... 10

3. Hasil Belajar... 12

4. Tipe-Tipe Hasil Belajar ... 14

5. Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18

B. Perhatian ibu berkarier ... 21

1.Pengertian Perhatian... 21

2. Pengertian ibu berkarier... 22

3. Perhatian ibu berkarier... 25

4. Ciri-Ciri Ibu Berkarier ... 27

5. Faktor-Faktor Penyebab Ibu Berkarier ... 28

6. Nilai Karier Bagi Seorang Ibu ... 30

7. Problematika Ibu Berkarier... 31

C. Kerangka Berfikir... 32


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 35

B. Populasi Dan sampel Penelitian... 35

C. Metode penelitian... 35

D. Instrumen Penelitian... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Teknik Analisa Data... 48

G. Hipotesis Statistik... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

A. Deskripsi Data... 52

B. Analisis Data... 57

1. Uji Normalitas ... 57

2. Uji linearitas ... 57

C. Pengujian Hipotesis... 59

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan Product Momen ... . 38

Tabel 2 Validitas Instrument Tes Matematika ... 41

Tabel 3 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal... 45

Tabel 4 Daya Pembeda Soal ... 46

Tabel 5 Teknik Pengumpulan Data Untuk Setiap Variabel ... 47

Tabel 6 Skor Perhatian Ibu Berkarier ... 53

Tabel 7 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Perhatian Ibu Berkarier... 54

Tabel 8 Skor Tes Matematika ... 55

Tabel 9 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Tes Matematika ... 57

Tabel 10 Anava Regresi ... 59

Tabel 11 Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas... 66

Tabel 12 Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan Product Momen ... . 71

Tabel 13 Perhitungan validitas Instrumen Perhatian Ibu Berkarier setelah drop (yang valid) ... 72

Tabel 14 Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrument Angket Perhatian Ibu Berkarier... 73

Tabel 15 Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sesudah Uji Validitas ... 75

Tabel 16 Cuplikan Kurikulum Matematika Mts ... 85

Tabel 17 Reliabilitas Instrument Tes Matematika ... 86

Tabel 18 Kisi-Kisi Instrument Tes Matematika Sesudah Uji Validitas... 95

Tabel 19 Pengujian Instrument Penelitian Matematika ... 96

Tabel 20 Perhitungan Uji Normalitas Perhatian Ibu Berkarier ... 99

Tabel 21 Perhitungan Uji Normalitas Tes Matematika ... 100

Tabel 22 Hasil Pengamatan Perhatian Ibu Berkarier Dengan Hasil Belajar Matematika... 103

Tabel 23 Rekapitulasi Data Nilai Siswa ... 105

Tabel 24 Nilai- Nilai r Product Moment... 106


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Polygon Dan Histogram Instrument Perhatian Ibu Berkarier... 53 Gambar 2 : Polygon Dan Histogram Instrument Tes Matematika ... 56 Gambar 3 : Diagram Pancar Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Dengan Hasil


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas ... Lampiran 2 : Angket Perhatian Ibu Berkarier Sebelum Uji Validitas... Lampiran 3 : Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier Dengan

Product Moment... Lampiran 4: Perhitungan validitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier setelah drop

(yang valid) ... 72 Lampiran 5: Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier ... Lampiran 6 : Perhitungan Reliabilitas Instrument Perhatian Ibu Berkarier ... Lampiran 7: Kisi-Kisi Instrument Perhatian Ibu Berkarier Sesudah Uji Validitas ... Lampiran 8: Angket Instrument Perhatian Ibu Berkarier sesudah Uji Validitas ... Lampiran 9: Tes Matematika Sebelum Uji Validitas ... Lampiran 10: Cuplikan Kurikulum Matematika Mts kelas VII ... Lampiran 11:Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrument Tes Matematika ... Lampiran 12: Perhitungan Reliabilitas Instrument Tes Matematika ... Lampiran 13: Tes Matematika Sesudah Uji Validitas ... Lampiran 14: Kisi-Kisi Instrument Tes Matematika Sesudah Uji Validitas ... Lampiran 15: Pengujian Instrument Penelitian Matematika ... Lampiran 16: Perhitungan Interval Perhatian Ibu Berkarier ... Lampiran 17: Perhitungan Interval Tes Matematika ... Lampiran 18: Perhitungan Uji Normalitas Perhatian Ibu Berkarier ... Lampiran 19: Perhitungan Uji Normalitas Tes Matematika ... Lampiran 20: Penentuan Persamaan Regresi ... Lampiran 21: Perhitungan Uji linearitas regresi ... Lampiran 22: Tabel Rekapitulasi Data Nilai Siswa ... Lampiran 23: Perhitungan Koefesien Korelasi ... Lampiran 24: Perhitungan Koefesien Determinasi ... Lampiran 25: Kunci Jawaban Instrument Tes Matematika ... Lampiran 26: Nilai- nilai r Product Moment ... Lampiran 27: Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ... Lampiran 28: Daftar Luas Distribusi Normal Standar ... Lampiran 29: Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi F ... Lampiran 30: Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi X2... Lampiran 31: Surat Bimbingan Skripsi ... Lampiran 32: Surat Keterangan Penelitian ...


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu agenda penting nasional dalam rangka penciptaan dan peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas yang terus menerus dilaksanakan. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional perlu dilakukan pembenahan dalam unsur yang terkait dengan pendidikan, di antaranya penyediaan buku-buku pelajaran, sarana dan prasarana, pembinaan tenaga guru yang profesional, serta perbaikan kurikulum sekolah.

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga bukan menjadi pohon jambu.

Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia mengandung banyak asfek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya sangat kompleks itu, maka tidak sebuah batasanpun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lainnya. Perbedaan tersebut.

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambungan sistemik dan karena berlangsung semua situasi kondisi.


(15)

Sabda Rasulullah SAW:

ﻢﻠﺴﻣ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﺔﻀﻳﺮﻓ ﻢﻠﻌﻟﺍ ﺐﻠﻃ ﻥﺈﻓ ﲔﺴﺑ ﻮﻟﻭ ﻢﻠﻌﻟﺍﺍﻮﺒﻠﻃﺍ

)

ﻩﺍﻭﺭ

ﻯﺪﻋ ﻦﺑﺍ

ﻰﻘﻬﻴﺒﻟﺍﻭ

(

Artinya: “Tuntutlah ilmu walaupun di Negeri Cina, dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam”(H.R Ibnu ‘Adiy dan Baihaqi)

Proses belajar mengajar adalah aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan turut menentukan dan lingkungan itu turut membantu kegiatan belajar mengajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Proses belajar mengajar akan memperoleh kesuksesan apabila guru yang mengajar adalah orang yang benar-benar mampu dalam melaksanakan tugasnya, baik dari segi ilmu atau kemampuan yang dimiliki maupun kharisma yang dimiliki oleh guru tersebut.

Untuk meningkatkan kehidupannya, manusia akan selalu berusaha untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, usaha tersebut kita sebut pendidikan.

Mencermati kondisi di era sekarang ini, khususnya di abad dua puluh satu manusia sedang mengalami tantangan hidup yang semakin kompleks, sehingga manusia dituntut untuk lebih kreatif dan inisiatif untuk melakukan perubahan menuju perbaikan yang sebelumnya yang telah


(16)

dilakukan. Penigkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat indonesia seluruhnya, yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya pembangunan. Penekananya adalah pada harkat, martabat, hak dan kewajiban manusia. Hak tersebut tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia, baik etika, estetika maupun logika. Hal yang akan menjadi fokus masalah atau objek penelitian adalah tentang budaya keilmuan ibu dengan segala dimensi dan indikasinya yang akan dijabarkan dalam bab berikutnya.

Salah satu dari tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia yang ingin mencerdaskan kehidupan bangsa adalah dengan diselenggarakannya pendidikan yang saat ini umumnya berbentuk sebagai lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat proses belajar mengajar. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa itulah pendidikan nasional yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan dalam UU Sisdiknas (UUSPN) Bab II pasal 3, disebutkan bahwa : “Pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa-bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.1

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu mewujudkan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, serta mampu menciptakan program pendidikan yang dapat meningkatkan prestasi para peserta didik. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama tak kalah pentingnya berperan untuk mencetak generasi yang berkualitas. Generasi yang berkualitas dalam keimanannya mau pun

1

UU RI. NO 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (System Pendidikan Nasional). (Bandung :Citra Umbara)h.7


(17)

intelektualnya didukung oleh kehidupan keluarga yang berjalan dengan baik dan harmonis.

