informasi yang terpadu, di mana pengguna dapat menekan mouse atau objek pada layer seperti tombol atau teks dan
menyebabkan program melakukan perintah tertentu. Sutopo, 2003:14.
Dalam hal ini semua elemen multimedia digunakan oleh penulis untuk membuat aplikasi media interaktif, yaitu
teks, gambar vector dan bitmap, suara, video, animasi 2 dimensi dan link interaktif.
2.2.3. Tahap Pengembangan Multimedia
Menurut Luther 1994, metodologi pengembangan multimedia terdiri dari enam tahap, yaitu: concept pengonsepan, design
pendesainan, material collecting pengumpulan materi, assembly pembuatan, testing pengujian dan distribution pendistribusian.
Binanto, 2010:259. Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya,
tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap concept memang harus menjadi hal yang pertama kali
dikerjakan. Sutopo 2003 mengadopsi metodologi Luther dengan
memodifikasi, seperti yang terlihat pada gambar 2.15
Gambar 2.15 Tahap Pengembangan Multimedia
Sumber: Binanto, 2010
2.2.3.1. Concept Pengonsepan
Tahap konsep yaitu menentukan tujuan aplikasi informasi, hiburan, pelatihan, dll, identifikasi penggunan
user, bentuk aplikasi presentasi, interaktif, dll dan spesifikasi umum ukuran aplikasi, dasar perancangan, target
yang ingin dicapai, dll. Pada tahap ini ditentukan definisi umum
tentang Sistem
Multimedia interaktif
dan lingkungannya.
Tabel 2.1 Contoh tabel deskripsi konsep
Judul : Permainan senam otak berbasis multimedia.
Audiens : Pelajar dan umum.
Durasi : -
Image :
Dari CD Content dengan format bitmap Format .png yang dibuat sebagai
pelengkap animasi.
Audio : Vokal dan instrumen dengan format .MP3.
Animasi :
Animasi 2D dan efek transisi dibuat sendiri.
Zooming dan gambar transisi diambil dari CD Content dengan sedikit ubahan.
Interaktivitas : Play, Next, previous, continue, skip, exit dan tombol menuju dari satu scene ke scene yang
lain.
2.2.3.2. Design Pendesainan
Pada tahap ini membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur proyek, gaya, tampilan dan kebutuhan
materialbahan untuk program. Spesifikasi dibuat cukup rinci sehingga pada tahap berikutnya, yaitu material
collecting dan assembly, tidak diperlukan keputusan baru. Tahap ini biasanya menggunakan storyboard untuk
menggambarkan deskripsi
tiap scene,
dengan mencantumkan semua objek multimedia dan tautan dari
scene ke scene lain.
2.2.3.3. Material Collecting Pengumpulan Materi
Pengumpulan bahan dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
bahan seperti gambar, animasi, audio, foto dan lain-lain yang diperlukan pada tahap selanjutnya. Bahan-bahan yang
diperlukan dalam Multimedia dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti: library, bahan yang sudah ada dari pihak
lain, atau pembuatan khusus dari pihak lain.
2.2.3.4. Assembly Pembuatan
Tahap pembuatan merupakan tahap dimana seluruh objek Multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan
pada tahap design, seperti storyboard, bagian alir, dan atau struktur navigasi.
Pada tahap ini digunakan software Adobe Photoshop CS6 dan Adobe Flash CS6. Tampilan Adobe Photoshop
CS6 dapat dilihat pada gambar 2.19 dan tampilan Adobe Flash CS6 dapat dilihat pada gambar 2.22
2.2.3.5. Testing Pengujian
Tahap pengujian dilakukan setelah menyelesaikan semua
tahap pembuatan
dengan menjalankan
aplikasiprogram dan melihatnya apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap pertama pada tahap ini disebut tahap pengujian
alpha alpha test yang pengujiannya dilakukan oleh
pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Setelah lolos dari pengujian alpha, pengujian beta yang melibatkan
pengguna akhir.
2.2.3.6. Distribution Pendistribusian
Tahap distribusi merupakan tahap dimana dilakukan penggandaan aplikasi. Penggandaan dapat menggunakan
CD atau DVD READ WRITE dan lain-lain. Tahap ini juga melakukan evaluasi terhadap suatu produk Multimedia.
Evaluasi dilakukan agar dapat mengembangkan sistem yang lebih baik.
2.3. Media Pembelajaran