mengambil tindakan untuk mengatasi masalah. Pemimpin harus mengetahui waktu yang tepat untuk memulai tindakan. Sebagai
pemimpin, berani mengambil resiko, karena setiap tindakan pemimpin memiliki resiko, memperbaiki seseorang jika mereka
salah, dan membantu orang lain. Dalam melakukan perannya, pemimpin memilih apakah bertindak atau tidak harus membuat
keputusan. Jika memilih untuk memimpin, berarti memiliki resiko untuk kecaman, konfrontasi dan menantang
kepemimpinan. Tetapi memilih tidak menjadi pemimpin juga menanggung resiko, kehilangan otonami, kesempatan berkurang
untuk mengaktualisasikan diri, dan kehilangan harga diri. Menghadapi resiko dalam kepemimpinan adalah pilihan untuk
membuka kesempatan lebih memuaskan interaksi induvidu terhadap induvidu dan untuk penghargaan yang lebih besar
terhadap kehidupan pribadi dan dalam karir.
1.6. Fungsi Kepemimpinan Efektif
Kepemimpinan efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok organisasi masing-masing dan pemimpin berada di dalam dan bukan di luar organisasi. Oleh karena itu, fungsi kepemimpinan
merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar induvidu di dalam situasi sosial suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tappen 1998; Nawawi dan Hadari 2000 fungsi kepemimpinan efektif memiliki dua dimensi yaitu dimensi yang berkenaan
dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan aktivitas memimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya, dan dimensi
yang berhubungan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi, yang
dijabarkan dan dimanifestasikan melalui kebijakan-kebijakan pemimpin. Berdasarkan dua dimensi tersebut dapat dibedakan lima fungsi pokok
kepemimpinan efektif, yaitu : 1.6.1. Fungsi instruktif
Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaan pada orang-orang yang dipimpin.
Pemimpin menentukan isi perintah, cara mengerjakan perintah, waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya dan
dimana tempat-tempat mengerjakan perintah agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Perintah yang jelas dari segi
kepemimpinan berarti juga sebagai perwujudan proses bimbingan dan pengarahan, yang dapat meningkatkan efektifitas
dan efisiensi pencapaian tujuan kelompokorganisasi. Jadi kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan
menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melaksanakan perintah.
Universitas Sumatera Utara
1.6.2. Fungsi konsultatif Pada tahap pertama dalam menetapkan keputusan, pemimpin
berkonsultasi dengan orang yang dipimpinnya untuk mendapatkan informasi. Selanjutnya pada pelaksanaan
keputusan, konsultasi dilakukan untuk memperoleh umpan balik yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan yang ditetapkan. 1.6.3. Fungsi partisipasi
Fungsi ini mewujudkan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif, antara pemimpin dengan dan sesama orang yang
dipimpin. Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan
maupun dalam melaksanakannya. Pemimpin tidak boleh hanya sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan
pelaksanaannya. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
1.6.4. Fungsi delegasi Pemimpin memberikan pelimpahan wewenang, menetapkan
keputusan, mengevaluasi tugas pokok yang dapat dilimpahkan kepada orang yang dapat dipercayai, karena fungsi delegasi
pada dasarnya berarti kepercayaan. Fungsi pendelegasian harus diwujudkan seorang pemimpin karena kemajuan dan
perkembangan organisasi tidak mungkin diwujudkan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
1.6.5. Fungsi pengendalian Kepemimpinan yang efektif mampu mengatur aktivitas
anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara
maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan,
dalam hal ini pemimpin harus aktif dengan mengikutsertakan kelompok.
2. Kemampuan Komunikasi 2.1. Defenisi Komunikasi