Lembaga pendidikan yang ada untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tumpuan dan harapan orang tua, siswa diharapkan memperoleh pengetahuan keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadian utama. Sebagai sarana pengembangan karier. Peningkatan status sosial dan bekal hidup lainnya di dunia dan di akhirat.2 “Sering kali kedua orang tua bekerja sehari penuh, akibatnya para guru menggantikan fungsi seorang ibu. Jelaslah bahwa pengganti ibu tersebut tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan emosional dan kejiwaan anak-anak. Hampir setiap anak-anak memiliki potensi yang tak terbatas, mereka membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan bimbingan dari seorang ibu.3

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap bersinambung sistemik dan karena berlangsung semua situasi kondisi sistematis oleh karena proses pendidikan melalui tahap-tahap bersinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi.4rapor yang diberikan oleh guru merupakan suatu hal yang dituju dan ingin dicapai oleh orang tua dan lembaga pendidikan di mana anak tersebut belajar bahkan hal itu juga merupakan suatu yang ingin dicapai dan diketahui oleh siswa itu sendiri.

Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka yang sudah atas usaha sendiri. Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang baru lahir

2

Abin Syamsudin Makmun,Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998).

3

Yedi Kurniawan, Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta : CV. Firdaus 1992). Cet. Ke-1, h. 22

4


(18)

kepribadiannya belum terbentuk, belum pempunyai warna dan corak kepribadian yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Untuk menjadi suatu pribadi perlu mendapat bimbingan, latihan-latihan dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan lingkungan pendidikan.

Banyak faktor yang dijadikan tolok ukur keberhasilan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil salah satunya dengan melihat hasil belajarnya di sekolah baik atau buruk, yang bisa diketahui melalui hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki hasil belajar baik dikatakan berhasil dalam pendidikanya, sedangkan siswa yang hasil belajarnya kurang baik dianggap tidak berhasil dalam pendidikanya.

Hasil belajar siswa yang kurang baik menyebabkan masalah bagi dunia pendidikan, sehingga perlu kita teliti apa penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Hasil belajar sebagai tolok ukur keberhasilan siswa dapat dipengaruhi dua faktor, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: kesiapan mental dan fisik, kecemasan, sikap terhadap pendidikan, kebiasan belajar, motivasi kesehatan, umur dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi: guru, lingkungan dan keluarga (ibu).

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang sangat penting salah satunya adalah faktor keluarga (ibu) artinya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik diperlukan suasana yang menyenangkan. Matematika salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan sering disebut sebagai sentral ilmu pengetahuan, matematika menurut sebagian besar siswa masih dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Sebabnya, matematika penuh dengan rumus-rumus dan memerlukan konsentrasi sempurna dalam mempelajarinya.

Peranan seorang ibu memang sangat menentukan tumbuh kembang seorang anak, berbagai penelitian membuktikan bahwa terpisahnya ibu dari anaknya pada tahap perkembangan awal banyak merusak anak itu


(19)

secara intelektual, emosional, sosial, bahkan juga fisiknya.5 Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirnnya oleh keluarganya, melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi sikp-sikap tertentu seorang ibu ataupun orang lain di lingkungan kehidupannya, akan berkembanglah konsep diri seseorang.konsep diri ini yang pada mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai .perasaan inilah yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian, atau bayangan seseorang mengenai dirinya sendiri yang keseluruhanya di sebut konsep diri. 6

Kaitannya dengan hasil belajar dalam sebuah buku membahas tentang pendidikan tersebut bahwa terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar seorang anak, di antaranya faktor lingkungan, keluarga, sekolah, teman sepermainan, atau organisasi pemuda yang telah disebut di atas, bahkan karena faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri baik fisik maupun psikis. Masalahnya apakah perhatian ibu berkarier khususnya mengenai perhatian dan kepedulian terhadap pendidikan anaknya itu dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar anaknya, dan apakah perhatian ibu berkarier itu dapat tergolong ke dalam faktor yang sangat berpengaruh dengan hasil belajar matematika anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis tertarik menyusun skripsi yang berjudul: “Hubungan Perhatian Ibu Berkarier Terhadap Hasil Belajar Matematika Di Mts Jam’iyyatul

Khair Cempaka Putih Ciputat”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, maka yang akan dibahas dibatasi. Dengan batasan-batasan sebagai berikut:

5

Conny Semiawan , et, al, Kifrah Wanita Islam Dalam Keluarga Karier Dan Masyarakat, (Jakarta, Pustaka Antar ,1996), Cet, Ke-2, h.79

6


(20)

1. Perhatian ibu berkarier

Yang diteliti disini asfek yang menunjang hasil belajar anak, berupa kelebihan-kelebihan yang dimiliki ibu berkarier, misalnya keteladanan perilaku dan pengetahuan.

2. Hasil belajar matematika

Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mempelajari suatu materi dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes dengan mengunakan instrumen yang dibuat peneliti. 3. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah siswa. Siswa disini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah kelas VIII.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1.Memberikan masukan-masukan kepada para ibu berkarier agar lebih memperhatikan anaknya.

2.Menambah khazanah intelektual.

3.Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pentingnya memberikan perhatian lebih kepada putra-putrinya.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 dan petunjuk dari dosen-dosen pembimbing baik formal maupun informal.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Matematika

Istilah Mathematics (Inggris), Mathematik (Jerman), Mathematique (Prancis), berasal dari bahasa latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan yunani, mathematike yang berarti” relating to learning”. Perkatan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge science). Perkataan matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lain yang serupa yaitu mathanein yang berarti (belajar berfikir).7

Berbagai pendapat muncul, tentang pengertian matematika, baik dipandang dari ilmu pengetahuan maupun pengalaman masing-masing yang berbeda. Berdasarkan ertimologis (Elea Tinggi, 1972; 5), Matematika berarti: “Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara bernalar”. Ini berarti dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), matematika terbentuk dari hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan proses dan penalaran Russefendi (ET, 1980 :148).8

Lebih lanjut dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer Suherman mengemukakan beberapa pengertian matematika menurut para tokoh antara lain:

1. James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainya dengan jumlah banyak yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

2. Menurut Jhonson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan,

7

Herman Suherman, dkk,Strategi Pembelajaran Kontemporer,(Jakarta: Jica, 2002), h. 16-17

8

Herman Suherman, dkk,Strategi Pembelajaran Kontemporer,(Jakarta: Jica, 2002), h. 15


(22)

pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol yang padat lebih dari bahasa symbol mengenai ide dari pada bunyi.9

Jhonson dan Myklebust menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisinya untuk mengekpresikan hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya ialah untuk memudahkan berfikir. Sedangkan menurut Hudoyono ,”Matematika berkenaan dengan ide-ide struktur, dan hubungan yang diatur secara logis, sehingga matematika berkaitan dengan yang diatur secara logis, sehingga matematika berkaitan dengan konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan dengan penalaran dedukatif.10

Palling menyatakan bahwa ide manusia berbeda-beda tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masimg. Selanjutnya Palling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; atau cara menggunakan informasi, mengunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, mengunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang terpenting adalah pemikiran dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.11

Berkaitan dengan hasil belajar, Bruner mendefinisikan belajar matematika adalah:12

a. Belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat didalam materi pelajaran.

b. Mencari hubungan-hubungan tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika.

Loughin dan Lewis, membagi 3 aspek bidang kecakapan matematika, antara lain:

9

Herman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Jakarta: Jica, 2002), h..15-16

10

Herman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Kontemporer, (Jakarta: Jica, 2002), h..17

11

Mulyono Abdurahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 252

12

Soejono, pengajaran matematika untuk sekolah menengah , (Jakarta: Departemen Kebudayaan RI), h. 90


(23)

1. Computation Skill, yaitu suatu kecakapan yang mengacu kepada kemampuan siswa menggunakan perhitungan dalam mengerjakan soal.

2. Problem Solving Skill, suatu kecakapan yang mengacu kepada kemampuan siswa menggunakan perhitungan untuk memecahkan masalah.

