yang terlibat saling memberi umpan balik atas informasi yang dikomunikasikan.
2.2.4. Komunikasi Berdasarkan Jumlah Peserta Komunikasi Berdasarkan jumlah orang yang terlibat, komunikasi dapat
dibedakan atas komunikasi perorangan, komunikasi kelompok, komunikasi massa.
a. Komunikasi perorangan adalah komunikasi yang melibatkan
dua orang saja dalam suatu setting komunikasi. b.
Komunikasi kelompok adalah proses pertukaran informasi yang melibatkan lebih dari dua orang; umumnya tiga sampai
sepuluh orang. c.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang melibatkan banyak orang, misalnya; komunikasi dari radio, spanduk dan iklan,
ceramah dan sebagainya.
2.3. Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur-unsur dalam proses komunikasi terdiri dari 9 yaitu sender komunikator, encoding penyandian, message pesan, channel saluran,
decoding pengawasandian, receiver penerima, response tanggapan, feedback umpan balik dan noise atau gangguan tak terencana Effendy,
2004. Rivai 2008 menyatakan bahwa unsur atau elemen pokok di dalam proses komunikasi ada delapan yaitu :
2.3.1. Sendersource pengirimsumber adalah orang yang mempunyai ide atau nisiatif untuk mengadakan komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2. Encoding penyandian adalah lambang informasi agar dapat diteruskan dengan menterjemahkan informasi ke dalam
serangkaian simbol atau isyarat. 2.3.3. Message pesan adalah informasi yang telah dikirimkan oleh
pengirim kepada penerima. 2.3.4. Channel saluran adalah media komunikasi formal antara seorang
pengirim dan seorang penerima. 2.3.5.
Receiver penerimakomunikan adalah induvidu yang
menanggapi pesan dari pengirim. 2.3.6. Decoding pengartian adalah proses interpretasi yang dilakukan
oleh penerima terhadap suatu pesan menjadi informasi yang berarti.
2.3.7. Noise suarakebisingan adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
2.3.8. Feedback umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh
pengirim.
2.4. Proses Komunikasi
Proses komunikasi dimulai saat seorang komunikator yang mengembangkan ide membuat lambang-lambang kemudian menyampaikan
lambang dan menyampaikan pesan yang dimilikinya. Komunikator membaca lambangkode dan menggunakannya kemudian komunikan memberikan
umpan balik kepada komunikator Purwanto, 1998. Effendy 2004
Universitas Sumatera Utara
mengemukakan bahwa proses komunikasi dapat dinyatakan dalam bentuk skema.
Pengirim Sandi Pesan Pengartian Penerima
Media
gangguan Feedback
Response Skema 1. Proses komunikasi
2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Potter Perry 2005 mengindikasikan ada sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi berlangsungnya proses komunikasi yaitu :
2.5.1. Perkembangan
Sebagaian besar anak-anak lahir dengan mekanisme fisik dan kapasitas untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan
berbahasa. Tingkat perkembangan berbicara bervariasi dan secara langsung berhubungan dengan perkembangan neurologi dan
intelektual Whaley Wong, 1995, dikutip dari Potter Perry, 2005. Lingkungan yang disediakan oleh orangtua memberikan
pengaruh terhadap kemampuan untuk berkomunikasi. Agar perawat dapat berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak,
Universitas Sumatera Utara
perawat harus memahami pengaruh perkembangan bahasa dan proses berpikir.
2.5.2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi atas apa yang terjadi. Persepsi terbentuk oleh apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan
dalam persepsi antar induvidu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam komunikasi.
2.5.3. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai adalah apa yang dianggap penting dalam hidup oleh seseorang dan
pengaruh dari ekspresi pemikiran dan ide. Nilai juga mempengaruhi interpretasi pesan. Karena nilai adalah panduan umum tingkah laku,
sangat penting bagi perawat untuk mengembangkan kepekaan dalam nilai. Perawat sebaiknya tidak membiarkan nilai pribadi
mempengaruhi hubungan profesional. Gerakan tubuh yang menghakimi akan menghancurkan kepercayaan dan mengganggu
komunikasi yang efektif. 2.5.4.
