Dalam Perjanjian Beli Sewa Sesuai Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”.
Dimana permasalahan dalam penelitian tersebut berbeda dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini., dengan demikian penelitian ini adalah asli, untuk
itu penulis dapat mempertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan atau
pegangan teoritis dalam penelitian.
30
Suatu kerangka teori bertujuan untuk menyajikan cara-cara untuk bagaimana mengorganisasikan dan
mengimplementasikan hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil- hasil terdahulu.
31
Sedang dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.
32
Agar tidak terjadi perbedaan pengertian tentang konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini maka perlu diuraikan pengertian-pengertian konsep yang dipakai,
yaitu sebagai berikut : Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut obyeknya,
yaitu dari segi hukumnya. Hans Kelsen berpendapat bahwa hukum adalah suatu
30
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Cetakan Ke I Bandung : Mandar Maju, 1994, hal 80
31
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Ke II, Jakarta : Rineka Cipta, 2003, hal 23
32
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Edisi I Cetakan 7, Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2003, hal 7
Universitas Sumatera Utara
perintah yang memaksa manusia untuk bertingkah laku, dan dengan adanya sanksi akan terbentuk suatu penegakan hukum. Dalam arti luas, penegakan hukum itu
mencakup pada nilai-nilai keadilan yang terkandung didalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi dalam arti sempit,
penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan Law Enforcement ke dalam bahasa
indonesia dalam menggunakan perkataan Penegakan Hukum dalam arti luas dapat pula digunakan istilah Penegakan Peraturan dalam arti sempit.
33
Dengan uraian diatas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjadikan hukum, baik dalam arti formil yang sempit maupun dalam arti materil yang luas, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para
subyek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh Undang-undang untuk menjamin
berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dari pengertian yang luas itu, pembahasan kita tentang penegakan hukum
dapat kita tentukan sendiri batas-batasnya.
34
Dalam pancasila, hukum perlindungan konsumen memperoleh landasan idiil filosofis hukumnya pada sila kelima yaitu : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pengertian keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, didalamnya terkandung
33
Hans Kelsen, Penegakan Hukum Menurut Teori Hukum Alam, www.solusihukum.com, diakses 14 Oktober 2009
34
Ibid
Universitas Sumatera Utara
suatu ‘hak’ seluruh rakyat Indonesia untuk diperlakukan sama didepan hukum. Hak adalah suatu kekuatan hukum, yakni hukum dalam pengertian subyektif yang
merupakan kekuatan kehendak yang diberikan oleh tatanan hukum. Oleh karena itu hak dilindungi oleh tatanan hukum, maka pemilik hak memiliki kekuatan untuk
mempertahankan haknya dari gangguanancaman dari pihak manapun juga.
35
Perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen agar terwujudnya tujuan
perlindungan konsumen di Indonesia. Adapun yang menjadi tujuan perlindungan konsumen adalah :
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri. b.
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang danatau jasa.
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen. Hondius memberikan pengertian yang jelas bahwa konsumen adalah pemakai
produksi terakhir dari benda dan jasa uiteindelijke gebruiker van goederen en diensten .
36
Dalam pasal 1 angka 2 UUPK yaitu : Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
35
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif, Bandung : Nusamedia, 2006, hal 152
36
Hondius, Konsumentenrecht, 1976, dalam : Mariam Darus Badrulzaman, Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku, Bandung : Binacipta,1986, hal 56-79.
Universitas Sumatera Utara
diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
37
Terkait dengan perdagangan dengan media elektronik, yaitu transaksi yang dilakukan di internet, pengertian tersebut mengungkapkan bahwa pelaku usaha adalah
pihak penyedia barang danatau jasa di internet yang merupakan orang perorangan atau badan usaha berbentuk badan hukum ataupun tidak, didirikan dan berkedudukan
di dalam wilayah hukum negara RI . Perdagangan dengan media elektronik lebih ditujukan dalam lingkup transaksi
yang dilakukan secara elektronik dengan memadukan jaringan networking dari sistem informasi berbasiskan komputer computer based information system dengan
sistem komunikasi didasarkan atas jaringan dan jasa telekomunikasi telecommunication based, yang selanjutnya di fasilitasi oleh keberadaan jaringan
komputer global internet.
38
Manfaat perlindungan konsumen di Indonesia adalah : 1.
Balancing position, dimana bertujuan agar konsumen di tempatkan sebagai subjek dalam bisnis, yang memiliki hak-hak seimbang dengan pelaku usaha
2. Pemberdayaan konsumen, yang dapat dilakukan melalui pembinaan dan
pendidikan konsumen.