3. Application Skill, suatu kecakapan berhitung dan kecakapan menyelesaikan masalah-masalah dalam situasi kehidupan nyata.13

Ada beberapa alasan mengapa matematika perlu diajarkan kepada siswa. Alasan ini dikemukakan oleh Cornelius:

a. Sarana berpikir yang jelas dan logis

b. Sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari

c. Sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman d. Sarana untuk mengembangkan kreatifitas.

e. Sarana meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.14 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pola fikir, pembuktian yang logis yang didalamnya memuat logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab didengar oleh semua lapisan masyarakat, setiap orang dimulai sejak manusia lahir tidak lepas dari belajar untuk dapat menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan serta untuk memperoleh hidup yang lebih baik lagi dari sebelumnya, baik proses belajar itu sendiri maupun tidak disadari.

13

Joula Ekaningsih Paimin,Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta :Puspa Swara, 1998) h.14

14

Joula Ekaningsih Paimin,Agar Anak Pintar Matematika, (Jakarta :Puspa Swara, 1998) h.15


(24)

Dikalangan ahli psikologi teradapat keragaman dalam cara menjelaskan/mendefinisikan makna belajar (leraning). Namun secara eksplisit maupun secaara implisit pada akhirnya terdapat pada kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi manapun konsep belajar itu selalu menunjukaan kepada suatu pengalaman tertentu.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh asfek tingkah laku. Pengetian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri .15 menurut umar tri taraharjo belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar dari bawaan bimbingan pengajar.16

Menurut James O Whittaker,” belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.17Howard L Kingskey mengatakan bahwa” belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan ”.Sedangkan menurut Dr Slameto,” belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.18

Menurut Morgan seperti yang dikutip Ngalim Purwanto, mendefinisikan bahwa:”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Menurut Crowand alice Crow, berpendapat bahwa”

15

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 2

16

Dewa Ketut Sukardi, bimbingan dan konseling sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2002), h.40

17

Syaiful Bahri Djamrah,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20

18

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 27


(25)

belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap belajar disini merupakan proses.”19

Gogne dalam teori belajarnya memberikan dua definisi tentang belajar antara lain:

a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan.

b. Perubahan terjadi melalui latihan dan pengalaman20.

Dari berbagai macam pengertian belajar, tercangkup beberapa dimensi belajar:

a. Aktivitas mental psikis, belajar merupakan kegiatan internal yang tidak dapat dilihat dari luar. Suatu hasil belajar tidak dapat dihasilkan kecuali jika individu tersebut merubah suatu perilaku seperti yang diharapkan dari belajar.

b. Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, baik dengan individu lain, benda atau dalam menghadapi suatu peristiwa. Individu yang sedang mengalami proses belajar harus aktif, bukan hanya dalam gerak badan, juga proses mental seperti pemikiran atau perasaan yang ikut bermain (belajar).

c. Belajar yang dilakukan menghasilkan perubahan-perubahan. perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari tahap belum mengetahui sampai mengetahui perubahan dari tingkah laku yang kurang baik.21

Dari beberapa pendapat para ahli disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, apektif dan psikomotor.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.22

19

Rostiyah N.K,Masalah-Masalah Keguruan, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), h.148

20

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20

21


(26)

Hasil belajar sebagaimana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer, yaitu penguasaan pengetahuan keterampilan terhadap mata pelajaran yang dibuktikan melalui tes.23 Ali Suparman mengemukakan, bahwa hasil belajar adalah penilaian keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku yang berada didalam dirinya dan tergantung pada tingkah laku yang dapat diterima atau dicapai oleh siswa secara sempurna.24

Menurut Gogne hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar dapat dikategorikan dalam 4 macam, yaitu:

a.Keterampilan motorik dalam hal ini perlu adanya koordinasi dari beberapa gerak badan

b.Informasi verbal. Seseorang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar, dalam hal ini untuk mengemukakan sesuatu perlu intelegensi.

c.Kemampuan intelektual, seseorang mampu berinteraksi dengan dunia luar dan dirinya sendiri. Dengan menggunakan simbol-simbol atau dalam bentuk representasi.

d.Strategi kognitif. Strategi kognitif adalah keterampilan intelektual khususs yang berkenaan dengan tingkah laku seseorang apa yang telah dipelajarinya.25

David Ausubel berpendapat sebagaimana dikutip oleh Ratna Wilis Dahar bahwa hasil belajar bermakna suatu proses yang mengaitkan informasi baru dengan konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.26Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, bahwa hasil belajar adalah hasil setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan diukur.27

22

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,strategi belajar menajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 20

23

Peter Salim Dan Yeni Salim,Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), h.45

24

Alwi Suparman,Desain Instruksional, (Jakarta: Pendidikan UT, 1996)h. 26

25

Syaiful Bahri Djamrah, dkk,psikologi belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 2002), h. 22

26

Ratna Wilis Dahar,Teori-Teori Belajar,(Jakarta: Erlangga, 1989), h.11

27

Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bina Aksara,1993), h. 133


(27)

Hasil pengalaman yang dicapai dari hasil usaha seseorang dalam belajar dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah proses belajar menurut afektif (sikap) dan ranah psikomotoris (keterampilan).Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah di tetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, ( e) ketermpilan motoris.dalam sisitim pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 28

Dari semua hal tentang belajar dapat dikemukan bahwa hasil belajar perubahan. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman dan latihan bukan secara kebetulan. Perubahan dari hasil belajar salah satunya adalah terbentuknya tingkah laku. Terbentuknya tingkah laku sebagai hasil belajar mempunyai 3 pokok:29

1. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan aktual dan potensial. 2. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang cukup lama. 3. Kemampuan baru diperoleh melalui usaha.

4. Tipe-Tipe Hasil Belajar

Tipe hasil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada 3 bagian, antara lain: bidang kognitif, afektif, dan bidang psikomotorik.

28

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proser Belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 22

29

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proser Belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), h. 22


(28)

Bidang tersebut tidak bisa berdiri serndiri, namun merupakan satu kesatuan yng tidak dapat dipisahkan dan harus merupakan hasil belajar disekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-ensur terdapat 3 bidang yaitu:

1). Hasil Belajar Bidang Kognitif

a. Tipe hasil belajar pengetahuan (know ledge)

Yaitu: Tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyuebutkan, menunjukan dan lain-lain.

b. Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)

Yaitu : Tingkat kemampuan yang mengharapkan teste (responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang ketahuinya, teste tidak hanya hafal serta verbalitas, tetapi memahami konsep dari fakta atau masalah yang ditanyakan kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain: membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.

c. Tipe hasil belajar penerapan(aplikasi)

Yaitu: Kemampuan yang mengharapkan responden mampu untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menggunakan penerapan, menghubungkan dan lain-lain.

d. Tipe hasil belajar analisis

Yaitu: Tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen atau unsur pembentukannya. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain: membedakan, mengklasifikasikan, membandingkan, mengkategorikan dan lain-lain.


(29)

e. Tipe hasil belajar sintesis

Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh. Jadi kemampuan sintesis adalah: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat menemukan hubungan kasual atau urutan tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas. Kata kerja oprasional yang digunakan untuk mengukurnya antara lain: menghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan, mengklasifikasikan dan lain-lain.

f. Tipe hasil belajar evaluasi

Yaitu: Kemampuan yang menuntut responden untuk dapat memuat suatu penilaian tentang suatu pernyatan, konsep, situasi, suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini antara lain: membandingkan, menilai, memutuskan dan lain-lain.30

2). Hasil Belajar Afektif

Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang condong atau mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain.

a. Recevling / attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa

b. Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan dari luar c. Valuing / penilaian yaitu segala yang berkenaan dengan nilai atau

kepercayaan terhadap suatu gejala

d. Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpulan

30

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), cet. Ke-12, h. 44-47


(30)

e. Arakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua system nilai yang dimilki seseorang.31

3). Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi antara lain:

a. Persepsi (Perception)

Level ini berkenaan dengan penggunaan organ indra untuk menangkap isyarat yang membimbing aktivitas gerak. Contoh pada level ini seperti: siswa dapat membedakan beberapa warna.

b. Kesiapan Set

Level ini menunjukan pada kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi. Contohnya seperti: siswa dapat menyusun langkah- langkah untuk membuat suatu prakarya.

c. Gerak Terbimbing (Guided Respone)

Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, hal ini meliputi peniruan (mengulang suatu gerakan yang didemonstrasikan oleh instruktur) serta trial dan eror. Contohnya: siswa dapat mengikuti langkah instrutur dalam memperagakan sesuatu.

d. Gerak Terbiasa

Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh dengan keyakinan dan kecakapan. Contoh: siswa mampu secara mandiri mengaktifkan computer dan menggunakannya.

31

Nana Sujana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1998), h.55


(31)

e. Gerak Kompleks

Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahlianya terindikasi dengan geraknya yang lancar, cepat, akurat tanpa keraguan.

f. Gerak Penyesuaian

Gerak ini berkenaan dengan keterampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasikan pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.

g. Kreatifitas

Level ini merujuk kepada penciptaan pola-pola gerak baru untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar ini menekankan kreativitas yang didasarkan pada keterampilan yang sangat hebat (piawai). Contoh: siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu.

Secara garis besar tipe-tipe hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe hasil belajar mempunyai tiga tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Bidang kognitif, yaitu berkenaan dengan kemampuan intelegensi (IQ). 2. Bidang apektif, yaitu berkenaan dengan siksap dan nilai yang mengacu

kepada tingkah laku.

3. Bidang psikomotorik, yaitu hasil belajar yang tampak pada bentuk keterampilan (skill) kemampuan bertindak.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Muhibin syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dirumuskan kedalam 3 kelompok, yaitu:

1. Faktor internal siswa yang meliputi aspek psiokologis dan aspek fisiologis (intelegensi, sikap, siswa, bakat, minat siswa dan motivasi siswa)


(32)

2. Faktor eksternal siswa yang meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.

3. Faktor pendekatan belajar.32

Menurut Gunarsa dan Surya Brata, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar digolongkan sebagai berikut33:

a. Faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan jasmani dan panca indra.

b. Faktor eksogen adalah bahan yang dipelajarinya lingkungan alami, dan sosial, instrument (kurikukum, program, sarana atau fasilitas dan guru / tenaga pengajar).

Menurut Semiawan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak adalah34:

1. Pemenuhan kebutuhan psikologis anak yang meliputi kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang. Penghargaan terhadap dirinya serta peluang untuk mengaktualisasikan dirinya. 2. Kemampuan Intelektual, meliputi:

a. Kemampuan intelektual kognitif berupa intelegensi

b.Kemampuan intelektual non kognitif berupa emosi, motivasi, kepribadian serta pengaruh lingkungan

3. Pengembangan Kreatifitas

Menurut Roesgiantiasy dan Illyas menyebutkan bahwa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah pribadi siswa, pribadi guru, struktur jaringan, sekolah sesuai dengan situasi dan faktor-faktor situasional.35

32

Muhibin Syah, Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. h. 69

33

Mexitalia Setiawati, et all, Hubungan Kecerdasan Emosional Status Gizi Dengan Prestasi Belajar, (semarang :Fakultas kedoteran , Universitas Dipenogoro, laporan penelitian , oktober, 2002 ), h.2

34

Cony R Semiawan, Belajar Dan Pembelajaran Taraf Pendidikan Usaia Dini, (Jakarta: Pereihollindo, 2002), h.11-12

35

Ilyas, Peran MotivasiMengajar Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa,


(33)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu:yang berasal dari diri orang yang belajar dan ada dari luar dirinya.

1. Faktor dari dalam diri

a. Kesehatan

Apabila seoarang selalu sakit mengakibatkan orang tidak bergairah belajar dan secara psikologi sering mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik

b. Itelegensi

Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar

c. Minat dan Motivasi

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal terbesar untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan diri sendiri, umumnya karena kesadran akan pentingnya sesuatu. Motivasi juga dapat berasal dari luar dirinya yaitu dorongan dari lingkungan, misalnya guru dan orang tua

d. Cara belajar

Perlu diperhatikan teknik belajar, bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas lainya.

2. Faktor dari luar diri

a. Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta family) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua, setatus ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua, mempengruhi pencapaian hasil belajar anak.

b. Sekolah tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrument pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru murid perkelas, mempengaruhi kegiatan belajar siswa.


(34)

c. Masyarakat

Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.

d. Lingkungan sekitar

Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat- tempat yang sejuk dapat menunjang proses belajar.

Berdasarkan pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor dari dalam dan faktor dari luar.Faktor dari dalam meliputi: kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi. Sedangkan faktor dari luar meliputi: situasi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

B. Perhatian Ibu Berkarier 1. Pengertian Perhatian

Secara bahasa perhatian dapat diartikan sebagai minat, apa yang disukai atau yang disenangi. Secara istilah perhatian berarti keaktifan jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, baik didalam maupun diluar dirinya.36 Dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsang yang datang dari lingkungan sekitar.37 Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perhatian adalah upaya mencurahkan waktu dan ruang seiring dengan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental spiritual disamping memfokuskan pembinaan kepada perkembangan jasmani serta daya intelektualnya.

Perhatian menurut ahli psikologi dibagi menjadi dua macam yaitu:

36

Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,(Jakarta : Rineka Cipta, 1998), cet, ke -2, h. 145

37

Slameto , Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:Rineka Cipta, 1991), Cet, ke-2, h. 105


(35)

a. perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. b.Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyerupai suatu

aktivitas yang dilakukan.

Dalam konteks Islam perhatian yang dimaksud lebih ditekankan kepada kemampuan memonitor atau mengontrol moralitas agar terhindar dari ancaman hukuman neraka. Dengan kata lain perhatian yang diberikan lebih kepada tanggung jawab Ilahi. Hal ini tercermin dalam firman Allah SWT (Q.S At-Tahrim: 6)

ﺓﺭﺎﺠﳊﺍﻭ ﺱﺎﻧﺍﺎﻫﺩﻮﻗﻭ ﺍﺭﺎﻧ ﻢﻜﻠﻫﺍﻭ ﻢﻜﺴﻔﻧﺍﻮﻗ ﺍﻮﻨﻣﺃ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺎﻬﻳﺍﺎﻳ

)

ﱘﺮﺤﺘﻟﺍ

:

6

(

Artinya: “Hai orang- orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”(At-Tahrim : 6)

Dari definisi-definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perhatian merupakan suatu keadaan, sikap dimana kesadaran jiwa dipusatkan kepada suatu objek tertentu baik dari dalam maupun dari luar dirinya dengan disertai reaksi-reaksi organisme yang dapat memungkinkan adanya perlakuan khusus terhadap objek tesebut.

2. Pengertian ibu berkarier

Pengertian ibu menurut kamus besar bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) halaman 365 pengertian ibu adalah: 1.Orang perempuan yang telah melahirkan seorang anak

2.Sebutan seorang wanita yang telah bersuami

3.Panggilan yang takzim kepada wanita yang sudah / belum bersuami 4.Bagian yang pokok (besar, asal dan sebagainya)


(36)

Menurut Websters New Dictionary ”karier” adalah suatu pekerjaan atau profesi yang membutuhkan suatu keterampilan dan mengikat diri sebagai suatu panggilan atau pekerjaan tetap.38

Menurut Wjs, Puswadarminta dalam kamusnya mengatakan ”karier” adalah kemajuan dalam kehidupan, perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Misalnya karier itu dicapai dengan kerja keras dan berdisiplin yang tinggi.39

Membicarakan ibu berkarier, penekanannya justru pada ”karier” itu sendiri meskipun dalam banyak hal mempunyai implikasi finansial, tetapi bukan merupakan tujuan utama. Karier dikonotasikan dengan tangga, hirarkhi dan stuktur organisasi, melibatkan perencanaan yang matang dan memungkinkan bagi individu yang potensial untuk meningkatkan posisi dan jabatanya dilingungan kerja. Artinya, tidak setiap ibu yang berkerja diluar rumah dapat disebut atau mengklaim dirinya sebagai ibu karier. Karier adalah profesi yang ditekuni secara serius dan total untuk mencapai setatus setinggi-tingginya dalam hirarkhi organisasi dilingkungan kerja. Mereka yang berorientasi karier, memandang keberhasilan kerja tidak hanya diukur dengan capaian materi, semisal gaji atau upah, melainkan juga ditentukan oleh prestasi kerja yang pada giliranya mengatarkan individu kejenjang tertinggi dalam organisasi atau atau pun prestige sosial lainnya.

Ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan profesi seperti bidang usaha, perkantoran dan sebagainya dilandasi pendidikan keahlian seperti keterampilan, kejujuran dan sebagainya yang menjanjikan untuk mencapai kemajuan. Ibu berkarier biasanya memiliki pendidikan atau pengalaman khusus, menjalani profesi sebagai suatu panggilan dan menekuninya seumur hidup melalui jenjang- jenjang peningkatan tertentu dan melakukanya secara fulltime.40

38

Websters New Dictionary,United Staties Of America, tp, tth, h.208

39

Wjs Puswadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka, 1976) h1147

40

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.29


(37)

Dari dua pengertian diatas menggambarkan adanya upaya untuk mengetahui perbedaan yang jelas antara kecendrungan wanita dan laki-laki dan sekaligus pula menjelaskan bahwa isu untuk memposisikan perbedaan peran wanita dan laki-laki dalam interaksi sosial mereka di masyarakat. Seorang wanita untuk menyandang predikat karier itu tidaklah mudah, dalam arti bukan merupakan suatu yang secara tiba-tiba diraihnya. Tetapi pada umumnya harus melalui usaha keras disertai kesabaran, ketekunan dan kontinyuitas yang panjang, kalau memang seseorang sudah dapat membentengi akan berbagai hal yang semula tidak dibayangkan, maka jalan menuju garis harapan akan segera terwujud.

Sedangkan yang dimaksud ibu berkarier menurut Prof. Dr. Maftuhah Yusuf: “Ibu berkarier, adalah ibu yang atas kemauan, asfirasi serta keinginan mendapatkan kepuasan dari berkerja diluar rumah tangga, dengan suatu fropesi yang mempersyaratkan keahlian, ketekunan dan dedikasi tertentu.41

Menurut Prof. Dr.M. YunanYusuf ibu berkarier adalah ibu yang berkerja diluar rumah yang dalam pekerjannya memerlukan pengetahuan dan keahlian khusus untuk berkerja dibidang profesinya.42

Berkarier adalah berkerja untuk mengembangkan kemajuan diri dalam pekerjaan. Jadi, berkarier dapat juga dikaitkan dengan harapan yang didalamnya ada standar keunggulan tertentu.

Sebagaimana didefinisikan oleh Dr. Muri’ah ibu berkarier adalah ibu yang menekuni atau mencintai suatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif lama, untuk suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Umumnya karier, ditempuh oleh ibu diluar rumah sehingga ibu karier tergolong mereka yang berkifrah di sekolah publik. Disamping itu untuk berkarier, ibu harus menekuni propesi tertentu yang membutuhkan kemampuan kapasitas dan keahlian dan acap kali hanya bisa diraih dengan persyaratan telah menempuh pendidikan tertentu.43

41

Maftuhah Yusuf, Problematika Wanita Karier, makalah seminar. IIQ 1986.

42

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.16

43

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.30


(38)

Jadi, suatu pekerjaan baru dikatakan sebagai karier, apabila pekerjaan itu diperoleh atau dilakukan berdasarkan pendidikan khusus atau keterampilan, dan merupakan suatu program tetap yang membutuhkan keseriusan dalam pengembanganya. Disini yang paling menentukan adalah ada keahlian tertentu yang dimiliki dan tidak bersifat sampingan yakni merupakan pekerjaan tetap serta ada ambisi untuk maju dalam pekerjaanya.

Untuk mencapai puncak karier yang diinginkan seorang harus menyiapkan dirinya, baik yang bersifat materi maupun moril. Hal ini sangat jelas, sangat diperlukan oleh ibu berkarier, karena dalam meniti karier kadang-kadang harus melalui perjalanan yang cukup panjang dan terjal, sehingga untuk dapat melangkah ke jenjang kenaikan karier yang dicita-citakan adalah merupakan suatu perjuangan tersendiri. Disamping itu seseorang bisa saja naik turun dalam kariernya.

Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ibu berkarier adalah ibu yang berkecimpung dalam kegiatan fropesi.kegiatan seperti bidang usaha, keterampilan, kejujuran, dan sebagainya yang menjajikan untuk kemajuan.

3. Perhatian Ibu Berkarier

Perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya seorang ibu berkarier mncurahkan waktunya yang sedikit dengan penuh kesadaran dengan cara mengawasi dan membinanya guna mendorong anak mendapatkan hasil belajar dan harmonis untuk belajar anak dirumah.

Dalam praktiknya perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kebutuahan kewajiban, pembawaan, latihan, keadaan jasmani, suasana jiwa dan sekitar kita kuat tidakanya rangsangan dari objek itu sendiri.44

Dalam teori psikologi dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya perhatian yang diberikan ibu terhadap

44


(39)

anaknya. Secara umum faktor-faktor yang dimaksud bergantung pada 2 aspek:45

Pertama : aspek internal, meliputi kondisi jasmani rohani dan intelektual ibu selaku pemberi perhatian merupakan hal terpenting adalam aspek ini. Contoh: ibu berkarier yang keadaan jasmaninya dan rohaninya lemah tentu tidak dapat memberikan perhatian yang lebih besar, karena mereka sendiri memiliki keterbatasan tersebut dapat dikarenakan antara lain: bodoh, gila, cacat, sering sakit dan lain-lain.

Kedua: asfek eksternal, yaitu kondisi-kondisi diluar ibu berkarier selaku pemberi perhatian seperti keadaan ekonomi, budaya sekitar, rangsangan dari objek itu sendiri dan lain-lain.

Berdasarkan intensitasnya perhatian dibagi menjadi dua: 1) Perhatian insentif

2) Perhatian tidak insentif Berdasarkan

Semakin tinggi kesadaran dan kesiapan yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman, berarti semakin insentif perhatiannya. Dalam hal ini membantu suksesnya aktivitas yang dilakukan tersebut.46

Perhatian ibu berkarier guna mendorong anak untuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan secara aktif mengatur dan memonitor waktu anak.

Khususnya di Indonesia gerakan emansipasi menuntut apa yang disebut peran ganda wanita. Wanita boleh memasuki bidang dan tugas yang seharusnya untuk kaum laki-laki, karena konstitusinya tidak melarang yang lain. Selain itu wanita tetap mengemban atau mempertahankan kodrat kewanitaannya, yaitu tetap menjalankan tugas-tugas kewanitaan, seperti hamil, menyusui, merawat anak dan mengurus

45

Fuaddin, Pengasuh Anak Dalam Keluarga Islam,(Jakarta: Lembaga kajia Agama dan Gender, 1999), h.65

46

Humaidi Surya Barata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo 2002), Cet, ke-7 h.14


(40)

rumah tangga. Disamping melayani suami, jadi wanita harus memainkan kariernya ia harus meraih 2 sukses sekaligus yaitu:

1. Sukses dengan tugas kewanitaanya yang sesuai dengan kodratnya. 2. Sukses dalam berkarier.47

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perhatian ibu berkarier adalah sikap atau upaya seorang ibu berkarier mencurahkan waktunya yang sedikit untuk mengawasi dan membina serta mendorong anaknya untuk mendapat kan hasil yang baik

4. Ciri–Ciri Ibu Berkarier

Berkarier adalah bekerja untuk mengembangkan kemajuan diri dalam pekerjaan. Membicarakan ibu berkarier, penekananya justru pada ‘karier’ itu sendiri meskipun dalam banyak hal mempunyai implikasi finansial, tetapi bukan merupakan tujuan utama.

Menurut Siti Musdah Mulia ciri- ciri umum ibu berkarier adalah memiliki konsep diri yang lebih positif, mandiri , profesional, dan bakat kepemimpinan yang baik.ketika masih kanak-kanak, mereka pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan minat yang luas.pengaruh orang tua sangat dominan dalam menumbuhkan dan merangsang minat anak.48

Sementara itu Hafidz Anashary memberikan ciri-ciri ibu berkarier sebagai berikut:

a. Aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

b. Kegiatan yang dilakukan itu merupakan kegiatan profesional sesuai dengan bidang yang ditekuninya, baik dibidang politik, ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, ketentaraan, dan lai-lain.