Emosi Emosi adalah perasaan subjektif seseorang mengenai peristiwa
tertentu. Cara seseorang bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh emosi. Emosi mempengaruhi
kemampuan untuk menerima pesan dengan sukses. Emosi juga dapat menyebabkan seseorang salah menginterpretasikan sesuatu
atau tidak mendengar pesan. Perawat dapat mengkaji emosi klien
Universitas Sumatera Utara
dengan mengamati interaksinya dengan dokter, perawat dan keluarga. Selain itu, perawat juga harus dapat mewaspadai dan
menghindari emosi diri sendiri ketika mengasuh klien. 2.5.5.
Latar Belakang Sosiokultural Budaya adalah jumlah total dari mempelajari cara berbuat, berpikir
dan merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui tingkah laku. Budaya mempengaruhi
cara klien dan perawat melakukan hubungan satu sama lain dalam berbagai situasi, yang direfleksikan asal budayanya seperti bahasa,
pembawaan, nilai, dan gerakan tubuh. 2.5.6.
Pengetahuan Komunikasi dapat menjadi sulit ketika orang yang berkomunikasi
memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata-kata dan ungkapan yang digunakan tidak
dikenal oleh pendengar. 2.5.7. Peran dan Hubungan
Sesorang yang berkomunikasi dengan orang lain menggunakan pola peran dan hubungan yang tepat sesuai dengan peran dan pola
hubungan yang dipunyai lawan bicaranya. Akan tetapi, dapat pula terjadi peran dan hubungan diantara seseorang dengan yang lainnya
sangat berbeda. Sehingga peran dan pola hubungan yang dimiliki lawan bicara dapat diidentifikasi.
Universitas Sumatera Utara
2.5.8. Lingkungan Proses komunikasi akan menjadi lebih efektif jika dilakukan pada
kondisi yang nyaman dan kondusif. Kebisingan dan kurangnya kebebasan seseorang dapat mengakibatkan kebingungan,
ketegangan dan ketidaknyamanan dalam komunikasi. Gangguan lingkungan dapat mengganggu pesan yang dikirimkan antara dua
orang. 2.5.9. Jender
Perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses komunikasi. Pria dan wanita memiliki gaya komunikasi yang berbeda dan satu sama
lain saling mempengaruhi proses komunikasi yang unik. Tannen 1990, dikutip dari Potter Perry menyatakan bahwa friksi antara
kedua jenis kelamin bangkit karena pria dan waanita tumbuh dalam budaya yang secara esensial berbeda, maka akibatnya percakapan
tersebut mengalami lintas kultural. Perawat perlu mewaspadai perbedaan ini ketika bekerja dengan klien atau dengan anggota tim
kesehatan lainnya yang berlawanan jenis. Aktif menyimak dan mencari kejelasan akan membantu mencegah salah persepsi dan
salah paham Ebersole dan Hess, 1994 2.5.10. Ruang dan teritorial
Teritorial menetapkan makna dari hak seseorang pada suatu area dan sekitarnya. Teritorial membuat orang merasa memiliki
identitas, keamanan dan kontrol. Seseorang merasa terancam ketika orang lain memasuki teritorialnya karena akan mengganggu
Universitas Sumatera Utara
homeostatis psikologis, menimbulkan kecemasan, dan menyebabkan munculnya perasaan kehilangan kontrol. Ketika
ruang personal terancam oleh karena gangguan, respon yang bersifat defensif akan muncul, menghalangi komunikasi efektif.
Jika jarak fisik ditingkatkan, akan lebih mudah bagi klien dan perawat untuk berkomunikasi karena perawat menjadi tidak
berperan. Komunikasi pada jarak sosial tidak terlalu mengancam jika dibandingkan komunikasi pada jarak personal atau intim
karena saling berbagi pikiran secara intim jarang terjadi.
2.6. Komunikasi Interpersonal