37
Undang-undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
38
Edmon Makarim, Apakah Transaksi Secara Elektronik Mempunyai Kekuatan Pembuktian, www.indocyber.net, diakses 5 Desember 2009
Universitas Sumatera Utara
3. Meningkatkan profesionalisme pelaku usaha. Manfaat ini antara lain dapat
dilakukan pada orientasi pelaku usaha jangka pendek menjadi orientasi jangka panjang.
Pelaksanaan perlindungan konsumen dapat dilaksanakan melalui hukum konsumen. Hukum konsumen adalah keseluruhan azas-azas dan kaidah-kaidah yang
mengatur hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk Barang danatau jasa antara penyedia dan penggunanya, dalam kehidupan bermasyarakat.
39
Berdasarkan Undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi Elektronik Pasal 1 angka 2 selanjutnya disebut UU ITE, transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer atau media elektronik lainnya.
40
Selain itu, perlindungan hukum dapat dilaksanakan dalam bentuk substansi atau isi perjanjian antara konsumen dan
pelaku usaha. Ketentuan tentang perjanjian atau kontrak juga diatur dalam Buku III KUHPerdata. Pada buku III KUHPerdata menyatakan sistem serta jenis-jenis
perjanjian. Pasal 1 UUPK 1999 mengatur mengenai perlindungan konsumen. Namun,
pada kenyataannya UUPK 1999 belum sepenuhnya mengatur mengenai transaksi elektronik, hanya beberapa pasal saja yang dapat dipergunakan dalam transaksi
elektronik. Hal tersebutlah yang membuat masih kurangnya perlindungan bagi konsumen yang melakukan transaksi elektronik. Di dalam KUHPerdata sendiri
39
Az. Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen : Suatu Pengantar, Jakarta : CV Triarga Utama, 2002, hal 22
40
UU ITE Nomor 11 Tahun 2008, Pasal 1 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
terdapat beberapa pasal yang lazim digunakan dalam transaksi elektronik yaitu Pasal 1338 jo Pasal 1320 KUHPerdata yang mengatur mengenai kebebasan berkontrak dan
syarat sahnya perjanjian. Pasal 1338 KUHPerdata angka 1 berbunyi : semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang
membuatnya. Ketentuan pasal 1338 KUHPerdata memberikan kebebasan kepada para pihak
untuk ;
1. Membuat atau tidak membuat Perjanjian
2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun.
3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya
4. Menentukan bentuk perjanjian, yaitu tertulis atau tidak tertulis.
41
Electronic Commerce e-commerce didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan
memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Definisikan e-commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman informasi,
produkjasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya.
41
Salim H.S, Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hal 218
Universitas Sumatera Utara
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi teknologi menuju
otomatisasi transaksi bisnis. 3.
Dari perspektif pelayanan, e-commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang
4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk menjual
dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.
42
Selanjutnya Yuan Gao dalam Encyclopedia of Information Science and Technology, menyatakan e-commerce adalah penggunaan jaringan komputer untuk
melakukan komunikasi bisnis dan transksaksi komersial.
43
Kemudian di website e- commerce, e-commerce didefinisikan sebagai kegiatan menjual barang dagangan
danatau jasa melalui internet. Seluruh komponen yang terlibat dalam bisnis praktis diaplikasikan disini, seperti customer service, produk yang tersedia, cara pembayaran,
jaminan atas produk yang dijual, cara promosi dan sebagainya. Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan yang mencakup komponen
transaksi pembeli, penjual, barang, jasa dan informasi, subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan dalam hal ini adalah media elektronik yaitu :
internet.
44
Sedangkan keabsahan transaksi dan kekuatan pembuktian, dapat dilihat bahwa perdagangan elektronik tidak memerlukan hard copy. Namun demikian, setiap
42
http:www.sentralweb.com, E-Commerce, diakses 16 Agustus 2009
43
Yuan Gao, Encyclopedia of Information Science and Technology, 2005, http:wartawarga.gunadarma.ac.id, diakses 16 Agustus 2009.
44
http:wikipedia.org.id, E-Commerce, diakses 16 Agustus 2009
Universitas Sumatera Utara
transaksi diberikan tanda bukti berupa nomor atau kode yang dapat disimpan dan di cetak dikomputer. Dalam bidang hukum perdata bisnis, kegiatan didalam dunia maya,
terjadi dalam bentuk e-commerce, dimana para pelaku usaha tidak lagi secara tatap muka, tetapi hanya melakukan kegiatan usaha di dunia maya cyberworld.
45
G. Metodologi Penelitian 1. Sifat dan Jenis Penelitian