47

Ibnu Ahmad Dahniri,Peran Ganda Wanita Modern, (Jakarta:Cv Pustaka Al- Kausar ,1991)h. 12-13

48

Mulia Siti Musdah Dan Marzani Anwar,Keadilan Dan Kesetaraan Jender (Perspektif Islam),(Jakarta:Departemen Agama, 2001), h.45


(41)

b.Bidang-bidang yang ditekuni ibu berkarier dapat mendatangkan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan atau jabatan dan sebagainya49

Menurut G. Alper ciri-ciri ibu berkarier yang baik yakni:50

1.Menyukai situasi kerja yang menunutut tanggung jawab pribadi, sebagai tantangan untuk maju

2.Memilih tujuan yang realistis sebagai upaya untuk mengembangkan karier

3.Catatan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan mengharapkan cepat memperoleh umpan balik

4.Senang berkerja sendiri dan bersaing untuk menunjukkan kemajuan prestasinya.

Ibu berkarier biasanya memiliki pendidikan dan pengalaman khusus, menjalani profesi sebagai suatu panggilan dan menekuninya seumur hidup melalui jenjang-jenjang penigkatan tertentu dan melakukannya secara full time.51

Berdasarkan pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri ibu berkarier adalah: aktif melakukan kegiatan, kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang professional, sesuai bidang yang ditekuni, dan bidang yang ditekuninya dapat mendatangkan kemajuan.

5. Faktor-Faktor Pendukung Ibu Berkarier

Seorang doktor filsafat wanita Indonesia yang lulus cumlaud. Teoty Heraty Noerhadi, kini menjabat sebagai ketua jurusan filsafat sastra universitas Indonesia dalam suatu wawancara di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) mengatakan; bahwa gejala kaum wanita bekerja diluar rumah

49

Hafidz, Wardah dan Tatif Kirnawati , Perempuan Dan Pengembangan Study Kebijakan Pemerintah dan Islam Dalam Program Pengembangan Perempuan,(Jakarta :tnp 1988), h. 30

50

G. Alper¸ Women and Islam, Antihistorical and Theological Inquiry, Terjemahan Yaziar Radianti, (Bandung: Pusaka, 1994), h.70

51

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.30


(42)

merupakan kenyataan yang tidak bias diingkari, karena itu masyarakat kita tidak bisa menolak gejala tersebut.

Adapun beberapa faktor yang mendorong kaum ibu terjun kedunia karier antara lain:

1. Pendidikan, kesempatan yang diberikan kepada kaum wanita merupakan faktor yang paling dominan. Sebagaimana pendidikan dirasakan mampu melahirkan ibu berkarier dalam berbagai lapangan pekerjaan. Pendidikan bagi kaum wanita tidak hanya untuk menghilangkan status dan derajat serta menghilangkan anggapan bahwa wanita itu makhluk yang lemah dan sebagainya

RosulullahSalallahu’alaihi Wasallambersabda :

ﻝﺎﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲﺿﺭ ﺮﻤﻋ ﻦﺑﺍ ﻦﻋ

:

ﻢﻠﻌﻟﺍ ﺐﻠﻃ ﻡ ﺹ ﷲﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻞﻗ

ﺔﻤﻠﺴﻣ ﻭ ﻢﻠﺴﻣ ﻰﻠﻋ ﺔﻀﻳﺮﻓ

Artinya: “Dari Umar RA. Rosulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan”.52

2. Ekonomi, Seorang ibu yang karena penghasilan suaminya tidak mencukupi terpaksa turut bekerja.

3. Sebagai alternatif, ibu bekerja bukan semata-mata karena uang, tetapi tidak betah tinggal dirumah terlalu lama, sedangkan penghasilan suaminya cukup untuk menghidupi keluarganya

Menurut Dr. Muri’ah Faktor pendukung terbesar dari ibu berkarier itu adalah pengertian dan dukungan suami. Bila seorang suami mendukung karier istri maka akan diperolah kesuksesan dalam berkarier tersebut. Sebaliknya bila dukungan suami tidak ada maka disana akan muncul konflik yang pada giliran berikutnya bisa berakibat fatal.53

52

Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Darrul Al- Fikr Al-Araby Qohirah,Tth, juz.1, h. 181

53

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.27


(43)

Secara garis besar motif yang mendasari para ibu berkarier dapat dibedakan menjadi dua motif:

1.Motif ekonomi Seorang istri yang karena penghasilan suaminya tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari

2.Motif sebagai alternaif Seorang ibu yang menganggap bahwa karier bukan cuma dambaan kaum pria, tetapi serang ibu juga mendambakannya

6. Nilai Karier Bagi Seorang Ibu

Karier mempunyai nilai positif bagi seoarang ibu. Nilai-nilai positif bagi ibu berkarir dapat dilihat dari berbagai perspektif berikut ini:54 1. Ekonomi

Berkarir berarti menekuni sutu pekerjaan yang menghasilkan intensif ekonomi dalam bentuk upah atau gaji.dengan hasil itu,wanita dapat membantu mencukupi kebutuhan keluarganya.

2. Psikologis

Berkarir umumnya diasosiasikan dengan kebutuhan ekonomis-produktif. Namun sebenarnya ada kebutuhan lain bagi setiap individu, termasuk wanita yang dapat dipenuhi dengan berkerja.diantara kebutuhan itu adalah kebutuhan akan pengakuan, penghargaan,dan aktualisasi diri. 3. Sosiologis

Acapkali dapat dijumpai di perusahaan, adanya pegawai atau karyawan yang menolak di pindahkan atau diberhentikan bukan karena khawatir kehilangan upah atau fasilitas tertentu, tetapi karena tidak ingin berpisah dengan teman kerjanya.bahkan ia rela tetep dibayar rendah, sedang ditempat yang baru gajinya lebih tinggi.ini menunjukan bahwa motif ekonomi bukan satu-satunya faktoryang melatarbelakangi seseorang berkerja dan menekuni karier.

54

Hj. Siti Muri’ah,Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.39-41


(44)

4. Religius

Berkaitan dengan perspektif pertama (ekonomi), karier bagi wanita dapat bernilai religius; sebagai wujud ibadah atau amal saleh. Jika seorang ibu berkarier untuk mencukupi kebutuhan hidup anaknya dan keluarganya, melakukanya dengan penuh ketulusan, dan menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama, maka ia telah melakukuan kebajikan.

Semantara itu nilai karier terbesar yang diperoleh dari karier adalah meningkatnya penghasilan keluarga. Tidak jarang dan bukan rahasia umum lagi banyak rumah tangga dewasa ini yang biayanya itu diupayakan oleh istri

Oleh karena itu para wanita harus memikul tugas sebagai ibu rumah tangga sekaligus memburu karier itulah di Indonesia maka dikenal istilah peran ganda wanita Indonesia harus menggapai dua sukses sekaligus, yaitu:

1. Sukses dalam mengatur rumah tangga: hamil, melahirkan, merawat anak anak dan mengatur rumah tangga

2. Sukses dalam berkarier,yaitu mampu berperan mengerjakan pekerjaan sektor publik, yang selama ini menjadi dunia kaum laki-laki.

7. Problematika Ibu Berkarier

Namun fungsi sebagai ibu berkarier ini ternyata tidak sepi dari dari problema. Ia banyak mengadung persoalan.persoalan itu antara lain:55

Tentang pengasuhan anak, secara emosional anak lebih dekat pada ibunya, ketimbang pada ayahnya.oleh sebab itu, ketergantungan anak terhadap ibu sebagai pengasuh, pendidik, serta yang mengawasi anak banyak diletakan pada ibu.

a.Tentang kerumahtanggaan.dengan istri berkarier sering diasumsikan akan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Meninggalkan rumah karena sibuk berkerja, bisa memicu konflik rumah tangga.

55

Hj. Siti Muri’ah, Wanita Karir Dalam Bingkai Islam,(Bandung :Angkasa, 2004), cet, ke-1, h.27


(45)

b.Tentang kecemburuan sosial rekan sekerja wanita sendiri, tiadak dapat dihindari persaingan didunia kerja juga melanda kehidupan berkarier. sedang tantangan yang paling berarat dirasakan oleh ibu berkarier adalah pengembangan diri dan pengoptimalan prestasi kerja. Pengembangan diri memerlukan keluangan waktu,dukungan lingkungan serta aktivitas yang harus dilipatgandakan. Hal ini juga sejalan dengan pengoptimalan prestasi kerja.

