KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen dalam perdagangan elektronik dinyatakan secara langsung menggunakan media internet, dengan menekan tombol setuju pada perjanjian dalam media elektronik seperti internet, dimana perdagangan elektronik yang pada dasarnya merupakan model transaksi jual beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Kesepakatan anatara pelaku usaha dan konsumen lahir saat kedua belah pihak bersepakat yang berarti kedua belah pihak setuju pada isi perjanjian yang dibuat dalam media internet tersebut. 2. Pelaku usaha bertanggung jawab terhadap konsumen dalam hal barangjasa yang ditawarkan kepada konsumen, serta terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen tersebut. Tanggung jawab pelaku usaha dapat dilihat dalam Pasal 9 UUPK, dan hak konsumen dalam Pasal 4 UUPK, dimana tanggung jawab pelaku usaha menjamin adanya perlindungan bagi konsumen yang melakukan perdagangan elektronik. Dalam perdagangan elektronik konsumen yang merasa dirugikan dapat meminta pertanggung jawaban pelaku usaha atas kerugian yang diderita, dapat dilakukan melalui jalur pengadilan dan diluar pengadilan. 138 Universitas Sumatera Utara 3. Penegakan hukum perlindungan konsumen dalam perdagangan elektronik dapat tercipta saat terselesaikannya sengketa yang terjadi antara pelaku usaha dan konsumen. Perlindungan konsumen menjamin adanya kepastian hukum bagi konsumen yang merasa dirugikan sehingga dapat terwujud tujuan perlindungan konsumen, jika terjadi sengketa atau konflik antar pelaku usaha dan konsumen maka dapat diselesaikan melalui : 1 Pengadilan Litigasi 2 Non Litigasi, yaitu dengan cara mengajukan gugatan melalui BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, melalui BPSK dapat ditempuh melalui 2 cara yaitu : Mediasi dan Arbitrase. Dalam perdagangan elektronik, jika terjadi sengketa ataupun konflik antara pelaku usaha dan konsumen maka dapat ditempuh juga dengan kedua cara tersebut diatas, tetapi dalam penyelesaian sengketa dengan jalan Non Litigasi, lembaga arbitrase yang dipilih adalah arbitrase cyber, dimana secara umum lembaga arbitrase dalam perdagangan konvensional dan perdagangan elektronik adalah sama tetapi perbedaannya adalah prosedur pelaksanaan dalam penyelesaian sengketa elektronik dilakukan melalui dunia maya, pelaksanaan penyelesaian sengketanya dilakukan melalui media elektronik. Para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui lembaga arbitrase dalam hal ini cyber arbitration yang sifat putusannya final dan binding. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN