BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis di Indonesia khususnya bisnis ritel kini semakin berkembang, terbukti dengan banyaknya jumlah supermarket, pasar swalayan,
hypermarket dan usaha ritel sejenis yang beroperasi di pusat-pusat kota yang semakin hari menarik minat konsumen. Dengan persaingan yang sangat ketat,
pengusaha ritel besar hampir melakukan semua cara untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya.
Pengusaha ritel terus mengembangkan strategi pemasarannya dalam upaya meningkatkan niat beli konsumen di toko mereka.
Menurut Winkel www.digilib.petra.ac.id, 2010, niat beli seseorang dapat timbul karena adanya perasaan senang yang diperkuat oleh sikap positif. Hal ini
berarti bila seseorang senang dengan suatu produk, maka niat beli konsumen dapat meningkat. Niat pembelian ulang merupakan pernyataan sikap konsumen
atas perilaku pembelian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah melakukan proses pembelian, konsumen akan mengevaluasi atas keputusan dan tindakannya
dalam membeli Suryani, 2008:19. Ketika konsumen merasa lingkungan dalam toko sesuai dengan apa yang diinginkan dan merasa puas, maka konsumen akan
memperlihatkan sikap dan perilaku positif yang dapat mempengaruhi niat konsumen untuk mengambil keputusan yaitu niat melakukan pembelian ulang di
toko tersebut. Lingkungan dalam toko telah menjadi perhatian para pengusaha ritel di
tengah persaingan bisnis ritel karena lingkungan fisik dapat mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
perilaku, sikap, dan keyakinan konsumen ke arah yang diinginkan Mowen, 2002:133. Brady dan Cronin Tjiptono, 2005:288 mengungkapkan bahwa
kualitas lingkungan fisik dalam toko terdiri dari ambient factors, design factors, dan social factors. Ambient factors merupakan faktor yang berkenaan atau
berhubungan dengan lingkungan toko seperti aroma, musik, dan temperatur. Social factors merupakan faktor yang berkenaan dengan jumlah, bentuk dan
perilaku pelanggan lain serta pramuniaga atau karyawan yang ada di dalam toko. Design factors merupakan fungsi keindahan atau estetik dari sebuah toko yang
tercermin melalui arsitekturnya, penataan, dan layout. Lingkungan dalam toko seperti aroma, musik, temperatur, suasana toko, tata ruang toko store layout,
bentuk dan perilaku dari pelanggan lain maupun pramuniaga dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian karena
keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan yang ada di sekitarnya Kotler, 2001:202.
Hypermart Matahari Food Business merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan PT Matahari Putra Prima Tbk. Sepanjang 2009, PT Matahari
Putra Prima Tbk. berhasil membukukan total omzet penjualan hingga Rp 13,8 triliun yang melonjak 15 dibandingkan penjualan tahun 2008 yang senilai Rp 12
triliun. Pada tahun 2008, Matahari telah membuka 39 gerai Hypermart di seluruh Indonesia dan 47 gerai pada tahun 2009 www.google.com, 2010. Menurut
Economic Review 2009, terdapat tiga hypermarket yang menguasai 88,59 persen omzet domestik, yaitu Hypermart menguasai 22,1 persen, Carrefour menguasai
hampir 50 persen, dan Giant Hero Group dengan pangsa 18,5 persen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Omzet Toko Modern Terbesar di Indonesia dalam US Juta
Merek Toko Format Toko
Tahun 2008
Carrefour Hipermarket
789 Ramayana
Departement Store 530
Matahari Departement Store
472 Hypermart
Hipermarket 385
Giant Hipermarket
357
Sumber: Majalah Ritel Asia 2008 dalam www.bisnis.com
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa Hypermart menduduki peringkat keempat omzet toko modern terbesar di Indonesia yaitu sebesar US 385 juta dan
peringkat kedua dalam format toko hypermarket pada tahun 2008. Pada tahun 2007, omzet penjualan Hypermart mencapai Rp 4.455 miliar, pada tahun 2008
mencapai Rp 5.662 miliar dan pada tahun 2009 mencapai Rp 6.490 miliar www.matahari.co.id, 2010. Selama periode Januari-Februari 2010, Hypermart
membukukan penjualan diperkirakan mencapai Rp 1,087 triliun. Dari keterangan di atas dapat kita lihat bahwa omzet Hypermart mengalami peningkatan penjualan
dari tahun ke tahun yang menandakan bahwa Hypermart tidak kalah bersaing dengan hypermarket lainnya dan Hypermart tetap menjadi pilihan utama
konsumen dalam berbelanja dan melakukan pembelian ulang baik karena harga yang murah, barang yang ditawarkan maupun lingkungan dalam toko. Dengan
motto “low price and more…” yang berarti harga murah dan masih banyak keuntungan lainnya, Hypermart mengharapkan jumlah konsumen yang semakin
bertambah dari tahun ke tahun. Hypermart Sun Plaza merupakan gerai kedua yang ada di Medan setelah
Hypermart Grand Palladium, sekaligus merupakan gerai Hypermart yang kedelapan belas di seluruh Indonesia. Hypermart Sun Plaza menjadi tempat
Universitas Sumatera Utara
berbelanja pilihan konsumen di kota Medan karena letaknya yang strategis, yaitu didalam salah satu plaza terbesar di kota Medan, serta dapat diakses dengan
kendaraan pribadi maupun angkutan umum, memungkinkan masyarakat menjangkaunya dengan mudah. Selain karena letaknya yang strategis, Hypermart
Sun Plaza juga memiliki lingkungan dalam toko yang menarik minat konsumen dalam berbelanja. Desain dan tata ruang toko Hypermart yang menarik
memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang yang mereka cari, musik yang diperdengarkan di dalam toko membuat suasana berbelanja menjadi
menyenangkan, aroma dalam toko yang wangi, temperatur yang sejuk, dan juga wiraniaga yang siap siaga di setiap gerai untuk melayani pelanggan yang
berbelanja, menjadi keunggulan Hypermart Sun Plaza sebagai tempat tujuan utama konsumen dalam berbelanja..
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka ingin dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Lingkungan Dalam Toko Terhadap
Niat Pembelian Ulang Pada Konsumen Hypermart Sun Plaza Medan”.
B. Perumusan Masalah