Dr. Kasy Kareel penah berbicara tentang keluarnya seorang ibu kelapangan pekerjaan dapat mengesampingkan tugas utamanya, yaitu menjadi ibu dan mengasuh anaknya.56

C. Kerangka Berfikir

Perhatian ibu berkarier adalah dorongan untuk sesuatu yang sebaik mungkin dengan mencapai suatu keberhasilan atau keunggulan yang digambarkan melalui indikator; tanggung jawab, kreatif, inovatif, keinginan menjadi yang terbaik, memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya, mengorbankan waktu dan mempertimbangkan resiko.

Perhatian ibu berkarier perlu ditumbuh kembangkan didalam peningkatan belajar karena dengan siswa memiliki perhatian ibu berkarier yang tinggi maka ia akan bersungguh-sungguh untuk belajar tanpa merasa terpaksa dan hasil yang diperoleh akan lebih optimal. Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika, diantaranya adalah faktor dari seorang ibu. Memberikan perhatian kepada anak mealakukan salah satu langkah awal yang harus dilakukan seorang ibu dalam mendidik dan memberikan pengajaran.

Memberikan perhatian adalah dorongan untuk mencapai sesuatu dengan sebaik mungkin demi mencapai suatu keberhasilan atau keunggulan yang digambarkan melalui indikator tanggung jawab, kreatif, inovatif, keinginan menjadi yang terbaik, memperhatikan umpan balik

56

Dawas,Abdullah,A, Dilema Wanita Karier menuju keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Ababil,1996), h.25


(46)

tentang perbuatannya, mengorbankan waktu, dan mempertimbangkan resiko.

Ibu berkarier merupakan ibu yang mempunyai keahlian dan memiliki kepribadian yang kuat, sehingga dengan perhatian yang dimiliki ibu akan mudah dalam membentuk interaksi kepada anak-anaknya untuk belajar dengan baik. Ucapan-ucapan ibu akan mudah diperhatikan dan diikuti oleh anaknya, sehingga disiplinpun akan dilaksanakan dirumah.

Perhatian ibu berkarier adalah kelebihan-kelebihan yang dimiliki terhadap anak-anaknya dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, dimana dengan kelebihan-kelebihan itu anak akan mengakui, menerima, tunduk dan menghormati terhadap kehendak ibu secara sukarela tidak karena terpaksa. Kelebihan-kelebihan itu digambarkan melalui indikator; memilki pengetahuan yang luas, sikap pada saat mengajar, moral yang baik, disiplin dan performance.

Pendidikan keluarga (ibu) adalah fundamental (dasar) dari pendidikan anak dimasa selanjutnya, hasil yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu di sekolah maupun dimasyarakat. Sekolah merupakan lembaga atau institusi masyarakat, didirikan oleh masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu dalam rangka mempersiapkan anggota masyarakat sebagaimana yang diharapkan masyarakat. Masyarakat yang dimaksud didalamnya termasuk Pemerintah atau Negara, lembaga pemberi kerja serta lembaga-lembaga sosial yang berkepentingan dengan hasil pendidikan.

Oleh karena itu fungsi sekolah terikat dengan target atau sasaran-sasaran yang dibutuhkan masyarakat. Masyarkat yang dimaksud masyarakat sebagai faktor lingkungan disini adalah bukan dari segi kemampuan orang-orangnya, tetapi dari segi karya manusianya, budayanya, sistem-sistemnya, serta pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun nonformal, termasuk didalamnya juga kemampuan organisasi pemuda dan sebagainya.


(47)

Dari hal diatas dapat dikatakan bahwa ibu berkarier dapat meningkatkan hasil belajar anak dalam belajar matematika. Hasil belajar siswa dalam belajar matematika disekolah-sekolah sangat kurang, hal ini terjadi karena siswa merasa tidak senang, takut untuk belajar matematika dan mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan membosankan.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut:

”Terdapat korelasi positif yang signifikan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika.”


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair, Ciputat Timur. Penelitian ini dilakukan pada semester II, yaitu bulan Januari sampai bulan Februari 2006.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi terbatas

Populasi terbatas dalam penelitian ini adalah siswa MTs. Jam’iyatul khair Ciputat timur, pada tahun ajaran 2006-2007 yang berada di kelas VII yang terdiri dari dua kelas.

2. Sampel

Sampel yang diambil dari populasi terbatas yang pengambilannya dengan menggunakan teknik random sampling (pengambilan secara acak sederhana) dari 60 siswa yang memiliki ibu berkarier diambil sampel sebanyak 38 siswa.

C. Metode penelitian

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode survei dengan teknik korelasi, di mana dalam penelitian tersebut peneliti tidak melakukan pengondisian dan mengendalikan variabel yang diteliti. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual.

Teknik korelasi digunakan untuk mengukur kadar hubungan antara perhatian ibu berkarier (x) dengan hasil belajar (y). Hubungan antara dua


(49)

Variabel di dalam teknik korelasi dalam arti keeratan hubungan antara kedua variabel.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini secara pokok melibatkan dua macam data, yaitu data yang berkenaan dengan perhatian ibu berkarier (X) dan hasil belajar (Y).

1. Perhatian Ibu Berkarier

a. Definisi konseptual perhatian ibu berkarier

Perhatian ibu berkarier adalah perhatian-perhatian yang dimiliki seorang ibu berkarier terhadap anak-anaknya dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, dimana dengan perhatian-perhatian itu anak mengakui, menerima dan menghormati terhadap kehendak seorang ibu berkarier. Perhatian-perhatian itu digambarkan melalui indikator: perhatian terhadap anak dan perkembangannya, perhatian terhadap sarana belajar anak, perhatian dan gemar terhadap hal-hal yang memiliki nilai edukatif atau yang berhubungan dengan pendidikan.

b. Definisi oprasional

Perhatian ibu berarier adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi angket tentang perhatian ibu berkarier yang didalamnya membuat indikator, keteladanan dan pengetahuan. Pengukurannya menggunakan skala nilai dengan nilai 1-4 skor 4 sampai 1 untuk pernyataan positif dan sebaliknya 1 sampai 4 untuk pernyataan negatif.

2. Hasil Belajar Matematika a. Definisi konseptual


(50)

Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh siswa dalam mempelajari suatu materi. Dan yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai hasil tes dengan menggunakan instrument yang dibuat peneliti. Hasil belajar yang digambarkan melalui indikator, menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya, menyatakan himpunan dalam diagram venn, menentukan irisan dan gabungan dari himpunan, menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan.

b. Definisi oprasional

Hasil belajar matematika adalah skor yang diperoleh siswa dalam mengisi instrumen tes matematika yang didalamnya memuat indikator-indikator, menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan dan mendata anggotanya, menyatakan himpunan dalam diagram venn menentukan irisan dan gabungan dari himpunan, menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan skor yang digunkan adalah nilai satu untuk jawaban yang benar dan jawaban yang salah diberi nilai nol.

3. Uji Validitas Instrumen

a. Uji validitas instrument angket

Untuk mengetahui validitas instrumen angket maka digunakan validitas konstruk. Hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan indikator-indikator perhatian ibu berkarir dan hasil belajar anak sehingga lebih mudah dalam penilaiannya. Pengujian validitas menggunakan product momen sebagai berikut:57

rxy=

 

 

Y

X

XY

Y

Y

X

X

2 2 2 2

57

Suharsimi Artikunto, Dasar-Dasar Ev aluasi Pendidikan, (Jakarta :Bumi Aksara), cet,V, hal 72


(51)

N: Jumlah Responden X: Skor Butir Soal Y: Skor Total

Tabel 1

Tabel validitas instrument perhatian ibu berkarier

No Soal X Y X2 Y2 XY rtabel rhitung keterangan

1 142 136 544 18496 19343 0,320 0,436 Valid

2 153 136 639 18496 20971 0,320 0,455 Valid

3 132 136 480 18496 17982 0,320 0,324 Valid

4 148 137 614 18769 20285 0,320 0,589 Valid

5 152 135 630 18225 20624 0,320 0,093 Drop

6 145 137 599 18769 19988 0,320 0,356 Valid

7 161 136 711 18496 21978 0,320 0,473 Valid

8 173 135 811 18225 23500 0,320 0,189 Drop

9 130 136 470 18496 17752 0,320 0,426 Valid

10 128 136 460 18496 17490 0,320 0,425 Valid

11 136 138 522 19241 18865 0,320 0,569 Valid

12 106 137 322 18769 14523 0,320 0,488 Valid

13 158 136 670 18496 21490 0,320 0,351 Valid

14 135 135 511 18225 18307 0,320 0,046 Drop

15 119 136 409 18496 16232 0,320 0,279 Drop

16 148 137 614 18769 20285 0,320 0,589 Valid


(52)

18 117 137 391 18769 16033 0,320 0,506 Valid

19 140 136 528 18496 19042 0,320 0,322 Valid

20 106 137 322 18769 14523 0,320 0,488 Valid

21 130 136 470 18496 17752 0,320 0,426 Valid

22 161 136 711 18496 21978 0,320 0,473 Valid

23 118 137 398 18769 16175 0,320 0,518 Valid

24 87 136 219 18496 11898 0,320 0,385 Valid

25 134 136 502 18496 18340 0,320 0,527 Valid

26 121 136 403 18496 16473 0,320 0,288 Drop

27 149 136 603 18496 20304 0,320 0,413 Valid

28 141 136 555 18496 19192 0,320 0,240 Drop

29 110 134 352 17956 14842 0,320 0,170 Drop

30 133 136 497 18496 18145 0,320 0,344 Valid

Validitas dihitung dengan menggunakan rumusrproduct moment. Dari hasil analisa statistika terhadap 30 item instrumen perhatian ibu berkarier, diperoleh 23 item yang valid dan 7 item yang tidak valid (Drop).


(53)

Untuk uji validitas instrument tes matematika alat ukur dilakukan dengan menggunakan korelasi biserial, dengan rumus sebagai berikut :58

instrument tes hasil belajar matematika menggunakan rumus koefisien korelasi biserial dari 25 item instrument hasil beljar matematika diperoleh 20 item yang valid dan 5 item yang tidak valid

q

p

S

M

M

t t p

pbi

keterangan

pbi

= Koefisien Korelasi Biserial p

M

= Rerata Skor Dari Subyek Yang Menjawab Betul Bagi Item Yang Dicari Validitasnya

t

M

= Rerata Skor Total t

S

= Standar Deviasi Dari Skor Total

p

= Provorsi Siswa Yang Menjawab Benar

q

= Provorsi Siswa Yang Menjawab Salah

(q = 1- p)

Tabel 2

TABEL VALIDITAS INSTRUMENT TES MENGGUNAKAN KORELASI BISERIAL

58

Suharsimi Artikunto, Dasar-Dasar Ev aluasi Pendidikan, (Jakarta :Bumi Aksara), cet,V, hal 79


(1)

Lampiran 28

Tabel 25

Rekapitulasi Data Nilai Siswa

Resp X Y X2 Y2 XY

S1 76 65 5776 4225 4940

S 2 77 65 5929 4225 5005

S 3 67 65 4489 4225 4355

S 4 68 60 4624 3600 4086

S 5 65 60 4225 3600 3900

S 6 66 60 4356 3600 3960

S 7 68 60 4624 4900 4086

S 8 76 70 5776 4900 5320

S 9 71 70 5041 4900 4970

S 10 78 70 4614 4900 5460

S 11 68 70 6889 4900 4760

S 12 83 70 6889 4900 5810

S 13 83 70 6561 4900 5810

S 14 81 70 7569 4900 5670

S 15 87 70 7225 4900 6090

S 16 85 80 7569 6400 6800

S 17 87 80 7225 6400 6960

S 18 85 80 9801 6400 6800

S 19 99 90 8281 8100 8910

S 20 91 90 9261 8100 8190

S 21 96 95 4624 9025 9120

S 22 68 40 3969 1600 2720

S 23 63 40 4356 1600 2520

S 24 66 50 4624 2500 3300

S 25 68 50 3600 2500 3400

S 26 60 50 3721 2500 3000

S 27 60 50 4624 2025 3050

S 28 68 45 4356 2025 3060

S 29 66 45 4356 2025 2970

S 30 66 45 5929 2025 2970

S 31 78 70 5329 4900 5390

S 32 76 70 5329 4900 5110

S 33 76 70 5226 4900 5110

S 34 76 70 5226 4900 5320

S 35 76 65 4356 4225 4420

S 36 68 65 4625 4225 4290

S 37 65 65 3969 4225 4095

S 38 65 70 5041 4900 4970


(2)

Lampiran 28

Perhitungan Koefisien Korelasi

Berdasarkan data rekapitulasi nilai yang telah dikumpulkan, maka koefisien korelasi dapat ditentukan sebagai berikut:

  

 



2



2



2

 



2







xy

r

2



2

)

2420

(

)

168450

(

38

)

2810

(

)

211437

(

38

)

2470

)(

2810

(

)

186697

(

38

xy

r

138506



300200

6940200

7094486

=

0

,

76

52

,

203910

154286

Pada taraf signifikan 5 % diperoleh nilai rtabel= 0,329. karena nilai rhitung=

0,76, maka di dapat rhitung > rtabel sehingga H0ditolak dan Ha diterima, berarti

terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian ibu berkarier dengan hasil belajar matematika siswa.


(3)

Lampiran 29

Jadi variabel perhatian ibu berkarier berkontribusi terhadap skor hasil belajar matematika siswa sebesar 57 %

Lampiran: 31

KUNCI JAWABAN

INSTRUMENT HASIL BELAJAR MATEMATIKA (pokok bahasan himpunan)

1.B 6.A 11.A 16.A

2.C 7.A 12.C 17.C

3.D 8.D 13.D 18.B

4.B 9.D 14.C 19.C


(4)

Lampiran 28

Tabel 25

Rekapitulasi Data Nilai Siswa

Resp X Y X2 Y2 XY

S1 76 65 5776 4225 4940

S 2 77 65 5929 4225 5005

S 3 67 65 4489 4225 4355

S 4 68 60 4624 3600 4086

S 5 65 60 4225 3600 3900

S 6 66 60 4356 3600 3960

S 7 68 60 4624 4900 4086

S 8 76 70 5776 4900 5320

S 9 71 70 5041 4900 4970

S 10 78 70 4614 4900 5460

S 11 68 70 6889 4900 4760

S 12 83 70 6889 4900 5810

S 13 83 70 6561 4900 5810

S 14 81 70 7569 4900 5670

S 15 87 70 7225 4900 6090

S 16 85 80 7569 6400 6800

S 17 87 80 7225 6400 6960


(5)

S 20 91 90 9261 8100 8190

S 21 96 95 4624 9025 9120

S 22 68 40 3969 1600 2720

S 23 63 40 4356 1600 2520

S 24 66 50 4624 2500 3300

S 25 68 50 3600 2500 3400

S 26 60 50 3721 2500 3000

S 27 60 50 4624 2025 3050

S 28 68 45 4356 2025 3060

S 29 66 45 4356 2025 2970

S 30 66 45 5929 2025 2970

S 31 78 70 5329 4900 5390

S 32 76 70 5329 4900 5110

S 33 76 70 5226 4900 5110

S 34 76 70 5226 4900 5320

S 35 76 65 4356 4225 4420

S 36 68 65 4625 4225 4290

S 37 65 65 3969 4225 4095

S 38 65 70 5041 4900 4970

Jml 2810 2470 211437 168450 186697 Lampiran 9

Tabel 12

1. Pengkategorian Perhatian Tinggi (Skor 54–65) No Responden Nilai Kategori nilai

1 R 19 90 Tinggi

2 R 20 90 Tinggi

3 R 21 95 Tinggi

4 R 16 80 Tinggi

5 R 17 80 Tinggi

6 R 18 80 Tinggi

7 R 10 70 Tinggi

8 R 13 70 Tinggi

9 R 32 70 Tinggi

10 R 33 70 Tinggi

11 R 39 70 Tinggi


(6)

2. Pengkategorian Perhatian Rendah (Skor 30–36) No Responden Nilai Kategori nilai

1 R 1 65 Rendah

2 R 30 45 Rendah

3 R 31 70 Rendah

4 R 3 65 Rendah

5 R 4 60 Rendah

6 R 5 60 Rendah

7 R 7 60 Rendah

8 R 28 45 Rendah

9 R 2 65 Rendah

10 R 6 60 Rendah

11 R 25 50 Rendah